Aneh tapi Nyata

Ada Wajah Bayi Kembar di Lutut Gadis yang Awalnya Dianggap Tidak Wajar Kemudian Malah Bangga

Wajah itu dianggap wajah bayi kembar di mana satu wajah kejahatan dan satu wajah malaikat di lututnya.

Kennedy News and Media/Daily Mirror
Beth Wheatley 

Sekarang, sosok ibu dua anak selalu memperhatikan 'wajah-wajah bayi' memandangnya dan terkikik ketika melihatnya.

Nicola, yang adalah asisten pengajar dan penjahit, mengatakan: "Kami menyadarinya beberapa tahun yang lalu karena dia melakukan kompetisi menari.

"Ada satu waktu dia berdiri di atas panggung menunggu keputusan dan kami semua duduk di antara hadirin sambil berkata, 'oh my god, lihat lututnya'".

"Kami selalu berkata, 'oh lihat lutut Beth, mereka tersenyum hari ini'."

"Kurasa mereka bisa beruntung, meskipun kita belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Mereka bisa saja lutut yang beruntung, memberkati dia."

"Selama dua tahun terakhir, mereka berdua telah menjadi bagian dari Tim GB untuk menari tap."

"Kami pernah ke kejuaraan dunia tap dan kejuaraan Eropa dan memenangkan beberapa medali."

"Kami punya beberapa medali perunggu dan emas untuk Kejuaraan Dunia. Mungkin mereka beruntung."

"Mereka sekarang."

Beth sendiri berharap, untuk bersaing di Kejuaraan Dunia di bulan November.

Karma Dialami Pemburu yang Membantai Kerbau Liar Tewas Diserang Kerbau Liar

Singa Kocar Kacir Hindari Pasukan Kerbau yang Mengamuk

Luar Biasa Seekor Kerbau Berhasil Habisi Seekor Singa

Sementara itu, tradisi perayaan 1 Suro di Solo berlangsung khidmat pada Kamis (21/9/2017) malam.

Tujuh ekor kerbau dan benda pusaka milik Keraton Kasunanan Surakarta dikeluarkan.

Keraton Kasunanan Surakarta menetapkan 1 Suro jatuh pada hari Jumat, 22 September 2017, sehingga tradisi malam satu suronya pada Kamis (21/9/2017) malam.

Pawai Obor 1 Muharram.
Pawai Obor 1 Muharram. (Warta Kota/Adhy Kelana)

Sedangkan Keraton Mangkunegaran menetapkan 1 Suro pada Kamis (20/9/2017).

"Sinuhun menetapkan malam satu suronya berdasarkan patokan Aboge, bukan Asopon dalam hitungan Jawa. Kalau patokan Asopon ya memang jatuh tanggal 20 September," kata juru bicara Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo, Kamis malam.

Ratusan warga berdatangan ke area sekitar keraton untuk melihat proses kirab yang dimulai pada pukul 23.00 WIB.

Pawai Obor 1 Muharram.
Pawai Obor 1 Muharram. (Warta Kota/Adhy Kelana)

Sejumlah abdi dalem keraton membawa pusaka milik keraton Solo untuk turut kirab bersama kerbau bule.

Usai doa dan dan ritual dilakukan di depan Kori Kamendungan Keraton Solo, kirab pun dimulai.

Abdi dalem juga membawa sejumlah sesaji selama kirab berlangsung.

Rute kirab dimulai dari Kori Kamendungan menuju Kawasan Sapit Urang depan keraton lalu menuju Jalan Sudirman.

Setelah itu, ke Timur melewati Jalan Mayor Kusmanto dan melewati Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso, lalu Jalan Slamet Riyadi, hingga bunderan Gladag dan kembali lagi menuju keraton.

Pawai Obor 1 Muharram.
Pawai Obor 1 Muharram. (Warta Kota/Adhy Kelana)

Ratusan orang yang berkumpul tampak khusuk saat menunggu tujuh kerbau milik keraton melintas.

Setelah itu, mereka berebut sesaji.

Bagi sebagian warga, sesaji pada malam satu Suro bisa memberikan keselamatan dan berkah.

"Saya dari Karanganyar, tadi dapat kembang sesajinya, ya ujub syukur diberi keselamatan dari Yang Maha Kuasa," kata Sumiyem, salah seorang warga.

Menurut Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo, pada kirab ini ada 19 pusaka yang diikutkan.

"Ada tujuh ekor kerbau dan 19 pusaka, terdiri dari 18 tombak dan satu trisula," katanya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved