Denuklirisasi Semenanjung Korea
Tiba di Rusia dengan Kereta Api Lapis Baja, Ini yang Akan Dibicarakan Kim Jong Un dan Vladimir Putin
Kunjungan pertama Kim Jong Un ke Rusia ini akan diselenggarakan di kota pelabuhan Vladivostok yang selama ini menjadi markas bagi Armada Pasifik Rusia
Pembantu kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov dalam pernyataannya, Selasa (23/4/2019), mengatakan, "Fokus dalam pertemuan itu adalah pada solusi politik dan diplomatik untuk masalah nuklir di Semenanjung Korea."
Dikatakan Ushakov, melalui pertemuan tersebut, Rusia bermaksud untuk membantu mengkonsolidasikan tren positif dalam segala hal.
Untuk kasus ini, yakni isu denuklirisasi Semenanjung Korea yang diharapkan banyak pihak dapat segera tercapai.
Disampaikan Kremlin, perencanaan untuk pertemuan puncak dengan Korea Utara itu telah dilakukan sejak diumumkan rencana pertemuan di bulan April, pada minggu lalu.
Bendera kedua negara tampak telah dikibarkan di lokasi tempat pertemuan puncak diperkirakan akan berlangsung, yakni di kampus universitas di Vladivostok.
Dikatakan Ushakov, pembicaraan kedua pemimpin negara akan dimulai secara empat mata, sebelum dilanjutkan dengan "format yang lebih luas".
Namun Ushakov tidak memberi rincian lebih lanjut. Ia hanya menambahkan, tidak ada agenda pemberian pernyataan bersama maupun acara penandatanganan perjanjian selama pertemuan puncak tersebut.

Kunjungan pertama
Kunjungan pertama ke Negeri "Beruang Merah" itu memang merupakan upaya Kim untuk membangun dukungan internasional bagi rencana pembangunan ekonominya.
Kunjungan itu terjadi setelah pertemuan Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Hanoi, Vietnam, pada 27-28 April, yang menemui jalan buntu.
Selama bertahun-tahun Rusia merupakan pihak yang terlibat dalam upaya denuklirisasi Korut bersama Jepang, AS, China, maupun Korsel, dengan pertemuan terakhir pada 2009.
Kementerian Luar Negeri Korsel, menurut juru bicara Kim In-chul berkata, agenda bilateral keduanya bakal membahas relasi, kerja sama regional, dan denuklirisasi.
"Agenda Rusia sama dengan kami. Yakni denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea serta menetapkan perdamaian secara penuh," ujar Kim In-chul dalam konferensi pers.

Bukti prestis Rusia
Artyom Lukin, Profesor Universitas Federal Timur Jauh menjelaskan, setelah pertemuan dengan Trump buntu, Kim Jong Un nampaknya ingin membuktikan dia masih diperhatikan pemimpin dunia lainnya.
Menurut Lukin, Kim Jong Un tidak ingin terlalu bergantung kepada AS, China, maupun Korsel. Pertemuan ini juga memberikan arti penting bagi Moskwa.
"Melalui pertemuan ini, Rusia masih ingin dianggap sebagai pemain utama dalam proses perdamaian Semenanjung Korea dan bukti prestis di kancah internasional," terang Lukin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un dan Kereta Lapis Bajanya Tiba di Rusia" dan "Bertemu Kim Jong Un, Putin Ingin Bahas Isu Nuklir di Semenanjung Korea"