Penduduk Potong Sapi Untuk Mencari Jenazah Mahasiswi
Tubuh Alana Cutland belum ditemukan, sehingga masyarakat setempat akan menggelar ritual tradisional untuk mempermudah operasi pencarian.
Dia seuka menari, dan bergabung dengan klub tari kampusnya. Dia juga senang melakukan yoga dan meditasi.

Menurut The Sun, staf san rekan-rekannya yang ikut penelitian itu menceritakan bahwa perilaku Alana berubah 180 derajat begitu dia tiba di Madagaskar.
Muncul spekulasi, perubahan drastis itu akibat reaksi kontra indikasi obat antimalaria yang diminumnya. Di laman Telegraph bahkan disebutkan nama obat itu, yakni Lariam.
"Dia tiba di sini tanggal 16 Juli, dan dia sangat semangat melakukan penelitian ini. Namun besoknya dia berubah, dan mulai menunjukkan gejala paranoid. Dia mengatakan kepada saya, takut dipenjara di Madagaskar jika tak berhasil menyelesaikan penelitian ini," kata Cedric Martin, manajer umum di Anjajavy Le Lodge, yang juga menjalan proyek konservasi kepiting itu.
Menurut Martin, di hari kepulangannya pada 25 Juli, Ruth Johnson mendapat Alana duduk di kursi dengan tatapan kosong.
"Saya langsung memanggil dokter, dan menurut dokter Alana menunjukkan gejala orang yang tidak tidur berhari-hari. Dia diam saja selama pemeriksaan, hanya melihat geraik-gerik kami," kata Martin.
Mereka menemukan obat tidur dalam jumlah cukup banyak di laci kamar Alana. Artinya, mahasiswi itu tak menyentuh sama sekali obat yang diresepkan dokter untuknya.