Pilpres 2019

Joko Widodo dilaporkan ke Bawaslu Terkait Ajak Pendukungnya Pakai Kemeja Putih

Capres 01 Jokowi dilaporkan Advokat Cinta Tanah air ke Bawaslu terkait ajakannya untuk memakai baju berwarna putih pada saat mencoblos

Presidential Palace/Agus Suparto
Calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) menggelar kampanye akbar di di Lapangan Taman Bukit Gelanggang Kota Dumai, Riau.(26 Maret 2019) 

Tamrin Tomagola adalah guru besar sosiologi Universitas Indonesia sedangkan Syamsuddin Haris adalah guru besar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sebagai Calon Presiden Nomor 01, Presiden Jokowi ajak pendukungnya pakai kemeja putih pada hari pencoblosan, yakni Rabu (17/4/2019). 

"Jangan lupa, saya ingatkan, tanggal 17 April itu kita pakai baju putih," ujar Jokowi seperti ditulis Kompas.com, Selasa (26/3/2019).

Presiden Joko Widodo melalui selembar kertas yang ia teken mengajak para pemilih untuk berbaju putih pada hari pencoblosan, Rabu (17/4/2019). Kertas ajakan yang diteken Jokowi itu kemudian dibagikan di akun instagram Djarot Saiful Hidayat, mantan Gubernur DKI Jakarta.
Presiden Joko Widodo melalui selembar kertas yang ia teken mengajak para pemilih untuk berbaju putih pada hari pencoblosan, Rabu (17/4/2019). Kertas ajakan yang diteken Jokowi itu kemudian dibagikan di akun instagram Djarot Saiful Hidayat, mantan Gubernur DKI Jakarta. (@djarotsaifulhidayat)

Ajakan itu Presiden Jokowi itu, dalam pandangan sosiolog Tamrin Tomagola, berpotensi memecah belah.

"Imbauan ini berpotensi memecah-belah dan meng-hadap-hadap-kan pemilih berbaju-putih dengan pemilih berbaju non-putih," tulis Tamrin Tomagola di akun twitternya, Rabu (27/3/2019).

Tamrin Tomagola justru mempertanyakan apakah Presiden Jokowi sadar bahwa ajakan tersebut juga bisa berujung terjadi konflik kekerasan.

Simak cuitan Tamrin Tomagola secara lengkap berikut ini. 

Tamrin Tomagola‏ @tamrintomagola Mar 27: Benarkah @jokowi imbau pendukungnya berbaju-putih saat ke TPS pada Rabu, 17 April 2019 ?

Imbauan ini berpotensi memecah-belah dan meng-hadap-hadap-kan pemilih berbaju-putih dgn pemilih berbaju non-putih. Sadarkah bhw polarisasi hitam-putih berujung konflik-kekerasan?

Cuitan Tamrin Tomagola itu kemudian mendapat komentar dari Prof Syamsuddin Haris.

Menurut Syamsuddin Haris, imbauan Presiden Jokowi itu sangat tidak bijak. 

Penyeragaman, baik itu baju, atribut, maupun pikiran, sangat bertentangan dengan semangat merayakan keberagaman, 

Pernyataan Jokowi soal ajakan untuk berbaju putih pada 17 April 2019, justru berpotensi menimbulkan persekusi.

"Di TPS basis 01, pemilih berbaju berwarna berpotensi alami persekusi. Sebaliknya, di TPS basis 02, pemilih berbaju putih potensial dipersekusi," ujar Syamsuddin  Haris di akun twitternya.

Syamsuddin Haris‏ @sy_haris Replying to @tamrintomagola @jokowi: Ya benar, ini imbauan yg tdk bijak. Penyeragaman --baju, atribut, apalagi pikiran-- bertentangan dgn semangat merayakan keberagaman.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved