Pesawat Jatuh

Kesaksian Prof Oetarjo Diran: Penemu Kotak Hitam Dapat Hadiah Arloji Breitling

BLACK box atau kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, sudah diketemukan Kamis (1/11/2018) pagi.

Penulis: AchmadSubechi | Editor: AchmadSubechi
Tribun Bali
Black box pesawat. 

Saya ingin memberikan secuplik untold information tentang investigasi pesawat SilkAir.

Investigasi lapangan kami rasakan cukup sulit karena pesawat jatuh ke dalam air Sungai Musi dengan kecepatan tinggi dan daya maksimum (full power).

Pesawat hancur berkeping-keping dengan rata-rata kepingan berdimensi sekitar 50×50 cm², kecuali beberapa bagian seperti roda pendarat, mesin, dan lainnya.

Kami juga tidak menemukan bagian tubuh manusia yang besar: yang terbesar adalah seukuran bahu, dan yang terkecil adalah ujung jari. Bagian itu sulit untuk diidentifikasi.

Team Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tiba di lokasi sekitar tiga jam setelah kejadian.

Kami menumpang pesawat kalibrasi Dirjen Perhubungan Udara. Kami tiba di lokasi menjelang Maghrib.

Namun, tidak banyak yang dapat kami dilakukan kecuali mempersiapkan tim lapangan dan peralatan-peralatan menyelam.

Kami juga mencari informasi dari penduduk desa. Penduduk di pinggir sungai Musi menyatakan bahwa pesawat meraung-raung kemudian jatuh ke dalam sungai.

Pukul 18:00 KNKT menerima telepon langsung dari tim penelitian kecelakaan pesawat udara Singapura yang dipimpin oleh Ho See Hai (chief investigator).

Mereka minta izin untuk dapat segera datang melalui udara ke Palembang dengan tujuan membantu kami. Tim singapura ini dipimpin langsung Director General of Air Communication, Ministry of Transport Singapore.

Mereka tiba sekitar pukul 01:00 dini hari dengan menggunakan dua Hercules dan satu Fokker F27 pengintai, dan dibekali perahu karet (rubber dinghy), peralatan selam, dan lainnya.

Keesokan harinya Singapura mengirimkan dua helikopter pencari. Tim Singapura hampir 90% adalah militer dari Royal Singaporean Defense Forces.

Mereka tidak menginap di hotel tetapi mendirikan tenda-tenda untuk personilnya; yang tidur di hotel adalah yang dari sipil.

Pagi hari itu saya mendapat panggilan darurat dari Panglima TNI-AL yang membawahi wilayah itu. Di lokasi, beliau langsung memarahi saya (sambil tersenyum).

Beliau bilang: “Siapa anda, berani-berani memasukkan anggota militer luar negeri ke daerah militer NKRI??” Beliau tersenyum karena ada banyak perwira TNI-AD dan AL di belakangnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved