Hari Kebangkitan Nasional
Hari Kebangkitan Nasional, Fahri Hamzah: Perjuangan Ani Hasibuan Sama Seperti Dokter Stovia
Anggota DPR RI Fahri Hamzah mengajak masyarakat mengenang Hari Kebangkitan Nasional. Ia juga mengajak masyarakat mengenang perjuangan dr. Ani Hasibuan
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Anggota DPR RI Fahri Hamzah mengenang hari kebangkitan nasional 20 Mei 2019 ini dengan mengenang perjuangan dokter Ani Hasibuan.
Sebab, menurutnya, perjuangan dokter Ani Hasibuan persis dengan perjuangan para dokter yang saat itu mendirikan organisasi Budi Utomo.
“Peristiwa yang ditandai sejak kelahiran Budi Utomo 111 tahun lalu pada tahun 1908 adalah sebuah momentum penting bangkitnya kesadaran nasionalisme INDONESIA. Mari sejenak kita merenungi arti hari itu,” ajak mantan politisi PKS itu lewat akun twitternya @Fahrihamzah Minggu (19/5/2019).
Organisasi Budi Utomo sendiri kata Fahri Hamzah menjadi pergerakan pertama Indonesia melawan kolonialisme.
• Ani Hasibuan Dokter Bongkar Kematian Anggota KPPS Nilai Ada Kejanggalan Penanganan Laporan Kasusnya
• Hari Kebangkitan Nasional Jadi Momen Polri TNI Berantas Terorisme
Organisasi itu dipelopori oleh para dokter-dokter di masa pra kemerdekaan.
“Peran para dokter di masa pra kemerdekaan yang awalnya di sebuah “sekolah dokter djawa” yang kemudian menjadi STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) (Sekolah Pendidikan Dokter Hindia),” jelasnya.
Saat itu kata Fahri Hamzah, para dokter menjadi penggerak perubahan.
Mereka ada di organisasi-organisasi perubahan.
Tujuannya ialah mengkonsolidasikan kekuatan rakyat melalui pendidikan atau gerakan massa.
“STOVIA, itulah sekolah kedokteran yang akhirnya menjadi FKUI sekarang,” imbuhnya.
• Cerita Kisruh PKS, Fahri Hamzah Berkisah Soal Anis Matta: Banyak Politisi Takut Sama Prestasinya
• Fahri Hamzah: Makar Pakai Senjata, Enggak Pakai Mulut
Hal tersebut membuat dirinya teringat dengan dokter-dokter legendaris di kalangan mahasiswa dari zaman dahulu hingga sekarang.
Misalnya saja Hariman Siregar pemimpin Malari 1974 hingga Ani Hasibuan yang namanya mencuat belakangan ini.
Semua dokter itu kata Fahri, berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Oleh karenanya, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk mengenang kembali peristiwa-peristiwa yang membuat negara terbentuk.
“Orang-orang pada paruh awal abad 20 adalah mereka yang warnanya jelas. Mereka berjuang untuk perubahan. Mereka tidak peduli intimidasi karena mereka bergerak mendahului waktu,” tandasnya.
• Caleg Belanja Suara di Kecamatan Berani Bayar Hingga 10 Juta Buat Petugas PPK
Dikutip dari TribunMedan Dokter Ahli Syaraf Robiah Khairani Hasibuan alias Ani Hasibuan dipanggil polisi Polda Metro Jaya, Jumat (17/5/2019).
Dokter yang sempat bongkar penyebab kematian ratusan anggota KPPS itu kini disangkakan 6 pasal dengan hukuman 10 tahun penjara, atas sejumlah tindak pidana.
Surat panggilan Ani Hasibuan bernomor S.Pgl/1158/V/RES.2.5/2019/Dit Reskrimsus yang diteken oleh Wakil Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya.
Polisi panggil Ani Hasibuan karena diduga melakukan sejumlah tindak pidana sebagaimana dilaporkan seorang warga bernama Carolus Andre Yulika.
Pasal-pasal disangkakan kepada Ani Hasibuan setidaknya ada lima pasal yang diambil dari UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta UU No 1 tahun1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
ALUMNI Univeristas Indonesia (UI) pun mulai bergerak untuk membela salah satu alumninya itu.
Jumat (17/5/2019) Ikatan Keluarga Besar (IKB) UI menggelar aksi solidaritas dan membuat deklarasi di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, mendukung Ani Hasibuan, #SaveDokterAniHasibuan.
Alumni Universitas Indonesia menyatakan siap menjadi penjamin dr Ani Hasibuan dan jika perlu siap untuk ditahan, #SaveDokterAniHasibuan.
Para alumni menolak kriminalisasi dokter.