Bulan Suci Ramadan
5 Filosofi Kolak, Tak Sekedar Takjil Tapi Punya Makna yang Mendalam
Ada yang suka berbuka puasa dengan kolak? Ternyata kolak itu punya makna yang mendalam loh coba simak di sini
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
KULINER kolak biasa ditemui pada bulan Ramadan.
Isi kolak biasanya terdiri dari pisang, ubi, tape, kolang-kaling dengan ditamnah kuah gula santan
Tahukah anda dibalik manis gurih rasa kolak menyimpan berbagai makna atau filosofi mendalam
Anda harus tahu maknanya biar nanti pas buka puasa dengan kolak bisa meresapi ,maknanya.
1. Mengosongkan dosa

Menurut sejarah, para wali-lah yang memperkenalkan kolak hingga begitu terkenal hingga sekarang.
Selain menawarkan khazanah kuliner baru, beliau-beliau juga menginginkan agar masyarakat belajar nilai yang terkandung dalam makanan ini.
Kolak berasal dari kata ‘khala’ (bahasa Arab) yang berarti kosong.
Maknanya adalah, kita sebagai manusia harus selalu bertaubat kepada Alloh agar kosong dari dosa.
Kematian dengan kekosongan dosa menurut para wali adalah sebaik-baiknya akhir.
• Ini Menu Masakan Wajib Sandi Darma Sute Saat Bulan Ramadan, Masakan Khas Kampung Halaman
• Ini Syarat-syarat Untuk Opick Saat Diberi Kepercayaan Membawa dan Menyimpan Rambut Nabi Muhammad SAW
2. Mendekatkan diri pada Allah

Selain ‘khala’, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kolak berasal dari kata ‘kholaqo’yang juga bahasa Arab dan bisa diturunkan menjadi ‘kholiq’ yang artinya mencipta.
Secara tersirat kolak menganjurkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Alloh.
3. Mengingatkan pada kematian

Di dalam kolak kita akan menemukan banyak jenis makanan, namun ubi-lah salah satu yang tidak pernah ketinggalan.
Mengapa bisa begitu?
Menurut orang Jawa, ubi masuk dalam jenis makanan polo pendem atau yang tumbuh di bawah tanah.
• Ini Amalan 10 Hari Pertama Bulan Ramadan 2019/ 1440 H, Baca Deretan Doa Berikut Ini Setiap Hari
• Ada 3 Fase Dalam Bulan Ramadan yang Perlu Anda Ketahui Agar Tidak Sia-Sia Puasanya
• 4 Menu Takjil yang Dianggap Aman Bagi Penderita Diabetes dan yang Sedang Diet
Artinya, ketika menyantapnya, maka harus ingat kalau suatu saat kita pasti akan seperti mereka: dikubur di dalam tanah.
Para wali menganjurkan adanya pertaubatan di setiap sendok kolak yang kita makan. Pasalnya, kematian mungkin saja akan datang semudah kita menyantapnya.
4. Mengajarkan untuk tidak berbuat dosa

Selain ubi, pisang juga menjadi makanan yang selalu ada dalam kolak.
Namun dari sekian banyak jenis pisang, hanya pisang kepoklah yang paling pas.
Kepok pada pisang kepok merujuk pada istilah ‘kapok’ yang dalam bahasa Jawa berarti menyesal atau jera.
Hal ini mengajarkan bahwa setiap kali menikmatinya, kita harus selalu ingat untuk takut akan dosa dan tidak lagi melakukan hal-hal yang membuat kita berdosa.
5. Mengajarkan untuk meminta maaf

Dari semua bahan untuk membuat kolak, santan adalah yang paling penting karena akan menjadi kuah.
Santan dalam bahasa Jawa disebut ‘santen’ yang merupakan kependekan dari ‘pangapunten’ (maaf).
Jadi, ketika kita meminum kuah kolak yang manis itu, ingatlah akan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan dan kemudian meminta maaf kepada mereka yang pernah kita salahi. Sumber: https://www.inovasee.com/filosofi-kolak-5351/
Kolak Pisang Ubi
Bahan:
10 buah pisang raja / pisang kepok (kupas dan potong serong)
2 buah nangka
350 gr ubi kuning
150 ml Santan kelapa
1 liter air putih
6 sdm gula pasir
6 sdm gula merah
2 lembar daun pandan
vanili 1/4 sendok teh
Santan siap saji
Garam secukupnya (agar rasanya gurih)
Cara Membuat:
1. Rebus air bersama dengan ubi kuning, sampai ubi lunak.
2. Masukan santan, gula pasir, gula merah, garam, fanili, dan daun pandan. Gunakan api kecil dan aduk perlahan.
3. Masukan potongan pisang, tunggu sebentar
4. Kolak pisang siap disajikan.
5. Sajikan hangat.
sumber: resep koki