Piala Dunia Perempuan

Phil Neville Mencak-mencak, Menuduh Timnas AS Lakukan Aksi Spionase

Pelatih Timnas Inggris Perempuan, Phil Neville, marah-marah karena dua staf Timnas AS masuk ke hotel mereka di Lyon.

Instagram/england
Foto resmi Timnas Inggris Perempuan untuk Piala Dunia Perempuan 2019 

Bukan hanya rahasia negara yang menjadi incaran mata-mata, sebab saat ini taktik bertanding sepak bola juga menjadi target aksi spionase.

Itulah yang diduga tengah terjadi di turnamen Piala Dunia Perempuan 2019, yang sedang berlangsung di Prancis.

Pelatih Timnas Inggris Perempuan, Phil Neville, marah-marah karena dua staf Timnas Amerika Serikat (AS) berhasil masuk ke hotel tempat Timnas Inggris tinggal.

Sebagaimana diwartakan The Sun, dua orang staf Tim AS mendapat akses ke bagian tempat Three Lionesses menginap di Hotel Fourviere di Lyon.

Pada saat itu, Neville dan para pemain Timnas Inggris sedang latihan, sehingga tidak berada di hotel.

"Itu bukan etiket yang bagus. Saya tak melakukan hal seperti ini di organisasi saya," kata Neville.

Mantan gelandang Everton dan Manchester United (MU) ini mengaku heran dengan perbuatan tim AS tersebut.

Namun dia tidak tahu apakah dua orang tersebut sempat masuk ke ruang rapat, di mana informasi taktik dan pesan rahasia digelar di sana.

Apalagi, insiden ini terjadi dua hari sebelum pertemuan Inggris dan AS, di babak semifinal Piala Dunia Perempuan.

Bantahan

Pihak Timnas AS membantah tuduhan spionase tersebut. Menurut Jill Ellis, Pelatih Timnas AS, dua staf mereka datang ke hotel tersebut karena ingin melihat fasilitas Hotel Fourviere.

Pasalnya, pemenang laga semifinal tersebut akan ditempatkan panitia di hotel itu, untuk menunggu laga final.

"Saya pikir, semua orang akan melakukan hal ini. Kami harus membuat rencana jauh ke depan. Ini tak ada hubungannya dengan arogan, hanya perencanaan dan persiapan," kata Ellis.

Menurut pelatih itu, dua orang tersebut bertugas dari bagian administrasi tim.

Jill Ellis, Pelatih Timnas Amerika Serikat Perempuan
Jill Ellis, Pelatih Timnas Amerika Serikat Perempuan (Twitter/US Soccer WNT)

Hanya saja, jawaban itu justru membuat Neville tambah meradang.

"Saya yakin Jill juga tidak senang jika staf saya melakukan hal seperti itu, biar pun saya tak akan melakukannya," kata Neville.

AS adalah juara bertahan Piala Dunia Perempuan, ketika mereka menjuarai turnamen ini tahun 2015 setelah mengalahkan Timnas Jepang.

Sementara Inggris menempati peringkat ketiga di turnamen tersebut.

Ketika itu Three Lionesses terdepak di babak semifinal, setelah dikalahkan 1-2 oleh Jepang.

Namun tahun ini, Inggris optimistis bisa melaju ke laga final. Salah satu sumber kepercayaan diri itu adalah kesuksesan mereka menjadi juara turnamen Piala SheBelieves 2019.

Dalam turnamen mini itu, Inggris sempat bertemu AS dan pertemuan mereka berakhir imbang 2-2.

"Kami mengikuti turnamen untuk menang. Tak ada yang peduli dengan tim yang kalah di semifinal, pokoknya menang. Para pemain saya sekarang ingin menang. kami akan sangat kecewa jika tidak memperoleh hasil yang diinginkan," tandas Neville.

Masalah mata-mata di sepak bola sebenarnya bukan barang baru. Namun masalah ini tidak pernah sampai membuat geger.

Hanya saja, belakangan ini kegiatan mata-mata di sepak bola terdengar sangat memikat setelah kasus yang melibatkan Leeds United dan Derby County.

Pada Januari tahun ini, Pelatih Derby, Frank Lampard, menuduh Pelatih Leeds, Marcelo Bielsa, memata-matai latihan timnya.

Tuduhan itu disampaikan menjelang pertemuan kedua tim, yang memang sedang bersaing untuk berada di zona promosi dari Divisi Championship.

Belakangan Bielsa mengakui tuduhan itu. Untuk itu, Leeds diharuskan emmbayar denda 200.000 poundsterling oleh penyelenggaran kompetisi Divisi Championship.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved