Wisata
Sagua La Grande, Masa Depan Nan Manis untuk Wisata Eksotik di Kota Gula Kuba
Berjalan-jalan di Sagua La Grande seperti membalik halaman-halaman dari novel realis magis yang terlupakan.
Jika Anda ada rencana wisata ke Kuba, jangan lupa singgah di Kota Sagua La Grande.
Kota yang sedang naik daun ini memang memiliki banyak tempat-tempat eksotis, hotel-hotel baru dibangun dan direnovasi.
Berjalan-jalan di Sagua La Grande seperti membalik halaman-halaman dari novel realis magis yang terlupakan.
Kota yang memiliki dua gereja megah, Purísima Concepcion de Sagua la Grande 1860 dan Iglesia del Sagrado Corazón de Jesús 1908
Purísima Concepcion de Sagua la Grande 1860 memiliki lukisan dinding, kaca patri, dan marmer yang dibingkai kotak. Usianya sudah sekitar satu abad.
Pemukiman Sagua La Grande terletak 15 mil dari pantai utara Provinsi Villa Clara. Dulunya, pemukiman ini sangat makmur.
Kekayaan Sagua memuncak justru saat terjadi perang dunia pertama dan depresi ekonomi hebat tahun 1930-an.
Pasalnya, saat itu, harga gula sangat tinggi dan Sagua penghasil gula.
• Dulunya Kumuh dan Sampah Berserakan, Kini Menjelma Menjadi Destinasi Wisata Hidroponik
Sagua juga memiliki seniman terkenal, Wifredo Lam yang meninggal di Paris pada tahun 1982.
Seniman tersebut lahir di Sagua, memiliki garis keturunan China dari ayah dan ibu berdarah Kongo-Kuba.
Lukisannya tahun 1943, The Jungle, menggantung di Museum Seni Modern New York, sebagai penggambaran magis Afro-Kuba dari tebu Sagua.
Hari-hari 'emas' berakhir ketika pasar gula jatuh pada pertengahan abad ke-20.
Akibatnya, Pelabuhan Sagua, Isabela de Sagua, ditutup. Kaum mudanya pun tak terhitung jumlahnya berimigrasi ke Amerika Serikat untuk mencari rezeki.
Setelah itu, hanya burung pipit yang mengunjungi Kasino Español 1908 di Sagua, tempat para pedagang Spanyol dulu pernah berbincang.
Namun, setelah bertahun-tahun surut, kini terjadi banyak perubahan di Sagua.
Kebisingan mesin-mesin industri pneumatik telah menghancurkan keheningan dalam setahun ini.
• Baru Pertama Kali, Pelabuhan Benoa Disandari Dua Kapal Pesiar Berisi Ratusan Wisatawan
Zona yang sedang diperbaiki termasuk pusat perbelanjaan Sagua, museum, galeri seni, dan bioskop.
Selain itu, tempat makan es krim, pusat budaya, restoran, dan stasiun kereta api yang kini sangat bobrok, sedang direnovasi.
Bahkan Kasino Español sudah diperuntukkan menjadi monumen nasional sejak tahun 2011.
Pada masa lalu, Sagua juga punya hotel terkenal yakni Hotel Sagua yang mewah dibuka pada tahun 1925. Pembukaan hotel ini berlangsung meriah.
Penulis Spanyol Federico García Lorca dan penyair Chili Gabriela Mistral, pernah tinggal di Hotel Sagua.
Setelah terbengkalai selama beberapa dekade, hotel itu dibuka kembali tahun 2018 memakai nama Hotel Encanto Sagua.
Hotel Encanto Sagua yang memiliki 84 kamar, restoran, kolam renang, dan bar, dianggap mampu membangkitkan kehidupan Sagua dari keruntuhan Kuba.
• Cagar Budaya Condet Direncanakaan Jadi Tempat Wisata Baru

Selain itu, di Sagua La Grande Anda bisa berjalan-jalan ke Palacio Arenas. Namun, kondisinya masih berantakan.
Palacio Arenas itu menerapkan gaya bangunan eklektik yang memadukan gaya Moorish dan art nouveau.
Palacio Arenas merupakan salah satu dari tujuh keajaiban arsitektur di Provinsi Villa Clara.
"Tujuh saudara perempuan dari keluarga kaya pernah tinggal di sini (Palacio Arenas)," kata wartawan lokal Carlos Alejandro.
"Salah satunya menderita nymphomaniac, jadi dia dibuang. Yang lainnya berimigrasi. Yang terakhir meninggal pada tahun 1996 dan rumah itu menjadi kumuh."
Hingga saat ini, rumah yang dibangun pada tahun 1918 sudah dibuka pada akhir tahun lalu menjadi Hotel E Palacio Arenas.
Hotel E Palacio Arenas memiliki 11 kamar sesuai gaya tempo dulu, lukisan dinding dipulihkan, disediakan teras, dan restoran.
• Abu Jenazah Fidel Castro Disemayamkan dalam Batu Besar Berplakat Marmer
Sementara itu, Sungai Eponymous Sagua la Grande mengalir ke Pantai Isabela de Sagua.
Pantai itu sebagai tempat berlabuh kapal uap pernah tiba dari Louisiana dan Florida.
Di pantai tersebut Anda bisa menikmati makanan laut. Sebelum sampai ke pantai, Anda akan disuguhi pemandangan ladang dan peternakan kerbau.
Pada masa kejayaan gula, ladang itu merupakan ladang tebu, hutan pohon mahoni dan cedar yang hasil kayunya dikirim ke Eropa.
Penduduk setempat mengatakan mahoni dan cedar dari Sagua melapisi Monasterio del Escorial abad ke-16, kursi negara Raja Spanyol di dekat Madrid.
Pondasi pelabuhan Pantai Isabela de Sagua terlihat di dalam air. Pelabuhan di Pantai Isabela ini termasuk pelabuhan tersibuk di Kuba dari tahun 1844.
Sekitar 40 kapal kargo per hari berlabuh di Pantai Isabela.
Pantai Isabela de Sagua pernah menyajikan pondok-pondok kayu tua. Tapi, pondok kayu itu telah 'disapa' badai ganas.
Sisa-sisa rumah pabean masih terlihat meskipun tak berjendela dan berdinding lagi.
Penyebabnya, pada tahun 2017, terjadi badai Irna yang menyapu bersih Isabela dari peta. Lebih dari 90 persen rumah rusak parah.

Saat ini, sedang dilakukan proyek rekonstruksi ambisius di Pantai Isabela oleh otoritas pariwisata setempat.
Pantai Isabela akan menghadirkan resor bintang lima di dekat Cayo Esquivel dan Isabela marina di Cayo Cristo.
Kehidupan warga terus berlanjut, mereka berenang di pantai dan nelayan mencari ikan.
Anda bisa makan-makan lagi di gubuk-gubuk di atas panggung menikmati consommé, paella, ikan bakar, dan bir dengan kermato-campuran jus tomat dan kerang.
Setelah itu, 30 mil atau 48 kilometer ke arah selatan, Anda akan sampai ke Santa Clara.
Di Santa Clara ada Hostal El Artista yang penuh dengan benda seni, termasuk memamerkan karya seni.

Monumen pejuang revolusioner Kuba, Che Guevara, juga ada di Santa Clara. Tempat ini sebagai situs pertempuran terakhir dalam Revolusi Kuba pada tahun 1958.
Produser teater Alejandro Marrero mengatakan, sejak orang Amerika diizinkan bepergian ke Kuba, dia bekerja sama dengan banyak aktor dari Negeri Trump ini.
Wisatan juga bisa menikmati lagu-lagu populer dengan petikan gitar yang dimainkan kaum muda.
Nah, jangan lewatkan wisata Kota Gula Kuba di Sagua La Grande. (The Guardian)