Gedung Juang Mempunyai Jejak Sejarah Panjang Cenderung Kurang Perhatian dan Tampak Kurang Terurus

Bangunan yang didominasi berwarna putih itu juga dikenal dengan nama Landhuis Tamboen itu punya gaya arsitektur Art Deco.

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Muhammad Azzam
Gedung Juang 45 Bekasi, yang tampak merana dan kuran terurus meski meninggalkan jejak sejarah panjang. 

Reo Wajah seorang sukarelawan yang selalu menjaga dan tinggal di Gedung Juang itu mengatakan ia bersama teman-temannya datang ke Gedung Juang pada tahun 2014.

Kedatangannya dikarenakan melihat kondisi Gedung Juang tak terurus dengan baik. Bahkan terkesan angker.

"Saya datang kesini dari jaman ini masih gelap gulita engga ada penerangan. Kita benahi sampai pasang penerangan. Rusak bangat, sampai akhirnya di renovasi," kata Reo, Jumat (16/8/2019).

Akan tetapi, kata Reo, usai direnovasi pemerintah setempat tak serius mengembangkan Gedung Juang sebagai destinasi wisata sejarah Bekasi. Sehingga kondisinya mulai rusak kembali.

"Kalau kita kan hanya bisa bantu bersih-bersih debu dan kotoran kelelawar saja. Ada petugas kebersihan dari Pemda tapi kan engga maksimal juga. Terus engga ada biaya perawatan," jelas dia.

Reo, seorang sukarelawan yang selalu menjaga dan tinggal di Gedung Juang 45 Bekasi.
Reo, seorang sukarelawan yang selalu menjaga dan tinggal di Gedung Juang 45 Bekasi. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Ia juga menilai pemerintah setempat kurang perhatian dalam mengembangkan Gedung Juang ini sebagai pusat kebudayaan Bekasi.

"Harus minimal gelar kegiatan, ini rata-rata kami komunitas yang gelar kegiatan. Tiap minggu kita adakan kegiatan biar tempat ini ramai pengunjung," ucap dia.

Akan tetapi ia mendengar kabar pada tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Bekasi bakal melakukan renovasi ulang dan membangun perpustaan sejarah digital.

"Semoga saja benar karena kan selama ini pergerakan pemda lambat sekali," paparnya.

Gedung Juang itu menjadi salah satu bangunan ikonik yang bersejarah di Bekasi.

Bangunan yang didominasi berwarna putih itu juga dikenal dengan nama Landhuis Tamboen itu punya gaya arsitektur Art Deco. Di mana gaya ini memperhatikan detail ornamentasi bangunan.

Seorang Sejarahwan Bekasi, Ali Anwar mengungkapkan bangunan bergaya arsitektur Ard Deco ini memiliki luas lahan 13.900 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 1.177 meter persegi.

Bangunan itu awalnya milik Khouw Tjeng Kie seorang bangsawan dari China dan tuan tanah Luitenant der Chinezen.

Mereka diperkirakan datang atau mendirikan bangunan itu pada tahun 1900. Pada saat ini mereka menyewa lahan pemerintah untuk lahan pertanian, oleh sebabnya dibangun gedung itu.

"Dulu kan pemerintah menyewakan lahan-lahan untuk pertanian. Jadi mereka punya lahan bisa ratusan hektare. Gedung itu buat tinggal dan juga pantau perkebunan dan pertanian mereka," ujar Ali Anwar kepada Wartakota, Kamis (15/8/2019).

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved