Pilpres 2019

Selisih Elektabilitas Semakin Menipis, Sandiaga Uno Bersiap Sprint Mendekati Garis Finis

Sandiaga Uno mengungkapkan, semakin menipisnya selisih elektabilitas dari pasangan calon petahana, sudah terlihat sejak dua bulan lalu.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/kompas.com
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) menyapa pendukung saat akan menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019). Prabowo-Sandiaga menyampaikan pidato kebangsaan dengan tema Indonesia Menang yang merupakan tagline visi dan misinya. 

CALON wakil presiden Sandiaga Uno mengungkapkan, semakin menipisnya selisih elektabilitas dari pasangan calon petahana, sudah terlihat sejak dua bulan lalu.

Pernyataan Sandiaga Uno tersebut merespons hasil survei teranyar Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi hanya terpaut 11,8 persen.

"Saya melihat waktu dua bulan lalu sudah sangat semangat dengan hasil yang sama. Per hari ini saya berharap angkanya jauh lebih baik, dan ini menjadi penyemangat kita. Tinggal hitungan minggu, empat minggu lagi tanggal 17 April," ujar Sandiaga Uno di Kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Disindir Wali Kota Cilegon, Rahmat Effendi: Saya Bangga Kota Bekasi Macet

Survei Litbang Kompas tersebut, menurut Sandiaga Uno, membantah hasil survei lembaga lain yang menyebut selisih elektabilitas Prabowo-Sandi di atas angka 20 persen.

Padahal, telah diprediksi bahwa Pilpres 2019 akan berlangsung ketat. Dengan hasil survei tersebut pihaknya akan semakin mengintensifkan kampanye, terutama di wilayah-wilayah yang masih kalah oleh calon petahana.

"Jadi di satu sisi saya sekarang menyiapkan untuk sprint, karena ini sudah mendekati garis finis. Di satu sisi saya bersyukur strategi kita ternyata terbukti. Embusan-embusan angin bahwa 20 persen lebih, ya sudahlah itu tidak menjadi kenyataan, bahwa sekarang prediksinya pemilu akan berlangsung ketat," paparnya.

Diduga Selingkuh, Pertemuan Richie Five Minutes dan Vernita Syabilla Berawal dari Tinder

Menurut Sandiaga Uno, untuk mengejar selisih elektabilitas, pihaknya akan menggerakkan relawan untuk menyosialisasikan program serta visi-misi Prabowo-Sandi.

Sebagai penantang, pihaknya hanya dapat mengandalkan relawan, karena tidak bisa memobilisasi perangkat desa atau kepala daerah.

"Kita sudah memutuskan yang bekerja adalah rakyat, karena ini adalah pemilunya rakyat. Jadi kita harapkan mereka yang sekarang bergerak di titik-titik yang sangat strategis, menjawab apa yang menjadi keluhan masyarakat, menghadirkan solusi, menebar harapan, itu yang harus kita lakukan," paparnya.

Maruf Amin: Orang yang Membuat Hoaks Calon Ahli Neraka

Sandiaga Uno mengaku bersyukur dengan hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres yang dilakukan Litbang Kompas.

Menurutnya selisih elektabilitas anatara calon petahana dengan pasangan Prabowo-Sandi sebesar 11,8 persen, tidak jauh berbeda dengan survei internal.

"Alhamdullilah kita mendapati ada kesamaan dari hasil Kompas dan daya yang kita temukan dari 2,5 bulan yang lalu," ucapnya.

Atta Halilintar Siap Bayar Nazar Bangun Masjid Milenial Setelah Subscribernya Tembus 10 Juta

Survei tersebut menurut Sandiaga Uno membuktikan bahwa kerja keras kampanye dalam beberapa bulan terakhir membuahkan hasil, karena elektabilitas petahana dan penantang terus menipis.

"Jadi ini satu afirmasi bahwa konsep kita bisa diterima, tapi masih harus kerja keras. Saya ingatkan relawan tinggal praktis 25 hari lagi, dan di 21 hari terakhir di 24 maret akan sprint. Angka kita terus mengejar," beber Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno yakin, dengan program serta visi-misi yang diusung, elektabilitas Prabowo-Sandi akan melampai Jokowi-Maruf pada pemungutan suara 17 April mendatang. Terutama, program perbaikan ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Perjuangan Atta Halilintar Tembus 11 Juta Subscriber, 120 Ribu Pengikutnya Pernah Raib dalam Sehari

"Dengan program yang solutif ekonomi lapangan kerja. Lapangan kerja itu dikerjakan dengan peluang. Oke Oce memberikan peluang 2 juta lapangan pekerjaan dihasilkan oleh pengusaha baru dalam 5 tahun ke depan. Untuk anak-anak muda, rumah siap kerja 2 juta pengangguran anak muda dikurangi dengan sistem yang lebih baik," bebernya.

Sebelumnya, survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret 2019, memang menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.

Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 37,4 persen. Sedangkan sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

DPRD Tak Suka Cara Wali Kota Cilegon Mau Minta Bantuan Pemerintah Pusat tapi Jelekkan Kota Bekasi

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden, yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.

Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Maruf Amin.

DPRD Minta Wali Kota Cilegon Minta Maaf karena Sindir Bekasi Macet, Rahmat Effendi Tak Tersinggung

Saat itu, elektabilitas Jokowi-Maruf Amin 52,6 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Maruf Amin terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.

Din Syamsudin: Cintailah Capresmu Sedang-sedang Saja, karena Boleh Jadi Dia akan Engkau Benci

Litbang Kompas juga melakukan survei pilihan capres dan cawapres berdasarkan usia pemilih, dengan hasil sebagai berikut:

Gen Z/pemilih pemula (<22)

Oktober 2018:

Jokowi-Ma'ruf: 39,3 persen

Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen

Rahasia: 15,9 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 42,2 persen

Prabowo-Sandiaga: 47,0 persen

Rahasia: 10,8 persen

Millenia muda (22-30):

Oktober 2018:

Jokowi-Maruf: 43,3 persen

Prabowo-Sandiaga: 42,4 persen

Rahasia: 14,49 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 49,1 persen

Prabowo-Sandiaga: 41,0 persen

Rahasia: 9,9 persen

Millenia matang (31-40):

Oktober 2018:

Jokowi-Maruf: 39,3 persen

Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen

Rahasia: 15,9 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 46,6 persen

Prabowo-Sandiaga: 39,7 persen

Rahasia: 13,7 persen

Gen X (41-52):

Oktober 2018:

Jokowi-Maruf: 51,1 persen

Prabowo-Sandiaga: 34,4 persen

Rahasia: 14,5 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 51,4 persen

Prabowo-Sandiaga: 36,0 persen

Rahasia: 12,6 persen

Baby boomers (53-71)

Oktober 2018:

Jokowi-Maruf: 58,1 persen

Prabowo-Sandiaga: 27,1 persen

Rahasia: 14,8 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 48,9 persen

Prabowo-Sandiaga: 34,6 persen

Rahasia: 16,5 persen

Silent gen (71+)

Oktober 2018:

Jokowi-Maruf: 47,1 persen

Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen

Rahasia: 21,8 persen

Maret 2019:

Jokowi-Maruf: 65,4 persen

Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen

Rahasia: 15,4 persen. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved