Pilpres 2019

Bagaimana Cara Ungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei 2019? Mantan Kepala Intelejen Ini Beberkan Caranya

Kepala Badan Intelijen Strategis TNI 2011-2013, Laksamada Muda Soleman B Ponto atau Soleman Ponto tanggapi kerusuhan 22 Mei

Editor: PanjiBaskhara
Tribunnews/Irwan Rismawan
Kesaksian Warga Saat Massa Aksi 22 Mei Gedor Rumah dan Bakar Mobilnya, 'Kami Diteriaki Macam-macam' 

Banyak yang bertanya-tanya bagaimana cara ungkap dalang kerusuhan 22 Mei 2019? Siapa dalang kerusuhan aksi 22 Mei tersebut?

Kali ini, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI 2011-2013, Laksamada Muda Soleman B Ponto atau Soleman Ponto tanggapi kerusuhan 22 Mei yang terjadi di beberapa wilayah Jakarta.

Diketahui, Soleman Ponto pun menyebut ada cara mengetahui sosok dalang kerusuhan 22 Mei tersebut.

Dilansir TribunJakarta.com, hal tersebut dikatakan Soleman Ponto saat menjadi narasumber di acara Aiman Kompas Tv, Selasa (28/5).

Mulanya Aiman mempertanyakan mengenai kerusuhan 22 Mei apakah bisa dituntaskan secara hukum.

"Ketika kita bicara tahun 1998 misalnya ada sebuah kerusuhan namun kemudian proses hukumnya juga menggantung,

Apakah hasil yang kemudian kita lihat di 22 Mei ini, yang polanya kita bisa baca, indikasinya bisa kita lihat, apakah akan tuntas secara hukum?" ucap Aiman.

Menjawab itu, Soleman Ponto menyatakan aparat bisa melakukan penyelidikan soal dalang kerusuhan 22 Mei dengan bukti-bukti yang telah ada.

Bukti-bukti tersebut diantaranya berupa uang, ambulans dan lain-lain.

"Yang dibayar sudah ada orangnya, uangnya sudah ada, ambulansnya sudah ada, tinggal dinaikkan ke atas.

Mau ditarik ke atas ini polanya sudah jelas, indikasinya jelas, tinggal sekarang keputusan politik, mau enggak menarik ini sampai ketemu elite, apa yang mau dibilang, elite politik atau elite apa, siapa dalangnya, tinggal mau enggak," papar Soleman Ponto.

Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi memperlihatkan senjata tajam dan perusuh yang membuat kerusuhan dengan membakar Asrama Polri di Petamburan dan Slipi, Kamis (23/5/2019). (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Soleman Ponto menuturkan, berbagai data tersebut bisa dianalisis sampai dalangnya ketemu.

"Ditarik sampai dalangnya ketemu. Sejauh mana dalangnya ini akan diambil," ungkap Soleman Ponto.

Lantas Aiman mempertanyakan kemudahan untuk menemukan dalang kerusuhan 22 Mei.

"Sesungguhnya mudah untuk menemukan itu (dalang kerusuhan)?" tanya Aiman.

Soleman Ponto (YouTube/Kompas Tv)

"Mudah, karena itu tadi, indikasi jelas, dari bawah yang tertangkap sudah jelas," tegas Soleman Ponto.

"Tinggal manusia-manusia yang ditangkap ini bisa enggak. Polisi harus bisa membuktikan," imbuh Soleman Ponto.

Tak hanya itu, Soleman Ponto menambahkan, proses penyidikan kasus ini juga mencakup kebutuhan unsur politik

"Nah sekarang untuk bisa membuktikan ini sejauh mana, ini kan kebutuhan politik juga," papar Soleman Ponto.

300 Perusuh Ditangkap

Kerusuhan terjadi di daerah Sarinah, Slipi, Petamburan, dan Tanah Abang, Jakarta, pada 21-22 Mei 2019.

Aksi massa yang memprotes hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 berbuntut kerusuhan.

Dalam penegakan hukum, Kepolisian menangkap ratusan orang yang diduga provokator.

Menurut keterangan polisi, para provokator merupakan massa bayaran. Dugaan itu diperkuat dengan temuan sejumlah uang dari mereka. Polisi menyimpulkan bahwa kerusuhan yang terjadi telah direncanakan.

Sebanyak 300 perusuh ditangkap Jumlah tersangka yang diduga provokator dalam kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta sekitar 300 orang per Kamis (23/5/2019) pagi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, para tersangka ditahan di Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polres Metro Jakarta Barat.

"Saat ini untuk Polda Metro masih melakukan pemeriksaan secara intens terhadap 300 lebih untuk pelaku kerusuhan yang sudah diamankan oleh Polda Metro Jaya," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019).

Gol Anwar El Ghazi Untuk Sahabat yang Mengalami Kerusakan Otak

Yang Perlu Dilakukan Saat Kendaraan Terjebak Kemacetan Mudik Lebaran

Warga Depok yang Ingin Mudik Diimbau Jangan Lupa Matikan Kompor, Cabut Stop Kontak, dan Kunci Rumah!

Polisi sedang mendalami peran dari masing-masing tersangka, siapa yang menjadi pelaku di lapangan, koordinator, hingga auktor intelektualis.

Kemudian, kepolisian juga mendalami barang bukti yang ditemukan, seperti uang, bom molotov, senjata tajam, kendaraan, dan petasan dalam berbagai ukuran.

Data Kepolisian, para terduga provokator menerima uang masing-masing Rp 300.000.

"Amplopnya sudah ada tulisan masing-masing Rp 300.000 per hari. Sekali datang dikasih duit," kata Dedi.

Ternyata Ada Upaya Menjarah Pusat Perbelanjaan dan Permukiman Warga Keturunan Saat Aksi 22 Mei

Tahap Awal Pemberangkatan 918 Sepeda Motor

Lantunan Asmaul Husna Mengawali Apel Gelar Pasukan di Mapolrestro Jakarta Utara

Bahkan ada dua tersangka terafiliasi ISIS Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan, polisi menangkap dua tersangka yang hendak ikut dalam aksi massa.

Menurut Iqbal, keduanya merupakan anggota Kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang terafiliasi dengan ISIS.

"Dari keterangan dua tersangka tersebut, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa tanggal 21-22 (Mei). Kami menemukan bukti yang sangat kuat," ujar Iqbal.

Penjelasan Adian Napitupulu

Adian Napitupulu salami dan sapa Jokowi (Twitter @Murtadhaone)

Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada TNI dan Polri.

Apresiasi itu diberikan lantaran Polri dan TNI solid dan bahu membahu selama berhari hari jaga Jakarta dari kerusuhan yang mungkin saja berpotensi meluas pada tanggal 22 Mei 2019 yang lalu.

"Dari berbagai pernyataan polisi serta pemberitaan berbagai media terlihat jelas bahwa kerusuhan 22 Mei sulit untuk dikatakan sebagai peristiwa yang terjadi secara spontan," ujar Adian Napitupulu dalam keterangan persnya, Senin (27/5/2019).

Adian Napitupulu mengatakan siapapun tahu bahwa tidak mudah untuk menjaga stamina massa dalam kerusuhan yang berlangsung dalam durasi sangat lama.

Massa mengetapel Brimob saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Bahkan, tersebar di beberapa titik lokasi seperti Bawaslu, Tanah Abang juga Slipi.

"Yang sangat menyedihkan dan membuat kemanusiaan kita serasa digugat oleh hati nurani adalah karena massa yang tampak di berbagai pemberitaan dan video yang beredar"

"Banyak diantaranya yang masih berusia belasan, termasuk beberapa korban jiwa juga masih berusia muda," ujar Adian Napitupulu.

Dia mengatakan bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh Polisi untuk mengusut siapa dalang kerusuhan tersebut.

Mustofa Nahrawardaya Pernah Diingatkan Polisi Soal Dampak Sebarkan Hoaks, tapi Tak Kapok Juga

Madura United Kokoh di Puncak Klasemen Setelah Menang 3-0 Atas Borneo FC

Tengok Gaya Busana Muslim Pemain Sinetron Cut Meyriska, Bisa Tampil Gaya Saat Lebaran Lho!

Antara lain melalui pengakuan ratusan orang yang di tangkap di lapangan, bukti bukti dilapangan, rekaman video, rekaman cctv, aliran dana, kendaraan pengangkut dan sebagainya.

"Dengan teknologi dan sumber daya yang di miliki tentunya Polisi mampu mengumpulkan semua bukti bukti itu," ujar Adian Napitupulu .

"Menurut saya, yang sulit bukanlah mengumpulkan bukti bukti melainkan keberanian polisi untuk mengungkap siapa dalang sesungguhnya," dia menambahkan.

Dijelaskan untuk mengusut dan mengumpulkan bukti-bukti di butuhkan teknologi, pengetahuan, kecermatan dan sumber daya manusia.

Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terus terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. Hingga Kamis dini hari, sebagian peserta aksi sudah digiring aparat kemanan untuk membubarkan diri. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (WARTA KOTA/Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Tetapi untuk mengungkap siapa dalangnya maka yang dibutuhkan adalah keberanian luar biasa.

"Saya sangat berharap Polisi memiliki keberanian untuk mengungkap dalang kerusuhan tersebut," ujarnya.

"Pengungkapan itu sungguh menjadi sangat penting dan berharga bagi perjalanan bangsa ini ke depan untuk mencegah berulang nya peristiwa yang sama di kemudian hari," Adian Napitupulu menambahkan.

Di sisi lain, kata dia, kecepatan Polisi untuk mengungkap siapa dalang sesungguhnya menjadi sangat penting untuk mencegah spekulasi spekulasi liar dan fitnah yang asal tuduh sana sini tanpa dasar terlebih lagi bila di tambah "gorengan" dan "bumbu" hoax dari kepentingan politik.

Warga melakukan transaksi jual beli di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (26/5/2019). Mendekati hari raya Idul Fitri, warga kembali memadati Pasar Tanah Abang pasca ditutup karena kerusuhan 22 Mei lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Cukup sudah misteri penembakan misterius, misteri pembunuhan Marsinah, Misteri Udin Bernas, Misteri 27 Juli 1996, Misteri Tanjung Priok 1984, misteri penembakan Mahasiswa Trisakti dan Semanggi"

"Cukup sudah misteri kerusuhan Mei 1998 yang tak pernah terungkap. Jangan tambah lagi bangsa ini dengan misteri misteri baru," katanya.

Dia berharap rakyat secara bersama-sama memberi dukungan penuh terhadap polisi agar tidak ada sedikitpun keraguan untuk mengungkap siapa sesungguhnya dalang kerusuhan.

"Akhir kata sebagai sesama manusia maka saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam untuk semua Rakyat yang menjadi korban"

"Dalam kesempatan yang sama saya juga mengecam keras siapapun yang menjadi dalang kerusuhan itu," kata Adian Napitupulu.

Simak Videonya:

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Ungkap Mudah untuk Menguak Dalang Kerusuhan 22 Mei, Mantan Kepala Intelijen Beberkan Caranya"

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved