Piala Dunia Perempuan
Phil Neville Mencak-mencak, Menuduh Timnas AS Lakukan Aksi Spionase
Pelatih Timnas Inggris Perempuan, Phil Neville, marah-marah karena dua staf Timnas AS masuk ke hotel mereka di Lyon.
"Saya yakin Jill juga tidak senang jika staf saya melakukan hal seperti itu, biar pun saya tak akan melakukannya," kata Neville.
AS adalah juara bertahan Piala Dunia Perempuan, ketika mereka menjuarai turnamen ini tahun 2015 setelah mengalahkan Timnas Jepang.
Sementara Inggris menempati peringkat ketiga di turnamen tersebut.
Ketika itu Three Lionesses terdepak di babak semifinal, setelah dikalahkan 1-2 oleh Jepang.
Namun tahun ini, Inggris optimistis bisa melaju ke laga final. Salah satu sumber kepercayaan diri itu adalah kesuksesan mereka menjadi juara turnamen Piala SheBelieves 2019.
Dalam turnamen mini itu, Inggris sempat bertemu AS dan pertemuan mereka berakhir imbang 2-2.
"Kami mengikuti turnamen untuk menang. Tak ada yang peduli dengan tim yang kalah di semifinal, pokoknya menang. Para pemain saya sekarang ingin menang. kami akan sangat kecewa jika tidak memperoleh hasil yang diinginkan," tandas Neville.
Masalah mata-mata di sepak bola sebenarnya bukan barang baru. Namun masalah ini tidak pernah sampai membuat geger.
Hanya saja, belakangan ini kegiatan mata-mata di sepak bola terdengar sangat memikat setelah kasus yang melibatkan Leeds United dan Derby County.
Pada Januari tahun ini, Pelatih Derby, Frank Lampard, menuduh Pelatih Leeds, Marcelo Bielsa, memata-matai latihan timnya.
Tuduhan itu disampaikan menjelang pertemuan kedua tim, yang memang sedang bersaing untuk berada di zona promosi dari Divisi Championship.
Belakangan Bielsa mengakui tuduhan itu. Untuk itu, Leeds diharuskan emmbayar denda 200.000 poundsterling oleh penyelenggaran kompetisi Divisi Championship.