Melakukan Aksi di Depan Gerai Uniqlo, Upah Warni dan Yayat Belum Dibayar Uniqlo
Melakukan Aksi di Depan Gerai Uniqlo, Upah Warni dan Yayat Belum Dibayar Uniqlo.
Melakukan Aksi di Depan Gerai Uniqlo, Upah Warni dan Yayat Belum Dibayar Uniqlo.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Dua pekerja pabrik garmen Indonesia, Warni dan Yayat, berada di Kopenhagen, Denmark.
Mereka datang ke sana sebagai bagian dari kampanye global PayUp Uniqlo.
Warni dan Yayat membuat pakaian Uniqlo selama bertahun-tahun.
• Mudah Tergiur Janji, Total Kerugian Investasi Bodong Capai Rp 88,8 Triliun
Akan tetapi, jerih payah mereka hingga kini belum dibayar oleh Uniqlo.
Belum tuntasnya hak kedua buruh garmen ini terjadi setelah pabrik tempat mereka bekerja secara mendadak ditutup tahun 2015.
Warni dan Yayat datang ke sana bertepatan dengan pembukaan toko Uniqlo pertama di Denmark, Jumat (5/4/2019).
• Peluang Era Ekonomi Digital Menumbuhkan Wirausaha Industri Baru
Saat pembukaan gerai Uniqlo di Denmark, pendiri dan CEO perusahaan induk Uniqlo, Tadashi Yanai, dikabarkan akan hadir.
Untuk mendukung gerakan PayUp Uniqlo, bisa meninggalkan pesan di halaman Facebook Uniqlo.
Bukti yang diperoleh dari pabrik menegaskan bahwa Uniqlo adalah pembeli utama pabrik garmen di Indonesia.
• Transaksi Uang Elektronik Berbasis Server, Perusahaan Fintech Mengalahkan Perbankan
Pabrik itu ditutup tidak lama setelah Uniqlo mulai menarik pesanan tanpa peringatan atau penjelasan kepada para pekerja.
Sementara Tadashi Yanai diperkirakan memiliki kekayaan bersih 19,3 miliar dolar AS, menjadikannya orang terkaya kedua di Jepang.
Uniqlo sekarang menghasilkan miliaran dolar yang menjadi keuntungan bagi para pemegang sahamnya.
• Rata-rata Nilai Transaksi Harian Menurun, Penjelasan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia
Akan tetapi masih terus menolak untuk membayar utang mereka kepada mantan pekerja.
Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di halaman kampanye PayUp Uniqlo.