Pilpres 2019
Kubu Prabowo-Sandi Curiga Emak-emak yang Serang Jokowi Merupakan Penyusup
Ferry Mursyidan Baldan justru melihat kubu paslon 01 sering menyalahgunakan kekuasaannya untuk berkampanye.
FERRY Mursyidan Baldan menyebut kemungkinan ada pihak ketiga yang sengaja mau menjatuhkan citra pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dengan cara black campaign.
Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu mengatakan demikian, menyusul viralnya emak-emak yang berkampanye dengan cara menjatuhkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin.
"Itu pun kita hitung (termasuk) kemungkinannya," kata Ferry Mursyidan Baldan di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).
• Setelah Nodai ABG, Kakek Berumur Setengah Abad Selipkan Uang Rp 150 Ribu Lalu Pergi
Soal keabsahan emak-emak tergabung dalam relawan koalisi Indonesia Adil dan Makmur, Ferry Mursyidan Baldan tak bisa memastikannya.
Sebab, menurutnya siapa saja bisa mengaku bahwa dirinya adalah relawan salah satu kubu. Padahal, mungkin saja justru sebaliknya.
"Ya semua orang kan bisa ngomong relawan," ucap Ferry Mursyidan Baldan.
• Pemilu Semakin Dekat, Wakapolri Bilang Keributan di Media Sosial Sudah Bergeser ke Dunia Nyata
Dia mengatakan, pihaknya hingga kini terus mengedukasi para relawannya untuk berkampanye dengan cara yang baik dan sesuai koridor.
Ferry Mursyidan Baldan justru melihat kubu paslon 01 sering menyalahgunakan kekuasaannya untuk berkampanye. Dia menyebut hal itu lebih merusak dibanding apa yang dilakukan emak-emak viral tersebut.
"Saya bilang, ya sudah edukasi terus. Di kita sudah begitu. Di sebelah justru yang abuse of power dibiarkan, itu lebih rusak kok," paparnya.
• Elektabilitas Jokowi Melorot 8 Persen Gara-gara Fitnah Emak-emak, Kubu 02: Itu Hanya Butiran Debu
Sebelumnya, video amatir yang merekam adegan ibu-ibu berpakaian beratribut mirip lambang salah satu partai politik, beredar viral di media sosial.
Dalam video, mereka menyebut isu Jokowi-Maruf Amin akan menghapus mata pelajaran agama bila menang Pilpres 2019.
"Apakah kita mau kalau pendidikan agama di sekolah dihapuskan oleh Jokowi bersama ini? itu kan salah satunya programnya mereka," sebut emak-emak dalam video itu.
• Diciduk Polisi karena Isap Sabu, Sandy Tumiwa: Saya Lagi Galau
Moeldoko, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, turut angkat bicara atas isu penghapusan pelajaran agama di sekolah oleh pemerintahan Joko Widodo.
Penyebaran isu tersebut dilakukan emak-emak berpakaian logo partai politik tertentu di Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Moeldoko, itu merupakan kampanye yang menyesatkan.
"Saya pikir ini cara-cara yang tidak baik, cara-cara campaign yang menyesatkan. Bukan saja black campaign, tapi menyesatkan," tegas Moeldoko di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
• 34 Kapal yang Terbakar di Muara Baru Tidak Diasuransikan, Kerugian untuk Sementara Rp 23,4 Miliar
Meski begitu, Moeldoko mengklaim elektabilitas Jokowi-Maruf Amin tidak terganggu meski diserang kampanye hitam.
"Sebenarnya perlu ada dilaporkan, biar ada jera. Harus ada sanksi yang keras menurut saya, karena ini mencederai demokrasi," uapnya.
Moeldoko menilai, masyarakat perlu mengetahui bahwa tidak mungkin Jokowi menghapus mata pelajaran agama dari sekolah.
• Susi Pudjiastuti: Tirulah Saya! Sekolah Tidak Tinggi tapi Banyak Membaca
Sebab, Jokowi menggandeng ulama yang juga Ketua Umum nonaktif MUI Maruf Amin sebagai calon wakil presiden.
Mantan Panglima TNI ini juga tidak ingin masyarakat disesatkan dengan informasi tidak berdasar, dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Moeldoko menambahkan, ada indikasi kampanye-kampanye menyesatkan bakal kembali dilakukan secara masif.
• Persib Kalah di Laga Pembuka Piala Presiden 2019, Umuh Muchtar Curiga Wasit Dendam
Dia menyebut ada upaya sistematis untuk merusak demokrasi Indonesia lewat penyebaran hoaks.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga menegaskan informasi dalam video emak-emak menyebut mata pelajaran agama akan dihapus adalah hoaks.
Muhadjir Effendy menjamin tidak bakal ada penghapus pelajaran agama di sekolah.
• Tangannya Dicakar Warga, Jokowi: Perih tapi Enak
"Tidak benar itu. Enggak ada penghapusan," cetusnya.
Sementara, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menuturkan, kasus penyebaran hoaks di Karawang, Jawa Barat yang dilakukan tiga emak-emak, merupakan kampanye hitam yang dilarang.
Hal tersebut ia nyatakan saat menjadi pembicara dalam acara Pemilu Damai di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).
• KPU Ogah Turuti Usulan Kubu Prabowo-Sandi Simpan Kotak Suara di Kantor Koramil
Menurutnya, hal tersebut harus ditindak tegas sesuai aturan, agar bisa memberikan efek jera dan mencegah orang lain berbuat serupa.
Namun, dirinya menyarankan agar para penegak hukum mempertimbangkan kondisi para pelaku.
"Itu kan kampanye hitam, tidak boleh seperti itu, sudah ditangani kepolisian. Dan juga harus dilihat faktor yang lain, misalnya waktu pemidanaannya itu deterrent effect, dikasih contoh seperti ini. Akan tetapi, penghukumannya memperhatikan kondisi yang bersangkutan," beber Rahmat Bagja.
"Misalnya kalau dia punya anak kecil, itu jadi perhatian hakim untuk memutus, misalnya ditahan tapi tidak terlalu lama. Tapi itu kembali kepada hakim. Kalau terbukti bersalah, hukum, agar memberikan efek jera kepada yang bersangkutan," tambah Rahmat Bagja. (Danang Triatmojo/Theresia Felisiani/Lendy Ramadhan)