Pilpres 2019
Hashim Djojohadikusumo Bongkar Kelakuan Ahok yang Disebutnya Kena Karma Hingga Kualat
Bekas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan lugas dinyatakan sebagai sosok yang kurang ajar dan kualat.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo mempunyai keyakinan Ahon keok di Pilkada DKI Jakarta karena karma, kualat, dan kurang ajar.
Hasyim adalah adik dari Ketua Umum Partai Gerindra. Mereka anak kandung Dora Sigar (ibu) dan Soemitro Djojohadikusumo (ayah)
Faktanya meski diunggulkan hampir semua lembaga survei terkenal di antaranya LSI Denny JA dan SMRC, Ahok terjungkal dan masuk bui karena kelakuannya.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, tidak ada harga diri dan dinilai kurang ajar karena tidak berani untuk menyampaikannya sendiri.
Soalnya, Ahok harusnya bukan lagi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan tidak berhak menjadi Gubernur DKI Jakarta karena Partai Gerindra yang mengusung dia.
Ahok, kata Hashim Soemitro Djojohadikusumo harus mundur sebagai Wagub DKI Jakarta dari Partai Gerindra.
Posisi itu harus diisi oleh Partai Gerindra untuk menggantikan Ahok, tapi akhirnya dia ngotot bertahan dan terjungkal di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
"Akhirnya, kualat kan dia? Saya tidak tahu orang Jakarta percaya tidak, kualat, tapi saya percaya itu," katanya.
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menjelaskan, Ahok terjungkal karena kelakuannya sendiri yang kurang ajar dan kualat, tidak ada hubungannya dengan agama.
• Hashim Djojohadikusumo: Lahan Luhut, HT, dan Erick Thohir Jauh Melebihi Punya Prabowo
• Hashim Ungkit Pendanaan Pilkada DKI Jokowi-Ahok, TKN: Sekalian Saja Saat Mega-Prabowo
• Hashim Minta Alokasi Dana Rp 855 Miliar untuk Pertemuan IMF dan World Bank Bali Dialihkan
Pada bagian lainnya, Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, dia adalah orang terakhir di Partai Gerindra yang percaya dengan ucapan Jokowi itu.
"Tadi, bapak bertanya, apakah saya sakit hati? Tahun 2014, saya termasuk yang percaya dia tidak akan maju, tidak mungkin lupa jasa Pak Prabowo."
"Saya percaya, diundang ke ruang kerja beliau di gubernur, tidak lupa jasa Pak Prabowo."
"Dia bilang, presiden taksi, pak, bukan hanya presiden taksi, presiden wacana, Pak Hashim, ketawa-ketawa"
"Setelah itu, dia deklarasi lawan Pak Prabowo, itu April 2014."
Hashim Soemitro Djojohadikusumo menyatakan, dia adalah orang terakhir di Partai Gerindra yang percaya dengan pernyataan dan ucapan Jokowi itu.