Pilpres 2019

Polisi Ciduk Pencuri Senjata Api dari Mobil Brimob Saat Kerusuhan 22 Mei, Terungkap Berkat CCTV

Penangkapan tersebut berdasarkan pemeriksaan kamera Closed Circuit Television yang berada di lokasi kejadian.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Massa melempari kendaraan milik Brimob saat terlibat bentrokan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. 

POLISI meringkus Supriatna Jaelani alias Vianz Jinkz (29), pencuri senjata api milik anggota Brimob saat kerusuhan 22 Mei 2019, di Jalan Tali Raya, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

Penangkapan dilakukan oleh tim Gabungan Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat pada Selasa (11/6/2019) pukul 04:00 WIB, di kediamannya di Perumahan Cahaya Darusalam Blok B2, No 50, Kabupaten Bekasi.

Penangkapan tersebut berdasarkan pemeriksaan kamera Closed Circuit Television yang berada di lokasi kejadian.

Wiranto Tegaskan Rencana Pembunuhan Pejabat Nasional Bukan Karangan Pemerintah

"Berdasarkan hasil penyelidikan Tim Jatanras Polres Metro Jakarta Barat melalui analisis CCTV yang Tim peroleh dari temuan di lapangan, didapatkan informasi bahwa pelaku Supriatna alias Vianz Jinkz," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu (12/6/2019).

Berdasarkan hasil pendalaman pihak kepolisian, semua bukti mengarah kepada Supriatna.

Ada pun senjata yang dibawa kabur berjenis Glock 17.

Setelah Sofyan Jacob, IPW Desak Polri Tangkap Tujuh Jenderal Purnawirawan Polisi Ini

Pelaku memecahkan kaca mobil Brimob dan mencuri tas yang berisikan Senpi.

"Glock 17 dan tas merk Tumi yang dicuri dari mobil Brimob," ungkap Argo Yuwono.

Akibat perbuatannya itu, tersangka harus mendekam dibalik jeruji besi.

Tiga Pimpinan KPK Pastikan Tak Maju Lagi untuk Periode 2019-2023, Dua Orang Belum Tentukan Sikap

Dia diduga melanggar pasal 1 ayat 1 Undang-undang No 12 Tahun 1951 tentang UU Darurat, dan pasal 363 KUHP dan Pasal 170 KUHP.

Sebelumnya, polisi menangkap empat orang yang diduga merusak mobil Brimob di kawasan Jakarta Barat, saat aksi 21-22 Mei lalu.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Hariyadi mengatakan, keempatnya ditangkap pada Kamis (30/5/2019) lalu.

Jabatan Maruf Amin Dipersoalkan, TKN Jokowi-Maruf Amin Ungkit Status Dua Kuasa Hukum Prabowo-Sandi

"(Keempatnya diduga) Melakukan perusakan terhadap kendaraan Brimob dan juga pencurian terhadap properti yang ada di mobil," ujar Hengki di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (31/5/2019).

Ia menyebut, jajarannya terus menelusuri kemungkinan adanya pelaku lain yang turut melakukan perusakan serta pencurian.

Sebab, ada properti Brimob yang turut dicuri.

Rekapitulasi Suara Manual Sudah Rampung tapi Situng Tak Juga Kelar, Ini Penjelasan KPU

Sementara, keempat orang yang telah diamankan, kata dia, masih menjalani pemeriksaan intensif oleh kepolisian.

"Kita akan kejar terus sampai dapat. Ini karena ada properti Brimob yang dicuri sampai sekarang harus kita amankan, ada beberapa seperti senjata laras licin dan sebagainya," jelasnya.

Hengki juga menyebut pihaknya masih mendalami peran-peran 189 tersangka lain yang telah polisi ciduk dalam aksi kerusuhan tersebut.

Ini Hal yang Dipersoalkan Mantan Komandan Grup Kopassus Hingga Laporkan Majalah Tempo ke Bareskrim

"Kita lakukan rekonstruksi untuk mengetahui peran masing-masing, di mana posisi, apa yang dilakukan dan sebagainya," jelas Hengki. 

Sebelumnya, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pembakaran asrama Brimob di Petamburan, Jakarta Barat oleh perusuh aksi 22 Mei, diduga karena ingin merampas senjata api milik aparat.

Hal ini disampaikan Dedi Prasetyo saat membesuk personel Brimob dan peserta aksi 22 Mei yang terluka, dan kini masih dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ini Penyakit yang Diderita Ratna Sarumpaet, Tensinya Tembus 160

"Untuk merebut senjata," kata Dedi Prasetyo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (27/5/2019).

Untungnya, tak ada satu pun senjata api kepolisian yang berhasil dirampas oleh massa aksi.

Menurutnya, kala itu massa menyerang asrama Brimob menggunakan batu dan bom molotov, sehingga asrama Brimob Petamburan sempat dilalap si jago merah.

Kadisdik Tegaskan Tak Ada Sekolah Favorit di Jakarta, tapi Akui Pandangan Seperti Ini Masih Terjadi

"Belum, belum, ditahan dengan kekuatan 50 orang. Tidak ada (senjata yang dirampas). Dari Slipi maupun Tanah Abang secara masif yang menggunakan batu, dan bom molotov," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi Prasetyo juga membantah apabila ada aparat kepolisian yang dibekali peluru tajam saat melakukan pengamanan pada aksi 22 Mei lalu.

Menurutnya, sejak awal pengamanan aksi di sekitar Gedung Bawaslu, tak ada satu pun personel Polri dan TNI yang dilengkapi senjata api beramunisi peluru tajam.

Jabatan Maruf Amin di Anak Perusahaan BUMN Dipermasalahkan Kubu 02, Ini Kata Yusril Ihza Mahendra

"Sesuai yang sudah saya sampaikan berulang kali, seluruh anggota Polri dan TNI yang laksanakan pengamanan langsung terhadap para pendemo tidak dilengkapi senjata api dan peluru tajam," tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih memburu pihak yang mendanai penyerangan Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat.

Polisi telah mengamankan pelaku kerusuhan serta provokator penyerangan. Namun, saat ini pihak kepolisian masih mendalami sosok yang menjadi penyandang dana kerusuhan aksi 22 Mei.

Mengaku Tak Sehat Sejak Sebelum Lebaran, Ratna Sarumpaet Minta Dirawat di Rumah Sakit Mana Saja

"(Aktor yang membiayai) sedang dicari. Identitasnya belum ada," ujar Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Polisi telah mengamankan uang di dalam amplop dan uang sebesar Rp 5 juta dari salah satu massa provokator yang menyerang asrama Brimob.

Argo Yuwono menyebut uang sebesar Rp 5 juta itu akan digunakan untuk biaya operasional aksi 22 Mei. Sedangkan uang di dalam amplop yang berisi Rp 200 ribu-Rp 500 ribu itu akan dibagi-bagikan.

Polisi Ungkap Soenarko Palsukan Dokumen Senjata Api Sitaan dari GAM Agar Bisa Dikirim ke Jakarta

"Jadi sudah saya jelaskan daripada pelaku perusuh yang kita lihat saat ini sudah direncanakan, sudah disetting ada yang biayai, sudah disiapkan," jelas Argo Yuwono.

Polda Metro Jaya menangkap dan menetapkan 257 orang sebagai tersangka kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei.

Para tersangka melakukan kerusuhan di Petamburan, depan Bawaslu, dan Gambir.

Kivlan Zen Janjikan IR Berlibur ke Mana pun Jika Bisa Bunuh Bos Charta Politika Yunarto Wijaya

Para pelaku dijerat pasal 170, 212, 214, dan 218 KUHP. Sedangkan pelaku pembakaran asrama polisi di Petamburan ditambahi dengan pasal 187 KUHP.

Aksi kerusuhan yang terjadi dalam dua hari terakhir (21-22 Mei) ternyata sudah direncanakan oleh para perusuh.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyerangan Asrama Brimob Petamburan juga telah direncanakan secara sistematis oleh pelaku.

Jusuf Kalla Sebut Prabowo Orang yang Realistis, Yakin Bakal Terima Apapun Putusan MK

Pihak kepolisian telah mengantongi bukti rekaman rencana penyerangan Asrama Brimob.

"Merencanakan dan menyerang asrama polisi di Petamburan. Ini ada barang buktinya, ada rekamannya," ucap Argo Yuwono.

"Jadi sudah disetting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi di Petamburan," sambungnya.

Kuasa Hukum Ingin Kivlan Zen Diberi Kesempatan Jelaskan Langsung Tuduhan Rencana Pembunuhan Pejabat

Argo Yuwono mengungkapkan, para tersangka berasal dari luar Jakarta. Mereka dikumpulkan di Sunda Kelapa, sebelum melakukan penyerangan.

"Para tersangka ini yang disuruh itu berasal dari luar Jakarta. Dan kemudian, dari Jawa Barat, dia kemudian datang ke Sunda Kelapa," tutur Argo Yuwono.

Para pelaku memiliki penyandang dana untuk membiayai aksi mereka. Saat ini polisi masih mendalami pihak yang mendanai aksi pelaku.

Pria Pembunuh Tetangga yang Bakar Rumah Tak Kenal Korbannya, Diduga Depresi Ditinggal Istri dan Anak

Bahkan, senjata yang digunakan untuk menyerang Asrama Brimob telah disiapkan di Petamburan.

"Karena di Petamburan itu ada batu, busur sudah tertata di pinggir jalan. Jadi massa ini datang itu semua sudah siap," beber Argo Yuwono.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, pihaknya masih mengecek informasi enam korban tewas akibat kerusuhan di Jakarta pada Rabu (22/5/2019) dini hari.

Kisah Pejuang Nafkah di Hari Raya, Baru Mudik Lebaran Jika Stasiun Pasar Senen Sepi

"Masih dicek seputar itu, termasuk penyebab tewas dan identitasnya," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Wartakotalive.com, Rabu (22/5/2019).

Yang pasti, kata Dedi Prasetyo, polisi tidak dibekali peluru tajam dan senjata api saat mengamankan unjuk rasa yang berujung rusuh tersebut.

"Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," tuturnya.

"Kita sudah sampaikan jauh-jauh hari bahwa akan ada pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi unras tersebut. Oleh karenanya masyarakat tidak perlu terprovokasi," sambung Dedi Prasetyo. (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved