Pilpres 2019
Prabowo Klaim Menang, Cyrus Network Tantang Prabowo Buka Data Mentah Real Count Tim Internalnya
Prabowo Nyatakan Menang, Cyrus Network Tantang Prabowo Buka Data Mentah Real Count Tim Internalnya.
CAPRES nomor urut 01, Prabowo Subianto, tak terima dengan hasil quick count lembaga resmi terdaftar di KPU RI yang sebagian besar memenangkan Paslon nomor urut 01 Jokowi-Maruf.
Bahkan Prabowo menyatakan bahwa dirinya sudah menang berdasarkan real count, dan meragukan hasil quick count lembaga resmi yang sudah terdaftar di KPU RI.
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat tak terima dengan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut ada upaya dari sejumlah survei tertentu untuk menggiring opini seolah-olah pasangan Prabowo-Sandi kalah.
• Bawaslu Tangerang Selatan Ungkap Caleg Partai Ini Bagi Uang Sebelum Masuk TPS
• Rahasia Tetap Cantik Ala Puspa Dewi, Nenek 52 Tahun Mirip ABG dan Dijuluki Nenek Tercantik di Dunia
• Jadilah Bagian Sejarah, Melihat Konser Westlife di Candi Borobudur
Hasan pun menantang Prabowo untuk membuka data mentah hasil exit poll dan real count yang dilakukan tim internalnya.
"Lembaganya ada atau enggak. Kantornya ada atau enggak. SDM-nya ada atau enggak. Ada kegiatan atau enggak. Yang paling gampang adalah mengaudit seluruh kegiatan proses mereka," kata Hasan dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4/2019).
Hasan menegaskan, Cyrus Network siap untuk membuka seluruh data hitung cepat yang dilakukannya.
Hasil hitung cepat Cyrus bekerja sama dengan CSIS menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul 55,7 persen dan Prabowo-Sandi 44,3 persen.
Hasil tersebut tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga lain.
Bahkan, Cyrus siap jika hasil hitung cepatnya diaudit.
"Karena quick count itu tidak bisa bohong. Kami punya 2.002 TPS sampling itu bisa dibuka semua, dan mereka enggak bisa ngarang. Ngarang TPS-nya di mana, hasilnya berapa, itu ya enggak bisa," ujarnya.
• Jika Hasil Hitung Cepat Tak Jauh Beda dari KPU, Ini Sembilan Parpol yang Lolos ke DPR RI
• Demi Puaskan Konsumen, Safety dan Stand by 24 Hours Lengkapi 3S Yamaha Indonesia jadi Layanan 5S
• Relawan Bravo 5: Kemenangan Jokowi Membantu Perempuan Terjebak Trafficking
Hasan mengakui pollster dan lembaga survei bisa saja ada yang berpihak mendukung calon-calon tertentu.
Tapi apabila sudah mengeluarkan riset, ia memastikan hasilnya akan profesional.
"Kami yang bergabung dengan PERSEPI itu sudah bersedia diaudit jika publik merasa curiga dengan hasil lembaga," ujar Hasan.
Capres Prabowo Subianto sebelumnya mengklaim kemenangan berdasarkan real count yang dilakukan internal timnya.
Hitungan riil internal menunjukkan dirinya bersama calon wakil presiden Sandiaga Uno telah memperoleh suara sebesar 62 persen.
"Ini adalah hasil real count di posisi lebih dari 320.000 TPS," kata Prabowo disambut sorak sorai para pendukung di depan rumahnya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
Prabowo juga menyindir lembaga survei yang hitung cepatnya memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
• Ini Modal Liverpool untuk Kalahkan Barcelona di Semifinal Liga Champions
• UPDATE TERBARU: 9 Parpol Lolos Ambang Batas Parlemen dan 7 Parpol Tak Lolos Parliamentary Threshold
• Aksi Nekat Naila Novaranti, Penerjun Payung Wanita Indonesia Yang Akan Taklukan Antartika
"Saya tegaskan di sini kepada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survei tertentu yang kita ketahui sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini seolah-olah kita kalah," katanya.
Beda Sikap dengan Ahok BTP
PILPRES 2019 sudah usai, kini bangsa Indonesia hanya tinggal menunggu KPU RI mengumumkan siapa pemimpin barunya.
Sepanjang hari tadi negara ini disibukkan dengan Pilpres 2019, hiruk pikuk masih berlanjut sampai malam ini terutama menyangkut hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019.
Beberapa lembaga survei yang resmi terdaftar di KPU RI, termasuk Litbang Kompas, mendapatkan hasil Paslon nomor urut 01 Jokowi-Maruf unggul dari Paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
Tapi dalam konferensi terbarunya, Prabowo Subianto mengatakan bahwa hasil real count menunjukkan bahwa Paslon nomor urut 02 unggul dalam posisi 60 persen.
Prabowo Subianto belum mau mengakui kekalahannya berdasarkan hasil quick count lembaga resmi yang terdaftar KPU RI.
• Daftar Jadwal Ibadah Perjamuan Kudus Jumat Agung dan Paskah di Gereja GPIB, GKI, dan GBI di Jakarta
• Menko Polkam Wiranto Sebut Pemilu 2019 Berjalan Lancar dan Damai
• Coblosan Usai, Hari Ini Galaxy A70 Sudah Bisa Dipesan, Harga Khusus Masa Pre-Order Rp 5,3 Juta
Tapi ada perbedaan sikap antara Ahok BTP dan Prabowo Subianto ketika hasil quick count lembaga resmi menunjukkan lawan unggul.
Ahok BTP juga pernah mengalami hal yang mirip pada Pilgub DKI 2019.
Ketika itu Ahok BTP berpasangan dengan Djarot melawan Anies-Sandi.
Saat itu Pilgub DKI diadakan pada 19 April 2017, dan hasil hitung cepat atau quick count lekas menunjukkan Ahok-Djarot kalah di seluruh hasil hitung cepat lembaga survei resmi.
Anies-Sandi mendapatkan antara 57-58 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya memperoleh 42 persen suara.
Sikap Ahok BTP adalah lekas mengakui kekalahannya pada hari itu juga tanpa mengklaim ada survei lain yang menyatakan pihaknya unggul dalam hitung cepat atau quick count.
• Beginilah Perbedaan Jokowi dan Prabowo Tanggapi Hasil Quick Count
• Raffi Ahmad Bakar Semangat Persatuan Pasca-Hari Pencoblosan Pemilu 2019
• VIDEO: Usai Pemilu dan Hitung Cepat, Jokowi Minta Warga Indonesia Bersatu
Bahkan Ahok lekas memberikan selamat kepada Anies-Sandi atas hasil perhitungan quick count tersebut.
"Saya ucapkan selamat kepada Anies-Sandi," ujar Basuki yang kerap disapa Ahok di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (19/4/2017) kepada awak media.
"Kami akan bekerja dengan baik meletakkan dasar-dasar dan kita berharap Anies-Sandi bisa meneruskan dengan baik," kata Ahok.
Ahok juga berterima kasih kepada Polri, TNI, KPU, dan Bawaslu yang telah mendukung jalannya Pilkada DKI sehingga berjalan dengan lancar.
"Tidak apa-apa, Tuhan kasih kekuasaan, Tuhan pula yang ambil. Tuhan tahu yang terbaik," ungkap Ahok.
• Bawaslu Tangerang Selatan Ungkap Caleg Partai Ini Bagi Uang Sebelum Masuk TPS
• Rahasia Tetap Cantik Ala Puspa Dewi, Nenek 52 Tahun Mirip ABG dan Dijuluki Nenek Tercantik di Dunia
• Jadilah Bagian Sejarah, Melihat Konser Westlife di Candi Borobudur
Harus Bangga
Sementara itu, Pengamat Politik Burhanudi Muhtadi, mengatakan bahwa rakyat Indonesia harus bangga dengan sikap elit di Indonesia.
Burhanudin mengungkapkan hal ini dalam acara TV One Presiden Pilihan Rakyat yang masih berlangsung sampai kini.
Menurut Burhanudin, para elit di Indonesia tidak memiliki sikap seperti di Thailand dan Mesin.
Burhanudi menghitung bahwa di Thailand terjadi 36 kali kudeta militer karena terjadi political deadlock.
Sedangkan di Mesir juga pernah terjadi kudeta militar akibat distribusi kekuasaan yang tidak pas.
Sementara di Indonesia, kudeta militer tak pernah terjadi.
• Aksi Nekat Naila Novaranti, Penerjun Payung Wanita Indonesia Yang Akan Taklukan Antartika
• UPDATE TERBARU: 9 Parpol Lolos Ambang Batas Parlemen dan 7 Parpol Tak Lolos Parliamentary Threshold
• Ini Modal Liverpool untuk Kalahkan Barcelona di Semifinal Liga Champions
Burhanudi beranggapan bahwa elit politik di Indonesia benar-benar memandang bahwa 'democracy is a game'.
Berikutnya, kata Burhanuddin, bangsa Indonesia juga mesti berbangga karena Pilpres di Indonesia sangatlah besar pemilihnya bahkan petugasnya.
Petugas di Pemilu 2019 saja ada 7,9 juta. "Itu lebih besar dari jumlah warga negara singapura dan New Zealand," ujar Burhanuddin.
Belum lagi Pilpres di Indonesia dilakukan dalam 1 hari, berbeda dengan India yang sampai 7 pekan.
Oleh karena itulah bangsa Indonesia harus bangga dengan cara negara ini menyelenggarakan pemilu dan sikap para elitnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cyrus Network Tantang Prabowo Buka Data Mentah Real Count Tim Internalnya".
Penulis : Ihsanuddin
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/lembaga-survei-cyrus-network.jpg)