Ada 100 Anak Warga Rusun Terancam Gagal Masuk Sekolah, Ini Penyebabnya

Ada 100 anak warga rusun terancam gagal masuk sekolah, yang diketahui penyebab 100 anak warga rusun gagal sekolah karena kesalahan teknis semata.

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. 

Ada 100 anak warga rusun terancam gagal masuk sekolah, yang diketahui penyebab 100 anak warga rusun gagal sekolah karena kesalahan teknis semata.

Hasil peliputan WartaKotaLive, sebanyak 100 anak warga Rusun Marunda gagal masuk sekolah.

Bahkan, 100 anak Rusun Marunda terancam tak sekolah yang bertepatan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.

Kendala teknis seperti usia dan nilai menjadi penyebabnya.

KPAI: Materi dan Metode Pembelajaran Agama Perlu Dikritisi, Bukan Dihilangkan

VIDEO: Mushola, Makam dan Sekolah Kena Dampak Pembangunan Tol Kunciran - Bandara Soetta

Tatap Laga Penuh Gengsi Kontra Persib, Shahar Ginanjar Siap Kerja Keras untuk Persija

Ketua RW 10 Kelurahan Marunda, Nasrullah Dompas mengatakan 100 anak-anak.

Terdiri dari 61 orang yang akan masuk SD dan 39 orang lainnya hendak masuk SMP.

“Seluruhnya adalah warga Rusunawa Marunda dari RW 07, RW 10, dan RW 11 Kelurahan Marunda,” ucapnya Dompas, Selasa (9/7/2019), di Cilincing, Jakarta Utara.

Dompas menceritakan kondisi itu terjadi akibat dari permasalahan teknis.

Serena Williams Diharuskan Membayar Denda Rp 141 Juta Karena Merusak Lapangan

Sudah Dimulai, Ini Tips Agar Tak Lambat Saat Akses Pengumuman Hasil SBMPTN 2019

Penampakan Toko Berlian Barbie Kumalasari yang Kini Dihujat Habis-Habisan Warganet

Kesalahan teknis itu terkait dengan masalah umur serta nilai ujian nasional.

Kebanyakan anak-anak yang didaftarkan belum memenuhi batas umur yakni 7 tahun.

“Sementara tahun depan kan udah 7 lebih. Ini kan anak-anak, orangtua semua lagi semangatnya datang, mau bersekolah"

"Dari 61 anak-anak tersebut, kebanyakan berumur 6 tahun 5 bulan,” kata Dompas.

Ribuan Ton Pasir Zirkon Tanpa Dokumen, Akan Dikirim ke Jakarta

Sejumlah Napi di Jawa Barat Jadi Homo dan Lesbi Saat Jalani Hukuman, Ini Penyebabnya

Banyak Napi di Jawa Barat Jadi Homo dan Lesbi Saat Jalani Hukuman, Ini Penyebabnya

Sementara untuk anak-anak yang ingin masuk SMP, permasalahan terkait nilai ujian nasional.

Mereka yang ingin masuk SMP Negeri di dekat Rusun Marunda sesuai dengan sistem zonasi, terhambat nilai mereka yang pas-pasan.

“Jadi kemungkinan terbesarnya agar mereka bisa sekolah adalah dengan mendaftar ke sekolah swasta,” kata Dompas.

Hanya saja banyak orangtua yang enggan mendaftar ke sekolah swasta.

Selama Syuting Dilakukan, Hanung Bramantyo Harus Sering Menyakiti Para Bintang Film Bumi Manusia

Sudin Bina Marga Jakarta Pusat Perbaiki 194 Titik Jalan di Jakarta Pusat

M Taufik Kritik Rencana Tatib Pemilihan Wagub DKI, Ia Curiga Terjadi Kongkalikong

Sebab, terbentur masalah ekonomi.

Apalagi kebanyakan dari mereka penduduk relokasi.

Atau, merupakan warga dari sejumlah wilayah yang terdampak penggusuran. (JHS)

Anies Pastikan Tak Ada Sekolah Favorit Tiap Zonasi

Melansir Kompas.cpm, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 jalur zonasi dengan tetap mempertimbangkan nilai ujian nasional (UN) di Jakarta tidak akan memunculkan sekolah favorit di tiap zonasi.

Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memperbaiki mutu pendidikan semua sekolah di Jakarta. Dengan demikian, semua sekolah akan berkualitas dan tidak ada sekolah favorit.

"Memperbaiki mutu sekolah, itu semua sekolah kami lakukan," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019).

Anies menyampaikan, kualitas pendidikan di Jakarta akan merata jika mutu seluruh sekolah diperbaiki.

Perbaikan mutu sekolah akan membuat orangtua siswa memiliki kepastian soal kualitas pendidikan anaknya di mana pun mereka sekolah.

"Kalau kita secara serius memperbaiki kualitas sekolahnya, justru nantinya dalam jangka panjang akan merata kualitas itu," kata Anies.

Anies menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta lebih fokus meningkatkan mutu pendidikan di semua sekolah dibandingkan dengan sistem PPDB tersebut.

"Yang penting ya bagi saya itu, kualitas sekolah itu harus ditingkatkan, apa pun sistem rekrutmennya. Jadi, kalau kami di Jakarta lebih fokus pada membereskan kualitas gurunya, kualitas sekolahnya, siapa pun yang masuk di sekolah itu," ucapnya.

PPDB 2019 jalur zonasi dengan sistem daring (online) untuk jenjang SMA di Provinsi DKI Jakarta dimulai Senin ini pukul 08.00 WIB sampai Rabu lusa pukul 14.00 WIB.

PPDB sistem zonasi ini mensyaratkan jarak domisili calon siswa ke sekolah yang akan dipilih dan mempertimbangkan nilai UN jenjang SMP calon siswa agar bisa diterima di sekolah yang dituju.

Melalui jalur zonasi sistem daring, nantinya para siswa mendaftar di sebuah sekolah akan ditampung, lalu diseleksi sesuai nilai UN.

Sistem komputer akan membuat urutan pemeringkatan siswa secara otomatis sesuai besaran nilai UN dan berdasarkan daya tampung sekolah masing-masing.

Diterima atau tidaknya seorang anak di suatu sekolah ditentukan sesuai zonasi tempat tinggalnya dan jumlah nilai UN diperoleh.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved