Pilpres 2019
Prabowo: Yang Mirip Orang Indonesia Kita Rekrut, yang Penting Merah Putih Berkibar di Piala Dunia
CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto merasa prihatin dengan kondisi persepakbolaan Indonesia.
"Apakah pantas dari PDB nominal per kapita rata-rata, pantas enggak? Rata-rata kita di dunia ini urutan 152. Kita di bawah Armenia. Padahal kita negara keempat terbesar di dunia yang memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh negara maju," paparnya.
• Cuti Bersyarat Tidak Dibatalkan, Pemred Obor Rakyat Cuma Dikunjungi Pembimbing Kemasyarakatan
Jadi Kuli Saja Kalah
Prabowo Subianto juga sempat memberikan pandangan mengenai nasionalisme, dalam Conference on Indonesian Foreign Policy yang digelar di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2017).
Dalam pandangannya itu, Prabowo Subianto menilai saat ini Indonesia tengah menuju kekalahan demi kekalahan. Bahkan, kata Prabowo Subianto, sebagai pekerja saja Indonesia kalah saing dari negara lain.
“Jadi kuli saja akan kalah. Enggak usah jadi insinyur, jadi kuli saja kalah,” ujar Prabowo Subianto.
• Akui Tak Mudah Berantas KKSB di Nduga Papua, Jokowi: Medannya Betul-betul Sangat Berat
Prabowo Subianto juga menyinggung sepak bola Indonesia yang sering mengalami kekalahan demi kekalahan dengan tim nasional negara lain.
“Kita sebetulnya menuju pada bangsa kalahan. Kalau bangsa kita kurang protein, pantas sepak bola kita kalah terus dari negara manapun,” kata Prabowo Subianto.
“Saya mau tanya, bidang apa saja yang tidak kalah? Hampir. Di SEA Games, negara terbesar di Asia Tenggara, kita enggak tahu kita di urutan berapa, nomor 5 atau 6? Kita kalah dengan Singapura dengan penduduk 5 juta, sebesar Bogor,” tutur Prabowo Subianto.
• Maruf Amin: HTI Bukan Ditolak, tapi Tertolak
Prabowo Subianto mengatakan, persoalan kekalahan demi kekalahan itu lantaran masih banyak generasi muda Indonesia yang kekurangan gizi, bahkan kelaparan.
“Negara kita yang 72 tahun merdeka, di ibu kota, tidak jauh dari tempat kita berkumpul di tempat yang megah ini, sepertiga anak-anak DKI berada di dalam keadaan kurang gizi. Atau sebetulnya artinya kelaparan,” papar Prabowo Subianto.
“Pantaskah kita bertanya, berhasilkah negara Indonesia memberikan kesejahteraan? Kalau kita lihat di NTT, 2 dari 3 anak, dua per tiga anak-anak di NTT kelaparan setiap hari. Kurang gizi, artinya kurang protein. Artinya apa? Di bawah 5 tahun perkembangan sel otak, otot, dan sel tulang akan berkurang,” beber Prabowo Subianto.
• Politikus PDIP Jelaskan Alasan Andi Arief Bukan Korban Penyalahgunaan Narkoba
Secara keseluruhan, Prabowo Subianto menilai nasionalisme harus dilihat dari bagaimana pemerintah menjamin keamanan dan kebutuhan rakyatnya.
Ia meminta masyarakat menilai sendiri apa yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini, apakah dapat menjamin keamanan dan kesejahteraan atau tidak.
"Kita harus mengerti tujuan bernegara itu apa. Kita harus sepakat tujuan seluruh pemerintah di dunia itu bernegara mencari keamanan dan kesejahteraan bersama. Kalau negara tidak bisa memberi keamanan dan kesejahteraan, sesungguhnya harus kita akui negara itu tidak berhasil alias gagal," tegas Prabowo Subianto. (Taufik Ismail)