Mengenang 30 Tahun Tragedi Tiananmen, Kebebasan Semakin Dikekang

Para demonstran idealis yang dimotori tokoh-tokoh mahasiswa di lapangan Tiananmen menuntut kebebasan dan pembagian keuntungan ekonomi lebih adil.

thinkstockphotos
Ilustrasi. Lapangan Tiananmen saat ini. 

Para pengritik kebijakan pemerintah dijatuhi hukuman penjara dengan tuduhan muali dari "menyulut pertengkaran" sampai menyebarkan "hasutan untuk subversi."

Mudik Lebaran, Apa Kabar Simpang Jomin?

Partai Komunis China menolak melonggarkan kendali sedikit pun.

Badan-badan perwakilan di semua tingkatan diisi dengan orang-orang yang ditunjuk partai.

Kongres Nasional Cina hanya berfungsi sebagai stempal bagi pemerintah.

Tahun lalu, Xi Jinping terpilih lagi sebagai Presiden dan Ketua Partai Komunis Cina dengan 2.970 suara melawan 0 suara di Kongres Nasional.

Di Balik Megahnya Kantor Google, Ternyata Ada Perbedaan Status Karyawan

Xi Jinping mengambil kesempatan baik itu untuk mengubah konstitusi dan menghapus pembatasan masa jabatan presiden, menjadikan dirinyanya presiden seumur hidup jika ia menghendakinya.

Melalui kampanye anti korupsi yang memberlakukan juga sanksi hukuman mati, dia mengendalikan lawan-lawan politiknya.

Pemerintah bela kebijakan keras Tiananmen

Berbicara di sebuah forum pertahanan regional di Singapura pada hari Minggu (2/6/2019), Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe membela tindakan keras pemerintah terhadap protes Tiananmen tahun 1989.

Dampak Perang Dagang, Penjualan iPhone di China Langsung Anjlok di Kuartal Pertama

"Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa Cina tidak menangani insiden Tiananmen dengan tepat? Insiden itu adalah turbulensi politik dan pemerintah pusat mengambil langkah-langkah untuk menghentikan turbulensi, yang merupakan kebijakan yang benar," kata Feng.

"Pada saat pemerintah memerintahkan tentara menembaki rakyatnya sendiri, dia sudah kehilangan legitimasinya," kata Rowena Xiaoqing, salah satu aktivis Tiannanmen yang sekarang menjadi dosen tamu di universitas bergengsi Princeton di New Jersey, Amerika Serikat.

"Tentu saja, pihak penguasa selalu bisa memanipulasi sejarah. Namun manipulasi sejarah dan penindasan akan menimbulkan berbagai distorsi, secara sosial, politis dan psikologis", katanya.

Sarjana sosial Zhang Lifan  mengatakan, justru ketika menikmati kemajuan ekonomi, China seharusnya "melunasi utang-utang historisnya," dengan melakukan reformasi politik.

Hubungan Amerika Serikat-China Terus Panas, Kali Ini Bukan soal Perang Dagang

Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Cina 30 Tahun Setelah Peristiwa Tiananmen: Ekonomi Maju, Kebebasan Mundur

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved