Pilpres 2019
Waketum Gerindra Sebut Quick Count Sebagai Ilmu Sosial yang Dimatematikakan
Waketum Gerindra Sebut Quick Count Sebagai Ilmu Sosial yang Dimatematikakan. Mari simak selengkapnya.
Beda Sikap dengan Ahok BTP
PILPRES 2019 sudah usai, kini bangsa Indonesia hanya tinggal menunggu KPU RI mengumumkan siapa pemimpin barunya.
Sepanjang hari tadi negara ini disibukkan dengan Pilpres 2019, hiruk pikuk masih berlanjut sampai malam ini terutama menyangkut hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019.
Beberapa lembaga survei yang resmi terdaftar di KPU RI, termasuk Litbang Kompas, mendapatkan hasil Paslon nomor urut 01 Jokowi-Maruf unggul dari Paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
Tapi dalam konferensi terbarunya, Prabowo Subianto mengatakan bahwa hasil real count menunjukkan bahwa Paslon nomor urut 02 unggul dalam posisi 60 persen.
• TERUNGKAP, Metode Hitung Cepat Quick Count yang Tak Jauh Penghitungannya dari KPU
• Plt Bupati Apresiasi Pemilu Berjalan Lancar dan Penuh Antusias Warga
• Video : KPPS Kumpulkan Hasil Perhitungan Suara Di TPS Ke Tingkat Kecamatan
Prabowo Subianto belum mau mengakui kekalahannya berdasarkan hasil quick count lembaga resmi yang terdaftar KPU RI.
Tapi ada perbedaan sikap antara Ahok BTP dan Prabowo Subianto ketika hasil quick count lembaga resmi menunjukkan lawan unggul.
Ahok BTP juga pernah mengalami hal yang mirip pada Pilgub DKI 2019.
Ketika itu Ahok BTP berpasangan dengan Djarot melawan Anies-Sandi.
Saat itu Pilgub DKI diadakan pada 19 April 2017, dan hasil hitung cepat atau quick count lekas menunjukkan Ahok-Djarot kalah di seluruh hasil hitung cepat lembaga survei resmi.
Anies-Sandi mendapatkan antara 57-58 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya memperoleh 42 persen suara.
Sikap Ahok BTP adalah lekas mengakui kekalahannya pada hari itu juga tanpa mengklaim ada survei lain yang menyatakan pihaknya unggul dalam hitung cepat atau quick count.
• Merasa Pernah Bikin Sakit Hati, Andika Mahesa Dekat dengan Mantan Istri Demi Anak
• TERUNGKAP, Metode Hitung Cepat Quick Count yang Tak Jauh Penghitungannya dari KPU
• Sandiaga Uno Cegukan Berkepanjangan, Jurnal Kesehatan Amerika Serikat Ungkap Dampak Buruk Cegukan
Bahkan Ahok lekas memberikan selamat kepada Anies-Sandi atas hasil perhitungan quick count tersebut.
"Saya ucapkan selamat kepada Anies-Sandi," ujar Basuki yang kerap disapa Ahok di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (19/4/2017) kepada awak media.
"Kami akan bekerja dengan baik meletakkan dasar-dasar dan kita berharap Anies-Sandi bisa meneruskan dengan baik," kata Ahok.
Ahok juga berterima kasih kepada Polri, TNI, KPU, dan Bawaslu yang telah mendukung jalannya Pilkada DKI sehingga berjalan dengan lancar.
"Tidak apa-apa, Tuhan kasih kekuasaan, Tuhan pula yang ambil. Tuhan tahu yang terbaik," ungkap Ahok.
• TERUNGKAP, Metode Hitung Cepat Quick Count yang Tak Jauh Penghitungannya dari KPU
• Plt Bupati Apresiasi Pemilu Berjalan Lancar dan Penuh Antusias Warga
• Putri Mulan Jameela, Tyarani Savitri Jadi Sorotan di TPS 049 Pondong Pinang Jakarta Selatan
Harus Bangga
Sementara itu, Pengamat Politik Burhanudi Muhtadi, mengatakan bahwa rakyat Indonesia harus bangga dengan sikap elit di Indonesia.
Burhanudin mengungkapkan hal ini dalam acara TV One Presiden Pilihan Rakyat yang masih berlangsung sampai kini.
Menurut Burhanudin, para elit di Indonesia tidak memiliki sikap seperti di Thailand dan Mesin.
Burhanudi menghitung bahwa di Thailand terjadi 36 kali kudeta militer karena terjadi political deadlock.
Sedangkan di Mesir juga pernah terjadi kudeta militar akibat distribusi kekuasaan yang tidak pas.
Sementara di Indonesia, kudeta militer tak pernah terjadi.
• Putri Mulan Jameela, Tyarani Savitri Jadi Sorotan di TPS 049 Pondong Pinang Jakarta Selatan
• Video : KPPS Kumpulkan Hasil Perhitungan Suara Di TPS Ke Tingkat Kecamatan
• Selipkan Uang dan Kartu Nama Caleg, Serangan Fajar di Serpong Dibagikan Bersamaan dengan C6
Burhanudi beranggapan bahwa elit politik di Indonesia benar-benar memandang bahwa 'democracy is a game'.
Berikutnya, kata Burhanuddin, bangsa Indonesia juga mesti berbangga karena Pilpres di Indonesia sangatlah besar pemilihnya bahkan petugasnya.
Petugas di Pemilu 2019 saja ada 7,9 juta. "Itu lebih besar dari jumlah warga negara singapura dan New Zealand," ujar Burhanuddin.
Belum lagi Pilpres di Indonesia dilakukan dalam 1 hari, berbeda dengan India yang sampai 7 pekan.
Oleh karena itulah bangsa Indonesia harus bangga dengan cara negara ini menyelenggarakan pemilu dan sikap para elitnya.