Pilpres 2019

Jusuf Kalla: Demo Sebesar Apa Pun Tidak akan Mengubah Hasil Pemilu

WAKIL Presiden Jusuf Kalla angkat bicara terkait aksi unjuk rasa tolak hasil Pemilu 2019.

Bloomberg/Dimas Ardian
JUSUF Kalla, Wakil Presiden RI 

WAKIL Presiden Jusuf Kalla angkat bicara terkait aksi unjuk rasa tolak hasil Pemilu 2019.

Bagi JK, mengeluarkan pendapat di muka publik tentu dijamin oleh undang-undang. Namun, dalam menyikapi hasil pilpres seperti ini, hal tersebut tidak dapat mengubah hasilnya.

"Ya kita negara yang terbuka untuk orang berpendapat, tapi semua persoalan ada prosedurnya," kata JK, ditemui di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019).

Polisi: Kalau Ada Penembakan Peluru Tajam Bisa Dipastikan Bukan dari TNI-Polri, Ada Penumpang Gelap

"Boleh saja tentu berpendapat atau mengeluarkan pandangan. Dalam bentuk demonstrasi, demo, tapi tentu sesuai prosedur," sambungnya.

Tapi kalau demo saja, lanjut JK, tidak akan menyelesaikan persoalan. Menurut JK, yang bisa menyelesaikan persoalan adalah mengajukan gugatan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Apa pun, berapa besar demo pun tidak akan mengubah. Yang mengubah hal apabila ada suatu laporan yang memang terbukti ke MK," tutur JK.

Jokowi: Sudah Dekat Lebaran, Masa Kita Mau Ramai Urusan Politik Terus?

Ia mengatakan, sejauh ini aparat keamanan telah siap dan siaga menghalau dampak yang ditimbulkan oleh peserta aksi massa.

"Ya saya kira demo itu untuk mendukung proses itu. Silakan saja, karena itu polisi-TNI, keamanan siap menghadapinya. Apabila proses itu dilanggar yang memakai kekerasan, memakai demo, melanggar lalu lintas terus menerus, itu pelanggaran," paparnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginformasikan sampai saat ini sudah ada enam korban meninggal dunia akibat kerusuhan dalam aksi tolak hasil Pemilu 2019 di sekitar Jalan MH Thamrin.

Polisi Tepis Kabar Aparat Masuk Masjid untuk Kejar Pengunjuk Rasa

Keenam korban meninggal itu tersebar di empat rumah sakit di Jakarta. Data ini ia terima dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Jadi kira-kira ada 200 orang luka-luka per jam sembilan pagi ini, dan ada sekitar enam orang tercatat meninggal," ujar Anies Baswedan di RS Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti merincikan korban meninggal 1 di RS Tarakan, 2 di RS Pelni, 1 di RS Budi Kemuliaan, 1 di RS Mintoharjo, dan 1 di RSCM.

###

 Habis Tetapkan Jokowi Menang Pilpres 2019, KPU Umumkan Hal yang Bikin Banyak Orang Kecele

 SBY Resmi Ucapkan Selamat pada Jokowi-Maruf, Juga Menerima Hasil Pileg Meski Suara Demokrat Turun

 Mantan Danjen Kopassus Ditahan Karena Dugaan Penyelundupan Senjata, Ini Profil Lengkapnya

 Aa Gym Sebut Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun, Ajak Jamaah Ikut Doakan Ustaz Arifin yang Kritis

 BREAKING NEWS: Anies Baswedan Bilang Enam Orang Tewas Saat Aksi 22 Mei, 200 Orang Luka-luka

 VIDEO: Seusai Demo di Bawaslu Ricuh Massa Lawan Aparat, 20 Diamankan

 IPW: Jakarta Rusuh, Pihak yang Kampanyekan People Power Harus Tanggung Jawab

Namun, Widyastuti mengaku belum mengetahui penyebab meninggalnya keenam korban.

"Belum tahu secara pasti ya sebabnya. Sepertinya ada luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet. Ada juga luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru," ungkap Widyastuti.

Ada pun korban-korban ini merupkan pendukung Paslon Capres-Cawapres 02 yang mengepung kantor Bawaslu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, sejak kemarin siang.

LIVE STREAMING Situasi Unjuk Rasa di Kawasan Petamburan dan Tanah Abang

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved