Mutiara Ramadan

Tuhan Menciptakan Manusia Begitu Sempurna, Bahkan Ada Beberapa Sifat Allah Mengalir

Dalam Alquran bahkan disebutkan secara tegas bahwa manusia merupakan makhluk yang mendapatkan percikan Ruh-Nya

Tribunnews.com
Komaruddin Hidayat 

Manusia adalah mikrokosmos yang memiliki daya tampung yang luar biasa besar; melebihi makrokosmos yang ia tempati.

Karena itu dalam adagium tasawuf disebutkan manusia ibarat seekor belalang kecilyang menempel pada dahan sebuah pohon, tapi pengetahuannya jauh melampaui luasnya hutan itu sendiri.

Sebagai makhluk yang diciptakan sesuai citra Tuhan dan mendapatkan percikan Ruh-Nya, logis manusia memiliki unsur-unsur Ilahi dan kemiripan sifat dengan penciptanya.

Hanya saja Allah Maha-Absolut, sedangkan sifat-sifat ilahi yang ada pada manusia merupakan anugerah-Nya yang bersifat relatif.

Manusia memiliki kemampuan mengetahui, tetapi Allah Maha Mengetahui. Manusia mampu mencipta, tetapi Allah Maha Pencipta.

Manusia mendengar, Allah Maha Mendengar, dan seterusnya. Unsur-unsur Ilahi ini sejatinya adalah instrumen yang dianugerahkan Tuhan kepadamanusia supaya bisa menginsafi hakikat dirinya, untuk selanjutnya mengenal, mendekati, dan menjalin hubungan dengan Tuhan.

Unsur-unsur itu adalah instrumen yang ditanamkan dalam diri manusia sehingga diamampu menerima pancaran cahaya Ilahi.

Ketika manusia sudah mengenal, mendekat dan mencintai Tuhan, selanjutnya akan terjadi limpahan energi ilahi yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia.

Karena natur manusia itu fitri, hanif, dan memiliki banyak kesamaan dengan pencipta-Nya, seorang muslim mestinya semakin memiliki sifat kasih sayang mengingat seroang muslim paling banyak menyebut dua sifat itu.

Perlu kerja keras Singkatnya, relasi antara Tuhan dan manusia ini bisa diilustrasikan dengan besi yang ditempelkan digosok-gosokkan pada magnet.

Pada mulanya, besi itu hanyalah penerima yang secara pasif hanya bisa pasrah ditarik oleh magnet.

Tapi semakin lama digosok, partikel penyusun besi secara otomatis akan teratur seperti partikel magnet, sehingga besi yang tadinya hanya bersifat pasif, sekarang berubah menjadi aktif dan mampu menjadi magnet baru walaupun kualitasnya tidak setara dengan magnet yang asli. Inilah yang disebut sebagai Takhalluq bi akhlaqillah.

Internalisasi sifat-sifat Ilahi ke dalam diri kita.

Proses mengenal dan internalisasi ini berbeda dengan proses mengenali dan memasukkan sari pati makanan untuk tubuh.

Untuk mengenal makanan, kita cukup mengetahui, memiliki, kemudian memakannya sehingga makanan itu masuk ke tubuh kita.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved