Natal dan Tahun Baru
Jelang Natal, Harga Daging dan Telur Ayam di Bekasi Naik 20 Persen
Menjelang perayaan Natal dan tahun baru harga telur ayam dan daging ayam di Bekasi mulai merangkak naik.
Penulis: Muhammad Azzam |
Laporan Wartawan Warta Kota, Muhammad Azzam
WARTA KOTA, BEKASI -- Menjelang perayaan Natal dan tahun baru harga telur ayam dan daging ayam di Bekasi mulai merangkak naik.
Seperti di Pasar Baru, Jalan Insinyur Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi, kenaikan harga telur dan ayam menjelang Natal telah terjadi sejak lima hari lalu dan angka kenaikannya itu mencapai sekitar 30 persen.
Dari data yang diterima dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian harga telur ayam dari harga normal sekitar Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 26 ribu perkilogram. Untuk daging ayam dari Rp 30 ribu menjadi Rp 32 ribu.
Akhyar (39) pedagang telur membenarkan adanya kenaikan telur ayam.
"Iya naik (harga telur ayam), kalau ke langganan dari Rp 20 ribu jadi Rp 25 ribu kalau ke orang umum ya sekitar Rp 26 ribu sampai 27 ribu. Kenaikan sudah ada lima hari ini," katanya di Pasar Baru Kota Bekasi, Senin (10/12/2018).
Ia menjelaskan kenaikan memang lumrah terjadi tiap kali menjelang Natal dan tahun baru.
"Ya biasanya kan permintaan tinggi terus pasokan juga lagi sedikit, harga dari pasar induk naik ya kita jual ikut naik harganya. Tapi kenaikan sekarang masih rendah, kemungkinan semakin dekat hari H semakin naik," katanya.
Akhyar mengatakan kenaikan harga yang terjadi cukup mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap telur. Awalnya mereka beli 10 kilogram menjadi 5 kilogram.
"Daya beli turut sangat terasa untuk pembeli yang biasa belanja kebutuhan bisnis rumah makan. Misalnya ada yang biasa beli 10 kilo sekali belanja ini dikurangin jadi 5 kilo atau 7 kilo karena harganya lagi tinggi jadi dikurangi belanjanya," jelas dia.
Sementara Muhsin (42), pedagang daging ayam mengatakan kenaikan harga daging tidak terlalu tinggi. Daya beli masyarakat juga tetao stabil.
"Masih stabil si, masih banyak yang beli. Soalnya harganya naik engga tinggi bangat. Ya sekitar Rp 2-4 ribu," paparnya.
Inayah (34) seorang pembeli mengungkapkan terpaksa mengurangi pembeli telur ayam untuk berjualan di warung tegal (warteg).
"Saya biasanya 20 kilogram, saya beli 15 kilogram saja. Kalau dibeliin segitu wngga bisa beli bahan bumbu lainnya," katanya.
Ia juga mengaku meskipun harga naik wartegnya tidak menaikan harga maupun mengurangi ukuran telor dadarnya.