Anies Baswedan Pernah Ngaku Tak Takut Opini di Medsos, Tapi 2 Kasus Ini Tunjukkan Anies Takut
Anies Baswedan pernah mengaku tak takut dengan opini yang ditulis dan ramai di Medsos.
Pada akhirnya rakyat di jakarta akan menilai apa yang kita kerjakan dari apa yang mereka rasakan. Bukan dari keramaian. Ini yang kami fokuskan, apalagi sosial media ini sangat aktif. Makanya saya lebih takut apa yang ditulis sejarawan besok.
Saya punya contoh. Pak Jaya lihat koran-koran sebelum menjelang konferensi Asia Afrika? Koran-koran di indonesia menjelang konferensi Asia Afrika, saat itu yang paling banyak dikriik itu soekarno. Karen dibilang menghambur-hamburkan uang karena mengadakan konferensi untuk orang se Asia Afrika
Ali sastroamitdjojo habis di koran-koran itu. Bapak lihat saja di koran-koran itu isinya kritik semua. Dan yang mengkriktik itu orang-orang yang mengerti, bukan yang tak mengerti. Yang sama-sama bikin republik ini. Umur republik baru 10 tahun kok. Orang-orang matang mereka itu, mengkritik dengan kata-kata yang sangat keras. Apa kata mereka itu.
Padahal berikutinya konferensi itu dikenang sebagai salah satu konferensi yang memerdekakan Afrika dan Asia di dunia. Jadi membuat sejarah itu adalah membuat perjuangan, bukan sekedar entertaining opinion.

Bagian yang di bold dalam transkrip perkataan Anies Baswedan itu merupakan bagian dimana Anies Baswedan menyebut tak takut dengan opini di media sosial (Medsos).
Tak Konsisten
Berikutnya marilah kita melihat apakah memang Anies Baswedan tidak takut dengan opini di Medsos. Tapi dari beberapa fakta, Anies Baswedan nampaknya tak konsisten dengan perkataannya.
Mari kita lihat kasus terbaru, dimana warganet di Medsos ramai mengejek Anies Baswedan usai ditemukannya lajur sepeda di trotoar yang jalurnya terhalang lampu penerangan jalan, beberapa waktu lalu.
Namun apa yang terjadi hari ini? Ya, lampu penerangan jalan itu dicopot oleh petugas Suku Dinas Perindustrian dan Energi (Sudin PE) Jakarta Pusat, Rabu (1/8/2018).
Pantauan Warta Kota, lampu-lampu tersebut berdiri di atas jalur pesepeda tepat di sebelah kanan trotoar. Petugas mulai membongkar lampu dari sisi bawah tiang. Dikerahkan pula satu unit mobil crane.
"Kami menerjunkan sebanyak 30 orang petugas untuk membongkar 14 lampu. Dimulai sejak pukul 10.00 pagi tadi," kata Ronald, seorang petugas dari Dinas PE Jakpus, Rabu (1/8/2018).
Ia menambahkan lampu-lampu tersebut akan digeser ke belakang sisi trotoar agar dianggap tak menutupi jalur pesepeda.
Berikutnya mari kita melihat kasus ke-2 dimana Pemprov DKI era Anies Baswedan ternyata memiliki rasa takut dengan Medsos, berbeda dengan apa yang diucapkan Anies Baswedan di acara Jaya Suprana Show.
Kasus itu adalah pohon plastik yang sempat ramai di media sosial (Medsos) pada akhir Mei 2018 lalu.
Setelah ramai di Medsos dan meluncur kritikan-kritikan tajam, pohon-pohon plastik itu kemudian dicopot dari tempatnya.