Kejayaan Mal Berlabel ITC dan Square Semakin Meredup?
Label ITC dan square yang menempel di pusat perbelanjaan grosir pernah menjadi primadona di masanya.
Saat akhir pekan pun tak banyak perubahan daripada hari biasa.
Dulu, kata Widyah, di hari biasa pun masih banyak pengunjung yang singgah usai jam kerja.
Widyah sendiri telah berjualan di sana selama 6 tahun.
Ia merasakan perubahan signifikan saat dulu baru berjualan dibandingkan dengan saat ini, terutama dari segi pendapatan.
Tanpa menyebutkan berapa omzet hariannya, Widyah menyebut pendapatan hariannya turun hingga 50 persen.
"Ada juga yang di bawah (50 persen). Jauh lah bedanya," kata Widyah.
Sudah tak ada pemasukan, mereka tetap harus membayar sewa sekitar Rp 5 juta per bulan.
Hal tersebut yang memberatkan para pedagang sehingga harus angkat kaki dari sana.
Widyah mengatakan, sepinya pengunjung pusat perbelanjaan karena pergeseran perilaku masyarakat untuk belanja online.
Kebanyakan yang tutup toko di Blok M Square adalah toko pakaian karena produk serupa sudah banyak ditemui di toko online.
"Pendapatan jadi turun banget. Kita pernah enggak ada sama sekali pembelinya," kata Widyah.
"Kalau sudah saingan sama online ya susah," lanjut dia.
• Penjualan Properti Berpeluang Meningkat di Semester Kedua
Lebaran pun sepi Biasanya momentum Lebaran menjadi saat yang ditunggu-tunggu pedagang karena biasanya masyarakat lebih konsumtif.
Tak hanya soal makanan, tapi juga baju Lebaran hingga sepatu.
Para pedagang pun bisa meraup omzet berkali-kali lipat dibandingkan hari biasa.