Jurnalis Arab Saudi Hilang

Presiden Iran Tuding AS Lindungi Aksi Keji Arab Saudi Bunuh Jamal Khashoggi

"Saya tidak berpikir sebuah negara bakal berani melakukan kejahatan sekeji itu jika tanpa perlindungan Amerika Serikat (AS)."

Editor: Fred Mahatma TIS
Reuters/japantimes.co.jp
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani 

PRESIDEN Iran Hassan Rouhani mengomentari kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Kepada media pemerintah IRNA via Reuters Rabu (24/10/2018), Rouhani berkata dia tidak membayangkan sebuah pembunuhan berencana masih terjadi di era modern.

"Saya tidak berpikir sebuah negara bakal berani melakukan kejahatan sekeji itu jika tanpa perlindungan Amerika Serikat ( AS)," tutur Rouhani dikutip AFP.

Baca: Direktur CIA Datang ke Turki, Ankara Serahkan Bukti Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Baca: Donald Trump Curigai Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat dalam Pembunuhan Jamal Khashoggi

Presiden berusia 69 tahun itu melanjutkan, karena perlindungan AS, Saudi bisa melaksanakan serangan dalam konflik Yaman.

"Jika AS tak melindungi, bagaimana mungkin rakyat sipil di Yaman masih berhadapan dengan aksi serangan yang begitu brutal?" tanyanya.

Rouhani meminta pemerintah Turki untuk menggelar penyelidikan menyeluruh untuk mengusut kematian Khashoggi yang dia sebut "belum pernah terjadi sebelumnya".

Khashoggi tewas ketika mendatangi gedung konsulat Saudi untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, pada 2 Oktober lalu.

Awalnya Saudi bersikukuh Khashoggi telah keluar dari gedung. Namun, pekan lalu, mereka akhirnya mengakui bahwa dia tewas dalam pertikaian.

Melalui Skype

Sejumlah media Turki dan dunia memberitakan Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, dengan jenazahnya dimutilasi dan dilenyapkan menggunakan cairan asam.

Tim 15 orang itu dikabarkan bergerak atas perintah penasihat MBS bidang komunikasi, Saud al-Qahtani.

Bahkan, Qahtani memerintahkan pembunuhan melalui Skype.

Pada Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Khashoggi merupakan korban dari pembunuhan berencana yang kejam.

Erdogan menjelaskan, sebelum Khashoggi dibunuh, tiga warga negara Saudi tiba di Istanbul sehari sebelumnya dan bergerak untuk memetakan lokasi.

Erdogan meminta agar 18 orang yang diklaim telah ditangkap otoritas Saudi untuk dibawa ke Istanbul dan diadili di sana.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved