Pemilu 2019

2 Ibu Petugas KPPS di Pariaman dan Agam Mengalami Keguguran karena Kelelahan saat Bertugas

2 Ibu Petugas KPPS di Pariaman dan Agam Mengalami Keguguran karena Kelelahan saat Bertugas

ANTARA News/A Rauf Andar Adipati
ILUSTRASI. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) membantu proses rekapitulasi suara di PPK Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019). 

Istri Rahman Hakim langsung dibawa ke UGD saat itu. Di sana dicek dan diperiksa oleh dokter. Dokter mendiagnosa, istrinya mengalami abortus komplit (sempurna kegugurannya).

"Saya dan keluarga sangat terpukul. Itu adalah anak kedua saya. Dokter menduga istri saya kelelahan dengan tingkat stres yang tinggi," kata Rahman Hakim.

Sebagai suami, Rahman Hakim sangat mengharapkan kehadiran buah pernikahannya dengan Yusri Marnita. Dia dan kelurganya yang lain dirundung kesedihan.

"Saya sedih. Keluarga sedih. Mereka mengeluarkan macam-macam tanggapan. Gara gara uang sedikit dan gara gara mengharapkan sesuatu yang tidak patut, kita kehilangan," keluh keluarga Rahman Hakim.

Namun, Rahman Hakim tetap tabah karena baginya hidup dan mati di tangan Allah.

"Saya kembalikan semua kepada Allah. Sudah ajal anak saya di sana," pasrah Rahman Hakim.

Rahman Hakim tidak pernah berharap musibah ini menimpa dia dan keluarganya. Dia tidak menyangka sistem Pemilu mengakibatkan istrinya keguguran.

"Ini sangat tidak saya harapkan. KPU tidak berpikir Pemilu akan serumit ini. Saya pun berpikir demikian.
Kita sama sama tidak berharap hal ini terjadi," kata Rahman Hakim.

Bagi Rahman Hakim pekerjaan istrinya adalah pengabdian kepada negara. Ia tak pernah mengukur sesuatu dari uang.

Ia berharap penyelenggara Pemilu melakukan evaluasi sehingga menghasilkan sistem yang lebih baik. Ia menginginkan KPU menerapkan sistem shift untuk kedepannya.

"Istri saya kerja 24 jam. Kasihan juga. Namun karena dia punya tanggung jawab, saya gak bisa ngapa ngapain.

Saya sudah menjaga istri saya. Saya sudah ingatkan dia. Tetapi malang tak dapat ditolak," kata Rahman Hakim.

Hingga berita ini diturunkan, dua anggota KPPS yang mengalami keguguran tersebut belum menerima santunan. Namun mereka tak berharap banyak.

"Kalau seandainya ada santunan, saya sebagai suami yang menjemput. Pasti ada program dari Pemerintah. Cuma belum menerima informasi. Keguguran istri saya sudah saya katakan ke ketua KPPS," kata Rahman Hakim.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved