Pilpres 2019
Hashim Djojohadikusumo Bongkar Kelakuan Ahok yang Disebutnya Kena Karma Hingga Kualat
Bekas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan lugas dinyatakan sebagai sosok yang kurang ajar dan kualat.
Adik Prabowo Subianto, Hashim Soemitro Djojohadikusumo membongkar kelakuan dua orang yang pernah diusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2012, termasuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo mengungkap kelakuan 2 orang yang pernah diusungnya di Pilkada DKI Jakarta dalam sebuah video yang disebarkan di media sosial, yang diungkap Warta Kota.
Video itu diunggah di Twitter dalam beberapa bagian yang terpisah, sesuai durasi video yang bisa digunakan pada Twitter, sehingga sesuai pantauan Warta Kota, ada total 7 video diunggah.
Salah satu yang dibongkar adalah kelakuan bekas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dengan lugas dinyatakan sebagai sosok yang kurang ajar dan kualat.
"Jadi, setelah Pak Jokowi ikut Pilpres 2014, Ahok ini kader Partai Gerindra, dia naik jadi Gubernur DKI Jakarta," katanya dalam video yang diunggah di media sosial, yang dikutip Warta Kota, Selasa (12/3/2018).

Soalnya, Ahok yang diusung Partai Gerindra dan bisa menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2012 karena diusung Partai Gerindra, mundur.
Hal itu, kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo, terjadi di bulan Oktober tahun 2014.
"Sampai menang, Pak Ahok datang, hampir tiap hari, ke ruang kerja saya."
"Curhat karena semua temannya tidak mau dukung dia, orang-orang besar tidak mau dukung dia."
• Meski Demonstrasi Lumpuhkan Jalan, tapi Pengguna Jalan Dukung Aksi Lawan Ahok
• Emha Ainun Najib Menguak Ini Dia Kesalahan Prabowo Subianto dalam Kasus Penculikan Aktivis
• Sujiwo Tejo Semprot Narsum ILC Disebutnya Biadab Sementara Aa Gym Undang Ahok Ikut Reuni Akbar 212
"Mengapa? Mereka semua dukung Pak Fauzi Bowo, peluagnya besar sekali, jadi tidak ada yang mau dukung, hanya ada 1, saya."
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, yang dukung hanya dirinya agar Ahok maju di Pilkada DKI Jakarta 2012.
"Kader Gerindra jadi gubernur, kirim surat pengunduran diri, sopirnya yang bawa, dia tidak ada harga diri."
"Ya, kurang ajar!" kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo dengan nada tinggi.

Itu, kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo, dalam video yang diungkap Warta Kota dari media sosial, Oktober 2014.
Orang Jawa, kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo, yang menjelaskan kalau dirinya separuh Jawa, jadi, orang itu kualat.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo mempunyai keyakinan Ahon keok di Pilkada DKI Jakarta karena karma, kualat, dan kurang ajar.
Hasyim adalah adik dari Ketua Umum Partai Gerindra. Mereka anak kandung Dora Sigar (ibu) dan Soemitro Djojohadikusumo (ayah)
Faktanya meski diunggulkan hampir semua lembaga survei terkenal di antaranya LSI Denny JA dan SMRC, Ahok terjungkal dan masuk bui karena kelakuannya.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, tidak ada harga diri dan dinilai kurang ajar karena tidak berani untuk menyampaikannya sendiri.
Soalnya, Ahok harusnya bukan lagi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan tidak berhak menjadi Gubernur DKI Jakarta karena Partai Gerindra yang mengusung dia.
Ahok, kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo harus mundur sebagai Wagub DKI Jakarta dari Partai Gerindra.
Posisi itu harus diisi oleh Partai Gerindra untuk menggantikan Ahok, tapi akhirnya dia ngotot bertahan dan terjungkal di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
"Akhirnya, kualat kan dia? Saya tidak tahu orang Jakarta percaya tidak, kualat, tapi saya percaya itu," katanya.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menjelaskan, Ahok terjungkal karena kelakuannya sendiri yang kurang ajar dan kualat, tidak ada hubungannya dengan agama.
• Hashim Djojohadikusumo: Lahan Luhut, HT, dan Erick Thohir Jauh Melebihi Punya Prabowo
• Hashim Ungkit Pendanaan Pilkada DKI Jokowi-Ahok, TKN: Sekalian Saja Saat Mega-Prabowo
• Hashim Minta Alokasi Dana Rp 855 Miliar untuk Pertemuan IMF dan World Bank Bali Dialihkan
Pada bagian lainnya, Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, dia adalah orang terakhir di Partai Gerindra yang percaya dengan ucapan Jokowi itu.
"Tadi, bapak bertanya, apakah saya sakit hati? Tahun 2014, saya termasuk yang percaya dia tidak akan maju, tidak mungkin lupa jasa Pak Prabowo."
"Saya percaya, diundang ke ruang kerja beliau di gubernur, tidak lupa jasa Pak Prabowo."
"Dia bilang, presiden taksi, pak, bukan hanya presiden taksi, presiden wacana, Pak Hashim, ketawa-ketawa"
"Setelah itu, dia deklarasi lawan Pak Prabowo, itu April 2014."
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, dia adalah orang terakhir di Partai Gerindra yang percaya dengan pernyataan dan ucapan Jokowi itu.
Pernyataan bahwa Jokowi tidak akan maju di Pilpres 2014 yang juga terkait perjanjian Batu Tulis di tahun 2009.
Kala itu, PDIP yang berkoalisi dengan Partai Gerindra sepakat bahwa mereka akan mengusung Prabowo Subianto di tahun 2014 setelah mereka berpasangan.
Kala itu, kedua parpol ini mengusung pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
• Hashim Djojohadikusumo Bongkar Pembiayaan Jokowi
• Pidato Banjir Pujian, Jokowi Sebenarnya Dikecilkan Anak Buahnya
"Nampaknya, kata Pak Jokowi, PDIP mau tetap dukung Pak Fauzi Bowo."

"Pak Prabowo mengundang ketemu di Jakarta, bertiga bicara. Pak Prabowo tawarkan maju, hanya 6 kursi harus ada PDIP, yang benar, setelah itu, Pak Prabowo mendesak Ibu Mega untuk mengusung Pak Jokowi."
"Pada awalnya, Ibu Mega tidak mau dukung Pak Jokowi, tetap mau dukung Pak Fauzi Bowo, ternyata penyandang dana utama itu saya."
"Pak Jokowi sendiri, yang datang ke kantor saya, waktu itu."
"Beliau minta dukungan Rp 6 miliar, Rp 1 miliar, Rp 19 miliar, semua ada catatan, minta dukungan. Saya bikin rekening gabungan di cabang Bank Mandiri Mid Plaza karena beliau bilang tidak ada uang, dan seterusnya," katanya.
• Reaksi Keras Aa Gym Diklaim Romi Jadi Netral dan dengan Tegas Bilang bahwa Ada Yang Bohong
• Jawaban Lugas Ustadz Abdul Somad terhadap RomiMengintimidasiUAS Menyikapi Hasil Survei LSI Denny JA
• Tokoh Agama Bangga Disebut Kafir, Reaksi Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat Soal Kafir