Investasi
Saham MNCN Lebih Menarik Dikoleksi Dibanding SCMA
Prospek saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN, anggota Indeks Kompas100) diyakini semakin terang hingga akhir tahun.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Prospek saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN, anggota Indeks Kompas100) diyakini semakin terang hingga akhir tahun.
Hal ini didukung berbagai upaya emiten untuk mengeluarkan aksi korporasi yang dinilai bisa berdampak positif untuk jangka panjang.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, mengatakan, target harga sebelumnya sudah berhasil ditembus MNCN yakni Rp 1.495 per saham.
Sehingga target harga berikutnya yakni Rp 1.730 per saham dengan rekomendasi maintain buy atau beli secara bertahap.
• Ingin Kompresi Database? Coba Pakai Layanan Perusahaan Rintisan Ini
"Bisa maintain buy kalau dari perspektif teknikal, sebab masih uptrend. Selain itu, dari PER 7,78 kali masih menarik, di susul DER yang masih 0,48 yang artinya beban utangnya rendah," kata Nafan seperti dikutip dari Kontan.
MNCN mencatat capaian pendapatan perusahaan dari iklan Rp 4,03 triliun, tumbuh 13,8 % secara year on year (yoy).
Terkait iklan digital, pada semester I/2019, MNCN meningkat pesat hingga 318,9 persen menjadi Rp325,2 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp77,6 miliar.
"Kalau dari sisi pendapatan cukup bagus untuk MNCN, pendapatannya mulai bergeser dari konvensional televisi ke produk-produk digital," kata pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, dalam keterangan tertulis baru-baru ini.
• Uang Orang Terkaya di Dunia Lenyap Rp 1.638 Triliun Dalam Satu Hari
Sebagai perbandingan hingga pertengahan 2019, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mengalami penurunan laba bersih 7,34 persen menjadi Rp 782,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 844,47 miliar.
Meski demikian, SCMA mencatat kenaikan pendapatan 6,91 persen menjadi Rp 2,77 triliun dibandingkan dengan 2018, yaitu Rp 2,59 triliun.
Diketahui, penyebab turunnya laba SCMA akibat beban usaha yang naik 17,42 persen menjadi Rp 604,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 514,76 miliar.
Teguh memperhatikan MNCN mengalami kenaikan lebih tinggi, karena MNCN memiliki lebih banyak konten-konten digital, sedangkan SCMA belum banyak mengembangkan produk ke digital.
"MNCN banyak masuk ke konten-konten digital, mungkin SCMA juga punya tapi saya belum (tahu)," katanya.
• Rilis Terbaru soal Transaksi Emas pada Kuartal II/2019
Mengacu pada kinerja kuartal I/2019, pendapatan iklan SCMA mencatat kontribusi Rp 1,47 triliun dan pendapatan lain-lain Rp 76,59 miliar.
Namun, perusahaan mengalami potongan penjualan Rp 295,5 miliar yang menjadikan pendapatan bersih tercatat Rp 1,25 triliun.
Teguh melihat price to earning ratio yang dimiliki MNCN jauh lebih rendah dibandingkan dengan SCMA, sehingga harga sahamnya jauh lebih murah.
"Kalau secara valuasi, MNCN lebih murah, PE Ratio lebih rendah. SCMA lebih tinggi," katanya.
Berdasarkan data, price earning ratio MNCN 8,44, sedangkan SCMA 14,60 kali.
Teguh mengatakan, MNCN memiliki tiga segmen yang berpengaruh terhadap pendapatan bisnis perseroan, yaitu iklan televisi, layanan televisi berlangganan dan digital.
"Karena MNCN banyak iklan digital jadi memang bagus sekali, meningkat signifikan dibandingkan iklan televisi itu sendiri," katanya.
Hal ini terkait pola konsumsi masyarakat sudah mulai bergeser ke arah media digital, sehingga industri digital di Tanah Air akan terus bertumbuh ke depan.
"Masa depan media itu adanya di media digital, Internet. Jadi, saya pikir MNCN lebih menarik," katanya.
• Perang Mata Uang, Mata Uang Mana yang Diuntungkan? Penjelasan Analisis Valas
Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, MNC siap bersaing untuk menjadi pemenang, bahkan sebagai market leader di industri digital.
"Tinggal diperbesar skalanya, saya rasa MNCN siap bersaing di digital," kata Hary.
Di era digital ini, ada berbagai inisiatif digital yang dilakukan untuk mendorong kinerja perseroan kian melesat.
Pertama, ada digital broadcast, di mana pemirsa bisa berinteraksi melalui gadget dengan tayangan di televisi, baik vote, comment dan lain sebagainya.
Kedua, di media sosial. Di YouTube, seluruh tayangan MNC yang di-upload sudah mendapatkan 13,7 miliar views, dengan jumlah subscriber 37,5 juta, dan merupakan yang terbesar di Indonesia.
Bulan ini, MNC Group juga akan meluncurkan OTT khusus live streaming empat TV MNC Group, yaitu RCTI Plus.
• Mau Ikut Program Akselerasi Start Up Mahasiswa Indonesia? Berikut Jadwal dan Syaratnya