Paskibraka

UPDATE Paskibraka Tangsel Meninggal Mendadak, Pihak Sekolah Minta PPI dan Dispora Evaluasi Pelatihan

UPDATE Paskibraka Tangsel Meninggal Mendadak, Pihak Sekolah Minta PPI dan Dispora Evaluasi Pelatihan.

Istimewa
Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni. 

Kepergian Aurellia Quratu Aini (16). Siswi kelas XI MIPA 3, SMA Al Azhar BSD, Tangerang Selatan yang menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka  (Paskibraka) tingkat Kota Tangerang Selatan mendapat respon dari pihak sekolah.

WARTA KOTA,TANGERANG SELATAN----Humas Al Azhar, Yosef Hermawan mengatakan, perlu diadakannya evaluasi pelatihan Paskibraka oleh Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan dan Dinas Pemuda dan Olahraga Tangerang Selatan.

Bahkan Yosef menyampaikan dapat mengurangi perwakilan dari Al Azhar BSD jika tidak ada perubahan.

"Mungkin arahnya ke situ (mengurangi perwakilan) sebelum ada perubahan dari PPI atau Dispora sistem pembinaannya," ujar Yosef, Jumat (2/8/2019).

Menurut Yosef, sekolahnya sudah langganan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Paskibraka tingkat kota maupun provinsi.

"Setiap tahun siswa kita Paskibraka Tangsel dan Provinsi pasti ada perwakilan," jelasnya.

Ketua PPI Tangerang Selatan Warta Wijaya menjelaskan, dalam latihannya didampingi oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan jadwal setiap hari mulai pukul 06.00 - 16.00 WIB.

Porsi latihan seperti itu, kata Warta, sama seperti latihan Paskibraka sebelum-sebelumnya

"Porsi latihan sama setiap tahu , kami bersama dari Kavaleri, ini bukan pertama kali didampingi," katanya.

UPDATE Jejak Buku Diary Merah Putih Aurel dan Teror Sadis Senior Paskibra Tangsel

Aurel Dihukum Makan Kulit Jeruk, Squat Jump dan Ditampar

Malang nian nasib yang menimpa Aurellia Quratu Aini (16). Siswi kelas XI MIPA 3, SMA Al Azhar BSD, Tangerang Selatan ini tewas mendadak diduga karena dipersekusi oleh senior Paskibra.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh ayahnya yakni Faried Abdurahman. Ia pun mengungkapkan puterinya ini kerap mendapatkan hukuman dari para oknum senior Paskibra di Tangerang Selatan.

"Aurel pernah cerita kalau dia dipaksa makan kulit jeruk oleh oknum seniornya itu," ujar Faried kepada Warta Kota saat dijumpai di rumah duka, Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Jumat (2/8/2019).

Padahal masalahnya hanya sepele. Yakni soal tulisan di buku diary merah putih milik Aurel.

"Anak saya itu curhat di buku diary dan dibaca oleh seniornya. Aurel menulis kalau dia lebih suka dilatih Paskibra dengan TNI dibandingkan oleh senior-seniornya ini," ucapnya.

Gadis berusia 16 tahun tersebut juga dihukum untuk melakukan squat jump atau bending. Menurut Faried padahal ganjaran hukuman itu sangat membahayakan.

"Setelah disuruh makan habis kulit jeruk, Aurel dihukum disuruh bending oleh seniornya itu. Tahun 1998 squat jump ini sudah tidak dibolehkan, karena bisa merusak syaraf," kata Faried.

Lebih parahnya lagi terjadi kekerasan yang dialami oleh Aurel. Faried menyebut oknum senior itu bahkan melakukan penamparan.

"Aurel dihukum sampai lima kali lipat. Misalnya lari satu keliling lapangan ini harus menjadi lima kali. Mereka menghukum Aurel karena anak saya ini kata oknum senior itu kelebihan berat badan," ungkapnya.

Ia pun menyayangkan kejadian ini bisa terjadi. Saat dimandikan jenazahnya, tubuh Aurel tampak lebam-lebam.

"Terdapat bekas lebam di sekujur tangannya," papar Faried. (Andika Panduwinata/
Zaki Ari Setiawan)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved