Hari Buruh

Kelompok Berbaju Hitam di Hari Buruh Sudah Diketahui Nama dan Motifnya, Kini Tinggal Dalangnya

Belum, (dalangnya) masih mendalami dengan memeriksa sejumlah pihak yang kemarin diamankan,

TribunJabar/Istimewa
Massa berbaju hitam saat beraksi pada perayaan Hari Buruh Internasional di Bandung. 

Polisi belum mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab dibalik penggerakan massa berpakaian hitam-hitam pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Kota Bandung, Rabu (1/5/2019).

"Belum, masih mendalami dengan memeriksa sejumlah pihak yang kemarin diamankan," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko via ponselnya, Kamis (2/5).

Sebelumnya Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, polisi sudah memulangkan sebagian pemuda yang tergabung dalam massa tersebut.

Deretan Fakta Massa Berbaju Hitam Perusuh Saat May Day 2019, Logonya Memiliki Arti Internasional

Moeldoko Minta Polisi Cari Otak Penggerak Kelompok Berbaju Hitam yang Bikin Rusuh di Hari Buruh

Wartawan Dipiting dan Diintimidasi Saat Liput Demo Buruh May Day 2019 di Bandung

Yang dipulangkan sebagian dari mereka yang di bawah umur dan tidak didukung alat bukti yang cukup.

‎"Intinya kami masih mendalami soal di belakang mereka, mohon bersabar," ujar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan massa tersebut merupakan bagian dari kelompok Anarko Sindikalism, sebuah cabang pandangan politik yang lahir dari gerakan anarki dengan tokoh utama Mikail Bakunin.

Massa berpakaian hitam-hitam ini pun saat berunjuk rasa membawa spanduk dan atribut lainya dengan logo huruf A dalam lingkaran.

Mereka juga membawa cat semprot.

Sebagai gambaran, diduga ada pihak-pihak yang mendanai gerakan mereka.

 Karenanya, penyidik yang dilibatkan pun cukup banyak mencapai 100 orang.

"Penyidik yang dilibatkan dari Satreskrim Polrestabes Bandung, Ditreskrimum, dan Ditreskrimsus," ujar Trunoyudo.

Hari Buruh di Makassar Dinodai Perusakan McDonalds Oleh Kelompok Berpakaian Hitam, Dua Ditangkap

Salah satu bagian dari massa yang sudah dipulangkan, Ade (17) warga Leuwi Panjang mengaku sudah dipulangkan dari Mako Brimob Polda Jabar karena tidak didukung alat bukti yang cukup untuk menjeratnya.

"Saya sudah bisa pulang, tapi sekarang sedang cari motor saya yang sempat disimpan di Taman Cikapayang tapi sekarang enggak ada, KTP juga disita," ujar Ade.

Sebelum kejadian, mereka memang berkumpul di Taman Cikapayang untuk merayakan May Day dan tidak ada tujuan lain.

"Cuma mau ikut-ikutan saja, enggak ada agenda lain," ujar Ade.

 Sebagian Dibebaskan

Sebagian massa berpakaian hitam-hitam yang diamankan polisi karena diduga menyusup saat peringatan Hari Buruh Internasional di Kota Bandung hari ini sudah dipulangkan.

"Sebagian sudah dipulangkan," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema di Jalan Jawa, Kamis (2/5/2019).

Seperti diketahui, 619 pemuda berpakaian hitam-hitam berbuat gaduh dengan menco‎reti tembok di fasilitas umum di sejumlah tempat dari kawasan Unpad hingga Gedung Sate.

Dari jumlah tersebut, 293 di antaranya masih di bawah umur.

"Yang dipulangkan ini yang masih di bawah umur dan tidak ada cukup bukti untuk melanjutkan pidananya ke proses selanjutnya. Jumlah yang dipulangkan nanti kami update lagi," ujar Irman.

Kombes Irman Sugema.
Kombes Irman Sugema. (Warta Kota/Banu Adikara)

Adapun sisanya, masih ‎diperiksa mendalam di Mako Brimob Polda Jabar untuk memproses tindak pidana yang terjadi serta melengkapi alat buktinya.

Tindak pidana yang disangkakan kepada mereka soal perusakan fasilitas umum termasuk mencoreti tembok.

"Kami sedang dalami itu. Ini pemeriksaan cepat, mencari keterangan dan alat bukti yang berkorelasi dengan tindak pidana yang disangkakan," ujar dia.

Massa berpakaian hitam itu sendiri belum diketahui terafiliasi kelompok politik mana.

Polisi dibebani untuk mengetahui siapa di balik kelompok itu.

"Kami sedang dalami lebih lanjut siapa di balik mereka. Mohon bersabar dulu," ujar Irman.

 Melansir dari Kompas.com, kepala Bidan Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan massa berbaju hitam itu mengatasnamakan Anarko atau kelompok berbaju hitam.

Diketahui dari data sementara, massa berbaju hitam tersebut berjumlah 619 orang, yang terdiri dari 605 pria dan 14 wanita.

Mayoritas anggota massa berbaju hitam adalah warga Bandung Raya.

Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019).
Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019). (KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, massa berbaju hitam itu membawa cat semprot serta bendera hitam berlogo huruf A dalam lingkaran.

Rupanya, cat semprot itu digunakan oleh massa berbaju hitam untuk mencoreti dinding dan fasilitas umum.

Beberapa di antara mereka juga membawa kertas tebal yang dipotong-potong dengan tulisan, "Kenapa polisi berhak mukul."

 Mereka mencoreti dinding bangunan dengan tulisan happy may day, lambang A dalam lingkaran.

Selain itu, mereka juga mencoreti mobil yang terparkir di pinggir jalan dengan gambar tak senonoh.

Massa berbaju hitam itu indentik dengan bendera hitam berlogo A dalam lingkaran.

 Sebenarnya apa arti dari logo A dalam lingkaran itu?

Mengutip dari Franz Magnis Suseno dalam buku berjudul Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, bendera hitam dan huruf A identik dengan kelompok anarki.

 Mikhail Bakunin merupakan tokoh utama dari gerakan anarki yang terjadi pada 1814-1876.

Ia terlahir sebagai bangsawan Rusia yang sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat.

Selama hidupnya, Bakunin ikut serta dalam berbagai pemberontakan di Eropa dan memimpin kelompok anarkis dalam Internasional I dan sering terlibat pertengkaran hebat dengan Karl Marx, tokoh ajaran Marxisme.

Sejak Bakunin, anarki kerap disamakan dengan tindakan kekerasan.

Dalam pandangan politiknya, anarki menolak segala bentuk negara dalam arti lembaga pusat masyarakat dengan wewenang dan kemampuan untuk memaksakan ketaatan masyarakat pada aturan.

Di buku tersebut tertulis cita-cita anarkisme, yakni anarkhia, sebuah keadaan tanpa kekuasaan pemaksa.

Awalnya anarki identik dengan bendera hitam.

Kemudian, di tahun 1860-an, kelompok anarki mulai menggunakan huruf A setelah dibuat oleh Giuseppe Fanelli.

Simbol huruf A itu pertama kali digunakan oleh Dewan Federal Spanyol International Workingmens Association.

Di hari yang sama ketika kericuhan massa baju hitam terjadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta aparat kepolisian untuk mencari otak yang menggerakkan massa berbaju hitam.

"Kita akan dalami siapa yang melatarbelakangi," ujar Moeldoko di Polda Metro Jaya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/5/2019).

Moeldoko mengaku telah menyampaikan ha tersebut kepada kepala Badan Reserse Kriminal (Kabereskrim) Komjen Idham Azis.

Ia meminta agar segera mendalami motif di balik kehadiran massa berbaju hitam itu.

"Saya tadi sudah sampaikan kepada Bapak Kaberskrim untuk segera didalami, ada apa ini." katanya.

Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema memastikan kelompok berbaju hitam itu bukan bagian dari serikat pekerja.

"Di tengah serikat pekerja yang memperingati May Day atau Hari Buruh dengan tertib, tiba-tiba ada kelompok tertentu berpakaian hitam-hitam, menyusup dan membuat permasalahan. Mereka sendiri bukan dari serikat pekerja," ucapnya.

 Menurutnya, serikat buruh tidak berbuat ricuh dan memperingati Hari Buruh dengan tertib.

"Teman-teman dari serikat pekerja sudah sepakat menggelar May Day atau Hari Buruh bersama dengan rangkaian aman lancar dan tertib. Terbukti teman-teman serikat pekerja yang hadir bisa aman dan tertib."

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul UPDATE Penyelidikan Polisi Siapa Aktor di Balik Massa Berpakaian Hitam-hitam, Libatkan 100 Penyidik, 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved