Mudik Lebaran
Ratusan Karyawan RSUP Fatmawati Gelar Unjuk Rasa Tuntut THR
Karyawan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan, menggelar aksi menuntut pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang tak kunjung cair.
Penulis: Feryanto Hadi |
Sementara itu, salah satu karyawati, ST, mengutarakan kekesalannya dengan manajemen rumah sakit yang dianggapnya menyepelekan hak para pekerja.
Ia juga menyebut soal pembayaran THR yang sudah dicicil adalah bohong.
"Kamuflase. Itu tidak benar," ujarnya.
• 8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah, Dilengkapi Tata Cara dan Doanya
• Sidang Sengketa Pilpres 2019, Mahfud MD Perkirakan Kejadian 2009 Akan Terulang Kembali
• 7 Amalan yang Dianjurkan untuk Mendapat Malam Lailatul Qadar, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad
• Mahfud MD dan 2 Pakar Top Sebut Prabowo Punya Kesempatan Kalahkan Jokowi di Mahkamah Konstitusi
Ia menyebut, uang cicilan THR yang dimaksud manajemen sejatinya adalah uang tunjangan yang sudah menjadi hak karyawan.
"Di bulan Juli ada uang dulu namanya uang pendidikan tapo sekarang diganti remun 13 dari pemerintah. Nah, uang remun 13 yang harusnya keluar bulan Juli itu dikeluarkan dulu 30 persen di bulan Mei. Sisanya yang 70 persen nanti keluar dibulan Juli. Jadi, uang yang masuk kemarin itu bukan THR," paparnya.
Ia dan karyawan lain menyayangkan klaim sepihak dari pihak manajemen soal cairnya THR yang dimaksud.
Ia pun meminta manajemen tidak memberikan keterangan tidak benar yang justru membuat marah karyawan.
"Jangan seolah-olah uang remun bulan Juli yang jadi hak kami itu dianggap sebagai THR. Yang kami perjuangkan sekarang kenapa THR tidak turun," ungkapnya.
Demonstrasi dilakukan sekitar satu setengah jam, mulai 10.00 hingga 11.30.
Masing-masing divisi mengirimkan perwakilannya untuk berdemo.
Meskipun pelayanan tetap berjalan, namun sejumlah pasien prihatin terhadap aksi demonstrasi itu.
Ia lebih miris setelah tahu tuntutan pendemo adalah karena tidak dibayarnya uang THR.
"Meskipun ada pelayanan, tapi jadi terhambat. Saya sampai nunggu dua jam buat cek darah, besok baru mau kemoterapi," ujar pasien bernama Aris (32) yang turut menyaksikan jalannya demonstrasi usai melakukan cek darah.
Di sisi lain, Aris memahami aksi yang dilakukan pegawai karena menuntut haknya.
"Ya mereka menyuarakan aksi, demo. Menyampaikan masukan-masukan.
Sebenarnya ini merusak citra rumah sakitnya sendiri karena gak bayar THR seperti itu. Ini kan masalah internal perusahaan tapi malah jadi banyak yang tahu," ungkapnya.