Pilpres 2019
Ambulans Partai Gerindra yang Bawa Batu Saat Aksi 22 Mei Ternyata Tunggak Pajak Sejak 2015
Dalam laman tersebut juga disebutkan bahwa mobil itu merupakan milik PT Arsari Pratama.
MOBIL ambulans Partai Gerindra yang diamankan polisi saat kerusuhan aksi 22 Mei, ternyata menunggak pajak kendaraan bermotor sejak 25 Februari 2015.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com melalui laman resmi Samsat Jakarta, STNK mobil bernomor polisi B 9686 PCF tersebut telah habis sejak 25 Februari 2018.
Dalam laman tersebut juga disebutkan bahwa mobil itu merupakan milik PT Arsari Pratama.
• Ternyata Benda Ini yang Ada di Dalam Ransel Perempuan Bercadar Saat Aksi 22 Mei di Depan Bawaslu
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di situs resmi DPR, keponakan Prabowo Subianto yang juga anggota DPR dari Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo merupakan Komisaris dari PT Arsari Pratama dari 2008 hingga kini.
Akibat tunggakan tersebut, mobil ambulans itu dikenakan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp 390.600 di luar pajak pokok senilai Rp 1.627.500.
Mobil itu juga dikenakan denda Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp 100.000.
• Aksi Pedagang di Flyover Slipi Ini Beredar Viral, Perekamnya Bilang Kebaikan Kadang Tak Terlihat
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon angkat suara mengenai dugaan satu unit mobil ambulans berisi batu.
Ditemui di RSUD Tarakan Jakarta, Rabu (22/5/2019), Fadli Zon mengatakan tidak yakin atas hal tersebut. Terlebih, Partai Gerindra memiliki ratusan mobil Ambulance.
"Saya sangat tidak yakin bahwa itu adalah ambulans Gerindra, dan diisi kemudian dengan batu-batu. Saya kira tidak ada itu," katanya.
• Ini Penampakan Ambulans Partai Gerindra yang Bawa Batu Saat Aksi 22 Mei
Dia meminta kepada seluruh pihak untuk tidak memberikan pembunuhan karakter terhadap partai berlambang kepala burung garuda tersebut. Jika benar ada, lanjut dia, harus dibuktikan terlebih dahulu.
"Kalau ada oknum, nanti kita lihat. Tapi saya yakin tidak ada itu. Bisa-bisa cuma setting," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, mobil ambulans Partai Gerindra yang diamankan saat rusuh aksi 22 Mei, dibawa ke Markas Polda Metro Jaya.
• Amien Rais Bilang Bakal Kejar Penembak Peserta Aksi 22 Mei ke Ujung Indonesia
Sebelumnya, mobil ambulans tersebut diamankan di sekitar kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Di dalam mobil tersebut terdapat beberapa batu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengonfirmasi hal tersebut.
"Iya betul," ujar Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu (22/5/2019).
• Siswa SMK Ini Ikut Aksi 22 Mei karena Ingin Perang, Lalu Tertembak tapi Tak Jera Berdemonstrasi Lagi
Saat pemeriksaan pihak kepolisian, ditemukan batu berserakan di dalam ambulans tersebut.
"Isinya ya ada batu-batu," ucap Argo Yuwono.
Ambulans Partai Gerindra bawa batu dengan nomor polisi B 9868 PCF itu, tampak disegel garis polisi.
• Jusuf Kalla Minta Prabowo-Sandi Turun Tangan Tenangkan Massa Aksi 22 Mei
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan sebuah ambulans yang diduga milik partai politik.
Iqbal mengatakan ambulans berisi batu dan alat-alat yang diduga untuk menyuplai massa aksi 22 Mei.
"Ada satu ambulans. Ada partainya. Penuh dengan batu dan alat-alat," ujar Iqbal di Kemenkopolhukam, Rabu (22/5/2019).
• Kronologi Warga Depok Tewas pada Aksi 22 Mei, Tertembak Saat Jaga Rumah Imam FPI Rizieq Shihab
Meski demikian, jenderal bintang dua tersebut tidak menyampaikan logo parpol apa yang ditemukan di ambulans itu.
Selain itu, mantan Wakapolda Jawa Timur tersebut juga mengatakan pihaknya mengamankan amplop berisi uang pula.
Saat ini, Polda Metro Jaya tengah mendalami penemuan ambulans berlogo parpol tersebut.
• Pemerintah Gerak Cepat Cari Dalang Kerusuhan Aksi 22 Mei
"Sudah kami amankan. Ada juga kami geledah massa-massa itu ada amplop dan uangnya, sudah disita, Polda Metro Jaya sedang mendalami," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan, pihaknya masih mengecek informasi enam korban tewas akibat kerusuhan di Jakarta pada Rabu (22/5/2019) dini hari.
"Masih dicek seputar itu, termasuk penyebab tewas dan identitasnya," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Wartakotalive.com, Rabu (22/5/2019).
• Temukan Amplop Berisi Uang, Polisi Duga Peserta Aksi 22 Mei yang Rusuh Massa Bayaran
Yang pasti, kata Dedi Prasetyo, polisi tidak dibekali peluru tajam dan senjata api saat mengamankan unjuk rasa yang berujung rusuh tersebut.
"Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," tuturnya.
"Kita sudah sampaikan jauh-jauh hari bahwa akan ada pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi unras tersebut. Oleh karenanya masyarakat tidak perlu terprovokasi," sambung Dedi Prasetyo.
• BREAKING NEWS: Polisi Sita Ambulans Parpol Berisi Batu, Massa Aksi 22 Mei Kantongi Amplop Isi Uang
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginformasikan sampai saat ini sudah ada enam korban meninggal dunia akibat kerusuhan dalam aksi tolak hasil Pemilu 2019 di sekitar Jalan MH Thamrin.
Keenam korban penembakan meninggal dalam aksi 22 Mei itu tersebar di empat rumah sakit di Jakarta.
Data korban aksi 22 atau korban penembakan versi Anies Baswedan ini ia terima dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
• BREAKING NEWS: Aparat Ciduk Tiga Orang yang Siapkan Isu Sniper Saat Aksi 22 Mei, Targetnya Pejabat
"Jadi kira-kira ada 200 orang luka-luka per jam sembilan pagi ini, dan ada sekitar enam orang tercatat meninggal," ujar Anies Baswedan di RS Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Gubernur Anies tinjau RS Tarakan untuk melihat langsung penanganan korban aksi 22 Mei.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti merincikan korban meninggal 1 di RS Tarakan, 2 di RS Pelni, 1 di RS Budi Kemuliaan, 1 di RS Mintoharjo, dan 1 di RSCM.
• Kena Gas Air Mata, Demonstran Aksi 22 Mei Menangis Teriak Cari Mamanya
Namun, Widyastuti mengaku belum mengetahui penyebab meninggalnya keenam korban.
"Belum tahu secara pasti ya sebabnya. Sepertinya ada luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet. Ada juga luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru," ungkap Widyastuti.
Ada pun korban-korban ini merupakan pendukung Paslon Capres-Cawapres 02 yang mengepung kantor Bawaslu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, sejak kemarin siang.
• Enam Korban Tewas, Polisi: Kami Sudah Sampaikan Jauh-jauh Hari Ada Pihak Ketiga Manfaatkan Situasi
Mereka melakukan aksi protes atau unjuk rasa atas hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang dianggap curang.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menegaskan, aparat keamanan yang mengamankan aksi demonstrasi kelompok yang tak puas terhadap hasil Pemilu 2019, tidak akan dibekali senjata api dan peluru tajam.
Ia mengatakan, hal itu adalah Standard Operating Procedure (SOP) pengamanan aksi massa pada masa Pemilu 2019, yang diinstruksikan langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
• Jusuf Kalla: Demo Sebesar Apa Pun Tidak akan Mengubah Hasil Pemilu
Hal itu disampaikan Iqbal saat konferensi pers di Media Center Kemenkopolhukam, Selasa (21/5/2019).
"SOP yang dimiliki oleh TNI dan Polri perlu kami sampaikan juga. Bahwa setiap pasukan pengamanan besok atau nanti malam atau kapan pun, sudah diinstruksikan oleh Kapolri dan Panglima TNI tidak dibekali dengan peluru tajam," tutur Iqbal.
"Saya ulangi, tidak dibekali peluru tajam. Kami pastikan. Jadi kalau besok ada penembakan dengan peluru tajam, bisa dipastikan bukan pasukan TNI dan Polri. Ada penumpang gelap," sambung Iqbal.
• BREAKING NEWS: Anies Baswedan Bilang Enam Orang Tewas Saat Aksi 22 Mei, 200 Lainnya Luka-luka
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga mengatakan, seluruh aparat yang diterjunkan pada aksi 22 Mei nanti tidak dilengkapi dengan senjata beramunisi peluru tajam.
"Untuk itulah kami rapat di Menko Polhukam menyepakati hindarkan TNI-Polri dari senjata amunisi tajam. Tidak ada lagi sekarang amunisi tajam itu, dilarang. Berikutnya kita menghindari kontak langsung dengan massa," papar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto meminta TNI-Polri tetap mengedepankan sisi humanis dalam mengamankan KPU, Bawaslu, dan obyek vital lainnya.
• LIVE STREAMING Situasi Unjuk Rasa di Kawasan Petamburan dan Tanah Abang
Permintaan itu dilakukan jelang pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei pekan depan.
"Mengenai ancaman ada rencana menduduki dan bakal terjadi konflik dengan aparat keamanan, saya perintahkan polisi dan tentara senapan simpan dulu," ucap Wiranto saat memberikan pengarahan dalam acara Rakornas Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tahun 2019 di Grand Paragon Hotel, Jakarta Barat, Kamis (16/5/2019).
"Pakai pentungan saja. Itu pun kalau tidak perlu enggak usah," sambungnya. (Amriyono Prakoso)