Hasil Otopsi Jenazah Alumni IPB yang Ditemukan di Pinggir Sawah, Luka Memar dan Kehabisan Oksigen?

"Hasil pemeriksaan luar ditemukan beberapa luka memar dan lecet, terutama di wajah dan tangan."

KOMPAS.com/BUDIYANTO
Petugas membawa jenazah di ruang instalasi pemulasaran jenazah RSUD R Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Di sinilah jenazah Amelia diotopsi. 

Gadis cantik lulusan D3 IPB jurusan Teknologi Industri Benih, Amelia Nurul Supandi (22), ditemukan tewas mengenaskan di Kampung Sarasa, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Senin (22/7/2019).

Jenazahnya ditemukan di pinggir sawah dalam kondisi setengah tak berbusana.

Amelia diidentifikasi sebagai warga Cianjur yang tinggal di Gang Mulus Tornado, Jalan Prof Moch Yamin, RT 2/9, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur.

Kronologi Kematian Wanita Lulusan IPB yang Mayatnya Ditemukan di Pinggir Sawah, Ortu Hilang Kontak

VIRAL Detik-detik Terperosoknya Truk dan Land Rover di Proyek Underpass Kentungan, Yogyakarta

Pengamat Perkotaan Sayangkan Bekasi Hentikan Raperda Lahan Pertanian

Ia lulusan D3 IPB jurusan Teknologi Industri Benih

Amelia, Alumni D3 IPB semasa hidup
Amelia, Alumni D3 IPB semasa hidup (Tribun Jabar/istimewa)

 Jenazahnya langsung dibawa ke Cianjur setelah diautopsi oleh pihak kepolisian Sukabumi.

 Jenazah Amelia diotopsi di RSUD R Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019) malam.

Otopsi berlangsung sekitar tiga jam sejak pukul 19.30 WIB hingga 22.30 WIB.

Ada 70 Persen Calon Jemaah Haji Asal Jabar Masuk Resiko Tinggi yang Harus Diberikan Tanda Berbeda

Hasil otopsi, dokter forensik RSUD R Syamsudin Sukabumi Nurul Aida Fatia menjelaskan, kematian korban diperkirakan sekitar 12 hingga 18 jam sebelum diotopsi.

Perkiraan waktu itu ditarik mundur terhitung sejak dimulainya otopsi, bukan waktu ditemukan pertama kali.

"Hasil pemeriksaan luar ditemukan beberapa luka memar dan lecet, terutama di wajah dan tangan."

"Kalau luka memar dan luka lecet pasti akibat kekerasan tumpul," kata Aida kepada wartawan selesai melakukan otopsi, Senin malam.

Menurut dia, kekerasan tumpul yang ada di wajah dan sekitar rahang itu terkesan pada saat pemeriksaan, jenazah itu kekurangan oksigen.

Namun, dia mengatakan tidak mengetahui ada tindakan pembekapan atau tidak.

Aida juga menuturkan hasil pemeriksaan di sekitar alat kelamin korban sejak dari tempat kejadian perkara (TKP) sudah ditemukan banyak darah.

Kabar Beredar Pemain Srimulat Pernah Konsumsi Narkoba Bareng, Begini Kata Polo

Namun, darahnya terkesan darah menstruasi.

Pihaknya sudah mengirimkan sampel ke laboratorium untuk pembuktiannya.

Pemeriksaan laboratorium masih di rumah sakit, sekitar 2 x 24 jam.

"Tapi nanti menunggu hasil laboratorium, untuk mengetahui darah itu darah menstruasi atau bukan. Kemudian adakah kecurigaan persetubuhan," ujarnya.

Polisi mencari pelaku

Sementara itu, Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihaknya masih terus mendalami dan menyelidiki perkara mayat yang ditemukan tidak wajar.

Otopsi terhadap jenazah sudah dilaksanakan Senin malam. Jenazah diduga korban tindak kekerasan dan pihaknya masih mendalami dan menyelidiki perkaranya.

"Hasil otopsi sudah diketahui, sekarang kami masih mencari pelakunya," jawab Susatyo dengan singkat saat dikonfirmasi Kompas.com di halaman Polres Sukabumi Kota, Selasa (23/7/2019).

Raperda Dibekukan, Lahan Pertanian di Bekasi Terancam Beralih Fungsi

Diberitakan sebelumnya, sosok mayat perempuan ditemukan di pinggir jalan di Kampung Bungbulang, Jalan Sarasa, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum,Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).

Keterangan dihimpun Kompas.com, mayat tanpa identitas itu ditemukan pertama kali oleh seorang warga sekitar pukul 06.30 WIB.

Saat itu, warga yang hendak menuju sawah melihat jenazah korban dalam keadaan nyaris telanjang.

Penemuan jasad perempuan tersebut langsung dilaporkan ke Ketua RT setempat. Setelah dicek bersama sejumlah warga lainnya, penemuan mayat dilaporkan ke Polsek Cibeureum.

Keterangan Ayah Amelia 

 Ayah Amelia, Enang Supandi (52), mengatakan, terakhir anaknya pamit untuk berangkat ke Bogor pada Sabtu (20/7/2019) menjelang Asar.

"Ia berangkat menjelang Asar dan pamit akan salat di masjid sekitar Panembong di mana ada angkutan umum L300 yang biasa ia naik menuju Bogor," kata Enang ditemui di rumah duka, Selasa (23/7/2019) siang.

Enang mengatakan, anaknya tersebut minta izin untuk mengambil persyaratan melanjutkan kuliah ke jenjang sarjana di Bogor.

Pencari Kerja Ini Tidak Kapok, Mesti Terus Ditolak dalam Job Fair di Tangerang

"Ia pamit pergi ke Bogor untuk mengambil persyaratan di kampus sebelumnya, ia ingin melanjutkan kuliah menjadi sarjana," kata Enang.

Ia mengatakan anaknya berniat akan kuliah di Universitas Juanda karena di kampus tersebut terdapat program yang sama.

"Sabtu kemarin ia berangkat setelah makan menuju perempatan untuk naik angkutan umum menuju Bogor dari Panembong," kata Enang.

Enang mengatakan, ia menginap di rumah temannya pada Sabtu malam.

Hari Anak Nasional 2019, Komunitas Pencinta Donald Duck Hibur Anak-Anak Panti Asuhan

Pada hari Minggu, kata Enang, anaknya mengabarkan akan pulang. Ia sempat berpesan agar anaknya tak pulang terlalu malam.

"Malam Senin mengabarkan mau pulang, sempat dichat jangan pulang malam-malam, ia mengabarkan lagi makan di warteg bersama temannya, lalu sekitar pukul setengah tujuh temannya mengantar sampai ke Botanic Square dari situ anak saya sempat mengabarkan lagi naik angkutan ke Ciawi," kata Enang.

Setelah dari Ciawi, kata Enang, ia kehilangan kontak dengan anaknya. Hal itu yang menjadi misteri baginya.

Ia perkirakan kehilangan kontak dengan anaknya pukul 20.00 WIB.

"Di Ciawi yang menjadi misteri bagi saya hingga saya kehilangan kontak dengannya," kata Enang.

BNN Belum Terima Permintaan Untuk Assessment Narkoba Nunung Srimulat

Hingga larut malam Enang diselimuti kecemasan, pasalnya anaknya selalu mengabari ke mana pun ia pergi.

Pagi harinya, Enang laporan ke Polres Cianjur. Langkah tersebut ia ambil karena tak kunjung mendapat kabar dari anaknya.

"Baru sampai rumah, lalu datang polisi dari Sukabumi mengkonfirmasi, katanya menemukan korban pembunuhan dilihat dari sidik jari, namanya sama dengan anak saya, saya langsung lemas," kata Enang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Perempuan yang tewas tanpa busana di Sukabumi Diduga Kekurangan Oksigen

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved