Pilpres 2019

Tanggapi Hasil Survei Terbaru LSI Denny JA, Fahri Hamzah: Sesama Pemain Jangan Saling Tipu

Lembaga survei, menurut Fahri Hamzah, sebagian partisan dan condong mendukung salah satu pasangan calon.

kompas.com
Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR. 

WAKIL Ketua DPR Fahri Hamzah menilai survei LSI Denny JA yang menyebut jarak elektabilitas Jokowi-Maruf Amin dari Prabowo-Sandi mencapai 27,8 persen, tidak sepenuhnya benar.

"Ini kan surveyor ini punya konsorsium. Sudahlah, kita kan pemain, jadi jangan saling tipu, kita sudah tahu," ujar Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Fahri Hamzah mengatakan bahwa sepengetahuannya, lembaga survei memiliki konsorsium yang saling bertukar informasi dengan lembaga survei lainnya.

Survei Terbaru LSI Denny JA: Jokowi-Maruf Amin 58,7 Persen, Kata Pengamat Pertarungan Sudah Selesai

Lembaga survei, menurut Fahri Hamzah, sebagian partisan dan condong mendukung salah satu pasangan calon.

"Konsorsium itu punya kesepakatan tentang data. Ada telepon-telepon di antara mereka. Naikin angkanya sekian, tambah sekian, nanti di surveiku aku giniin, ada itu. Sudahlah, kita tahu bahwa kita saling tipu, tapi jangan bilang kita saling tipu, saling tipu ini," ungkapnya.

Fahri Hamzah mencontohkan lembaga survei yang menurutnya kurang tepat, seperti Roy Morgan, karena mengasumsikan seluruh rakyat Indonesia sudah mengambil keputusan.

Fahri Hamzah Sebut Denny JA Tim Sukses, Bukan Ilmuwan, Ini Gara-garanya

Padahal, menurutnya orang Indonesia itu sangat menyimpan rapi pilihan politiknya, sehingga, apa yang disampaikan saat disurvei belum tentu sama dengan yang dicoblos di dalam bilik suara.

"Ya sama dengan kasus Pilkada DKI, ini yang akan terjadi. Rakyat ini akan bohong sama surveyor-surveyor, dan nanti surveyor ini akan malu. Kayak kasus DKI, udah bilang Ahok enggak mungkin dikalahkan karena terlalu jauh meninggalkan Anies Baswedan," tuturnya.

Sebelmnya, LSI Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka, terkait elektabilitas capres-cawapres, satu bulan menjelang Pilpres 2019.

34 Kapal yang Terbakar di Muara Baru Tidak Diasuransikan, Kerugian untuk Sementara Rp 23,4 Miliar

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, elektabilitas kandidat nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin masih unggul dibandingkan kandidat nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin sebesar 58,7 persen, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 30,9 persen, suara tidak sah 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.

Lantaran pakai model surat suara, maka ada asumsi surat suara yang tidak sah.

Susi Pudjiastuti: Tirulah Saya! Sekolah Tidak Tinggi tapi Banyak Membaca

"Jokowi-Amin masih unggul dari Prabowo-Sandi dengan selisih tetap sekitar 20 persen, tapi masih ada sisa waktu 40 hari," kata Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Ardian Sopa juga menyebut, temuan survei ini sebenarnya sudah bisa menggambarkan hasil Pemilu Pilpres 2019 sebenarnya pada 17 April nanti.

Sebab, selisih capres 01 dan capres 02 masih terpaut jauh, sementara pemungutan suara tinggal sebulan.

Persib Kalah di Laga Pembuka Piala Presiden 2019, Umuh Muchtar Curiga Wasit Dendam

"Kalau dilihat dari tren ini, pertarungan sudah selesai. Kalau dari lihat tren, tetapi namanya politik itu bisa berubah," jelas Ardian Sopa.

Survei terbaru itu digelar pada 18-25 Februari 2019, terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling, menggunakan metode surat suara.

Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen. 

Tangannya Dicakar Warga, Jokowi: Perih tapi Enak

Fahri Hamzah juga menilai Denny JA saat ini lebih condong seperti tim sukses, dan bukan ilmuwan.

Sebab, menurut Fahri Hamzah materi riset lembaganya, yakni LSI Denny JA dalam survei Pemilu Presiden 2019, cenderung tendensius.

"Denny JA itu tim sukses, dia bukan ilmuwan. Menurut saya surveinya mulai berbahaya karena memasukkan elemem-elemen adu domba antar-warga negara," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

KPU Ogah Turuti Usulan Kubu Prabowo-Sandi Simpan Kotak Suara di Kantor Koramil

Pernyataan Fahri Hamzah tersebut merespons hasil survei LSI Denny JA yang menyebut bahwa mayoritas pemilih muslim Prabowo-Sandi menginginkan Indonesia seperti Timur Tengah.

Menurut Fahri Hamzah,  materi survei tersebut berpotensi mengadu domba masyarakat.

"Saya terus terang belakangan semakin kurang. Dulu dia kakak kelas saya. Saya kagum lah sama Denny. Sekarang agak payah surveinya, materinya tendensius. Janganlah, jangan mau adu domba," katanya.

Lima Lokasi Mobil SIM Keliling dan Delapan SIM Corner di Jakarta

Lagipula, menurut Fahri Hamzah,  siapa yang menginginkan Indonesia seperi negara di kawasan Timur Tengah?

Indonesia, menurutnya, lebih nyaman ketimbang negara di kawasan Timur Tengah yang kebanyakan porak-poranda.

"Siapa yang mau jadi Timur Tengah? Orang negara bubar. Ini kan otaknya kayak enggak masuk gitu loh. Ini negara enak di sini. Masa kita, 'wah enak nih tinggal di negara bubar', gimana sih itu orang, kan pakai akal aja dong. Denny, Denny, cari makan jangan gitu amatlah," paparnya.

SIM Hilang Tidak Bisa Diurus di SIM Keliling dan SIM Corner, tapi Harus di Tempat Ini

Sebelumnya seperti diberitakan Kompas.com, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan penelitian mengenai pergeseran sentimen agama, setelah enam bulan masa kampanye calon presiden dan wakil presiden.

Hasilnya, ada 3,5% pemilih muslim yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab).

Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa mereka memilih pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jadwal Misa Rabu Abu 6 Maret 2019 di Jakarta dan Sekitarnya

"Yang ingin Indonesia khas Pancasila, lebih banyak pendukung Jokowi- Maruf. Yang ingin Indonesia seperti Timur Tengah, adalah pemilih Prabowo-Sandiaga," ujar peneliti LSI Ardian Sopa dalam jumpa pers di Kantor LSI Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Ada pun, jumlah pemilih muslim yang menjadi responden survei LSI sebanyak 87,8%.

Saat diminta menjawab atas tiga pilihan orientasi politik yang diberikan, sebanyak 84,7% menyatakan Indonesia harus khas dengan Pancasila.

Sebut Andi Arief Cuma Korban, Fadli Zon Salahkan Pemerintah karena Gagal Berantas Narkoba

Kemudian, 3,5% menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab).

Hanya 1,1% yang memilih Indonesia harus seperti dunia Barat.

Lebih lanjut saat ditanya mengenai orientasi politik terhadap pasangan yang dipilih, responden yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab) lalu memilih pasangan Prabowo Sandiaga, sebanyak 54,1%.

Nasib Dua Cawagub DKI di Tangan 71 Anggota DPRD, Bisa Terpilih Atau Malah Sebaliknya

Sementara, yang memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf sebanyak 45,9%.

Pengumpulan data dalam survei ini dilakukan pada 18 -25 Februari 2019.

Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved