KLB Hepatitis A
KLB Hepatitis A di Pacitan, Jumlah Penderita Hampir Menembus 1.000 Orang. Ini Kondisi Terakhir
"Sejak sebelum ditetapkan kejadian luar biasa ( KLB), kami sudah melakukan upaya pencegahan
Penderita Hepatitis A di kabupaten Pacitan Jawa Timur Minggu (30/06/2019) secara data angka mengalami peningkatan, hingga mencapai 957 orang.
Namun secara harian, jumlah warga yang terpapar wabah hepatitis A di seluruh wilayah kabupaten Pacitan mengalami penurunan yang sangat drastis.
"Sejak sebelum ditetapkan kejadian luar biasa ( KLB), kami sudah melakukan upaya pencegahan,” ujar kepala dinas kesehatan kabupaten Pacitan Eko Budiono.
• Juarai GP Austria 2019, Max Verstappen Jadi Tiga Besar. Hamilton Masih Kokoh di Puncak Klasemen
• Selain Blunder, Kartika Adjie Ternyata Terlibat Insiden Horor dengan Hamka Hamzah. Ini Kisahnya
• Jokowi Ajak Prabowo Bergabung Membangun Bangsa, Pengamat: Lebih Baik Jika Prabowo dkk Jadi Oposisi
Hingga Minggu (30/06/2019) siang, tercatat, sebanyak 957 orang warga Pacitan yang terpapar Hepatitis A.
Data sebelumnya, tercatat sebanyak 824 orang warga Pacitan yang terpapar Hepatitis A.
Akan tetapi, dari data yang diterima meski meningkat, namun secara harian, warga yang tertular Hepatitis mengalami penurunan.
Begitu juga pasien yang menjalani rawat inap di puskesmas yang tersebar di wilayah kabupaten Pacitan Jawa Timur, mengalami penurunan.
“Meski jumlah angka meningkat, namun secara harian menurun tajam,” terang kepala dinas kesehatan kabupaten Pacitan Eko Budiono.
• UPDATE Pembunuhan Kopda Lucky Prasetyo: Ini Motif dan Alasan Tak Ditampilkan Para Pelaku Pembunuhan
Salah satunya adalah puskesmas kecamatan Ngadirojo kabupaten Pacitan Jawa Timur. Di puskesmas ini, kini merawat pasien yang terpapar hepatitis A sebanyak 28 pasien.
Sebelumnya, puskesmas ini menerima dan merawat sebanyak 164 pasien Hepatitis A, selama bulan Juni tahun 2019.
“Kini puskesmas Ngadirojo ada 28 pasien Hepatitis A yang menjalani rawat inap. Dan total yang pernah di rawat selama bulan Juni terakhir sebanyak 164,” terang dokter puskesmas Ngadirojo Natsir Nugroho.
Hari-hari sebelumnya, dalam setiap hari puskesmas Ngadirojo merawat sedikitnya sebanyak 60 hingga 80 pasien hepatitis A, dan membludak hingga lorong puskesmas.
• Damien Dematra Serahkan Penghargaan International Man Of Change 2019 Pada Aktivis Sacha Stone
Sedangkan pada Minggu (30/06/2019), semua penderita hepatitis dirawat dalam kamar perawatan.
“Sudah tidak ada lagi pasien yang dirawat diluar kamar perawatan. Ke-28 pasien dirawat dalam ruang rawat inap,” ujar dokter Natsir.
Salah satu penderita Hepatitis-A yang kini masih menjalani perawatan menjelaskan, sudah selama tiga hari terakhir menjalani rawat inap di puskesmas Ngadirojo tersebut.
Pasien asal desa Kluwih kecamatan Tulakan bernama Sunarno (39) merasa, kondisinya lebih baik dibanding dengan hari sebelumnya.
Kondisi membaik Sebelum menjalani rawat inap, Sunarno mengalami mual di perut, kepala pusing, serta kaki terasa berat hingga akhirnya mata menguning.
• BERITA FOTO: Beginilah Meriahnya Penampakan Parade Jakarnaval 2019
Di wilayah Sunarno, dalam satu dusun terdapat tiga orang yang terpapar hepatitis A dan kini menjalani rawat inap di puskesmas yang sama.
Karena kondisi berangsur membaik, Sunarno dalam waktu dekat akan pulang ke rumahnya, dan selanjutnya menjalani rawat jalan.
“Sudah tiga hari ini di rawat di puskesmas. Perut sudah tidak mual, sebentar lagi pulang,” terang pasien bernama Sunarno (39) dengan mimik wajah ceria.
Dokter puskesmas Ngadirojo kabupaten Pacitan Jawa Timur menjelaskan, ke-28 pasien hepatitis A ini merupakan pasien yang baru tertular.
• Said Aldi Al Idrus : BKPRMI Harus Jadi Penggerak Pemuda Untuk Kembali Ke Masjid
Sebagian besar, pasien hepatitis menjalani rawat inap selama Tiga hari hingga Empat hari. Tidak semua pasien penderita hepatitis menjalani rawat inap.
Pasien yang menjalani rawat jalan, dilakukan pemantuan dan diberi sosialisasi tentang hidup sehat secara langsung oleh petugas puskesmas.
“Kami terus secara langsung mendatangi pasien rawat jalan, juga keluarga pasien serta masyarakat di setiap dusun, melakukan sosialisasi hidup sehat, agar tidak tertular. Juga pemberian vitamin rutin kepada pasien,” terang dokter puskesmas Ngadirojo Natsir Nugroho.
• BREAKING NEWS: Israel Jebloskan Menteri Palestina Urusan Jerusalem ke Penjara
Kronologi
Awal mula diketahui munculnya dugaan virus hepatitis A ini berdasarkan laporan dari Puskesmas Kecamatan Sudimoro, ketika merawat 24 pasien dengan ciri-ciri sama pada 14 Juni.
Namun, pihak puskesmas maupun dinas kesehatan belum bisa memutuskan bahwa puluhan pasien tersebut terjangkit hepatitis.
Sekitar tiga hari kemudian, dilakukan pemantauan serta penyelidikan epidemiologi setelah banyak pasien berdatangan memenuhi seluruh ruangan puskesmas di Kecamatan Sudimoro.
Hal tersebut terjadi pada 17 Juni, dan kemudian meluas ke wilayah kecamatan lain yakni Ngadirojo dan Kecamatan Tulakan.
• Tak Ditahan, Komedian Nurul Qomar Akui Hanya Wajib Lapor
Melihat situasi semakin bertambah, diambil sampel darah untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi. Sampel kemudian dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), guna memastikan jenis virus tersebut hepatitis atau bukan.
“Hasilnya sudah bisa kami simpulkan dan diperoleh data pada 18 Juni jumlah penderita sudah membengkak menjadi 161 orang," terang Eko, Kamis.
• Besok, Pendaftaran PPDB Online SMP Negeri di Kota Bekasi Dimulai Disdik Pastikan Jaringan Aman
Dari laporan perkembangan jumlah pasien tersebut, kemudian dibuatlah laporan resmi yang disampaikan oleh kepala dinas kesehatan kepada Bupati Pacitan Indartato.
Kemudian langsung dilakukan pemantauan dan upaya penanggulangan intensif ke puskesmas-puskesmas yang banyak terdapat pasien hepatitis A.
Namun, wabah penyakit ini justru kian merebak. Pada 20 Juni, penderita hepatitis A di wilayah Kecamatan Sudimoro di Puskesmas Sudimoro mencapai lebih dari 200 pasien. Puncaknya pada 24 Juni lalu tercatat jumlah kasus mencapai 513 orang.
"Saat itu hasil penelitian laboratorium dari BBTKLPP susah keluar dan dinyatakan positif hepatitis A sehingga pada 25 Juni Bupati menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)," ujar Eko Budiono.
Proses Penularan
Kasus yang paling banyak ditemukan warga tertular dari penderita yang terinfeksi sebelumnya.
"Lebih banyak penularan dari orang ke orang. Apalagi saat ini masih musim kunjung keluarga seusai lebaran. Saat ini masih syawalan dan suasana halalbihalal. Sehingga banyak yang kunjung sana dan kunjung sini," ujar dr. Eko Budiono yang dihubungi Kompas.com, Kamis ( 27/6/2019) malam.
• Ini yang Wajib Orangtua Ketahui Saat Mendaftarkan Anaknya di SD Tangerang
Eko mengatakan, saat hendak mengambil makanan harus mencuci tangan sehingga terbebas dari infeksi. Bisa jadi saat berpegangan tangannya kemudian terinfeksi lalu memegang makanan.
"Setelah makanan kemudian masuklah virus tersebut," jelas Eko.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Eko Budiono menjenguk pasien penderita
hepatitis A di Rumah Sakit dr Darsono Pacitan. (Dokumentasi Dinkes Pacitan)
Tak hanya itu, faktor lain lantaran persoalan air dan makanan yang tercemar hepatitis A.
Kondisi terbukti dari hasil pemeriksaan sumber air yang biasa diambil warga untuk kebutuhan hidup positif tercemar bakteri e-coli.
Menurut Eko, warga yang terinfeksi hepatitisi A awalnya mengalami gejala seperti kencing berwarna gelap, hilang nafsu makan, nyeri pada sendi, mual dan muntah.
Selain itu riwayat pernah berada di daerah yang pernah ada warganya yang positif hepatitis A.
• Penggemar Marah Dengan Kabar B.I Eks iKON Ditendang Yang Hyun Suk
Eko menuturkan, hepatitis A kategori hepatitis ringan sehingga tingkat kematian paling rendah dengan skal 0,13 persen. Kendati demikian, jajarannya tidak boleh lengah.
"Selama virus belum hilang maka mengganggu kinerja tubuh. Bila menyerang anak maka tidak bisa bersekolah," katanya.
Eko mengatakan, hepatitis A sudah ditemukan di lima kecamatan. Penderita hepatitis A yang paling banyak ditemukan dari kalangan orang dewasa rentang usia 20-40 tahun.
"Anak-anak juga ada. Bahkan ada balita berumur 22 bulan yang terkena," kata Eko.
Wabah di 9 Kecamatan Perkembangan data resmi dari dinas kesehatan kabupaten Pacitan Jawa Timur pada Minggu, (30 juni 2019) sebagai berikut.
1. Kecamatan Sudimoro sebanyak 524 kasus hepatitis A.
2. Kecamatan Sukerejo sebanyak 82 kasus.
3. Kecamatan Ngadirojo 164 kasus.
4. Kecamatan Wonokarto 53 kasus.
5. Kecamatan Tulakan 69 kasus.
6. Kecamatan Tegalombo 4 kasus.
7. Kecamatan Bubakan 25 kasus.
8. Kecamatan Arjosari 33 kasus.
9. Kecamatan Ketrowonojoyo sebanyak 3 kasus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pacitan KLB Hepatitis A, Penderitanya Hampir Mencapai 1.000 Orang",
Penulis : Kontributor Trenggalek, Slamet Widodo
Editor : Aprillia Ika