Pasar Uang

Nasib Rupiah Pada Pekan Depan, Penjelasan Analis Pasar Uang

Nasib Rupiah Pada Pekan Depan, Penjelasan Analis Pasar Uang Setelah Rupiah Mendapatkan Tekanan Selama Satu Pekan.

thinkstockphotos
Ilustrasi. Dalam pekan ini pergerakan rupiah dalam tekanan. Memasuki kuartal-II kebutuhan pasar domestik terhadap dollar Amerika Serikat (AS) meningkat karena musim dividen, dan sentimen global yang menggoyahkan laju rupiah. 

Kondisi rupiah yang menguat hari ini sepertinya menjadi sinyal penguatan pada perdagangan pekan depan.

Pasar cenderung sudah menangkap sinyal dan tidak kaget terkait keputusan AS.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Dalam pekan ini pergerakan rupiah dalam tekanan.

Memasuki kuartal-II kebutuhan pasar domestik terhadap dollar AS meningkat karena musim dividen, dan sentimen global yang menggoyahkan laju rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir Kontan, sepekan rupiah melemah 0,42 persen.

Bank Indonesia: Kebutuhan Uang Tunai di Bulan Ramadan Hingga Lebaran Diperkirakan Rp 217,1 Triliun

Lebih lemah, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,45 persen.

Sementara secara harian Jumat (10/5/2019) rupiah ditutup menguat 0,23 persen di level Rp 14.326 per dollar AS.

Adapun dalam kurs tengah BI mata uang Garuda melemah tipis 0,06 persen.

Bulan Ramadan, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 1,9 Triliun Per Hari

Kondisi rupiah yang menguat hari ini sepertinya menjadi sinyal penguatan pada perdagangan pekan depan.

Sentimen global yang bergulir hari ini adalah keputusan AS yang meningkatkan tarif impor atas barang-barang China dari 10 persen menjadi 25 persen.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pertengahan pekan lalu telah mengisyaratkan kenaikan impor China.

Efek Perang Dagang Amerika Serikat dan China, IHSG Turun 2,4 Persen

Makin panas, Trump mengatakan China telah melanggar kesepakatan dagang dan ia memastikan kebijakan impor itu akan tetap dilaksanakan.

Ekonom Bank UOB, Enrico Tanuwidja, mengatakan, pasar cenderung sudah menangkap sinyal dan tidak kaget terkait keputusan AS.

"Pada akhirnya pasar memilih negera yang memiliki prospek ekonomi makro dan imbal hasil yang menarik, seperti Indonesia," kata Enrico kepada Kontan.

Ditekan Donald Trump, China Punya 3 Senjata untuk Balas Amerika Serikat

Kabar baiknya dari dalam negeri sinyal positif berhembus.

BI mencatat defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) pada kuartal I-2019 defisit 7 miliar dollar AS atau setara 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal IV-2018 yang mencapai 9,2 miliar dollar SA atau 3,6 persen dari PDB.

Tarif Impor China Dinaikan oleh Trump, China Siap Membalas

Sementara, inflasi bulan April masih terjaga di level 2,83 persen.

Enrico mengatakan, dengan salah satu yang membuat CAD membaik adalah langkah pemerintah yang membatasi barang impor, sehingga membuat rupiah menguat di tengah situasi global yang memanas.

Katanya pencapaian ekonomi Indonesia yang positif akan menjadi sinyal bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan setidaknya pada kuarta-IV.

Tidak Hanya Perang Dagang, Amerika Serikat dan China Juga Beradu di Mesin Perang

Untuk pekan depan pasar masih fokus terhadap perang dagang AS-China.

"Pasar akan menanti stimulus apa yang akan digelontorkan China untuk perang dagang, jika positif maka rupiah akan menguat," kata Enrico.

Enrico meramal rupiah bakal menguat pekan depan dengan rentang pergerakan di level Rp 14. 250-Rp 14.350 per dollar AS.

Ada 2 Perusahaan Fintech Terancam Dicoret AFPI, Ada Penjelasan dari OJK

Berita ini sudah diunggah di Kontan.co.id dengan judul Sepekan rupiah melemah 0,42%, bagaimana nasib pekan depan?

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved