Gerhana Bulan

Gerhana Bulan Jadi Tipuan Jitu Christopher Colombus demi Perut yang Kelaparan

Saat itu, muncul super blood moon. Penduduk asli menjadi ketakutan. Mereka melolong dan meratap.

Getty Images
Ilustrasi Christopher Columbus. 

PENJELAJAH asal Genoa, Italia, Christopher Columbus atau Kristoforus Kolumbus (1451-1506), termasuk petualang hebat dan cerdik.

Christopher yang juga pedagang ini menyeberangi Samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492.

Perjalanan tersebut didanai oleh Ratu Isabella dari Kastilia Spanyol setelah ratu menaklukkan Andalusia.

Christopher percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil dan menganggap kapalnya dapat berlayar sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.

Namun, dia bukan orang pertama yang menjejakkan kaki di daratan Amerika.

Baca: Gerhana Bulan Super Blood Moon 28 Juli: Catat Ini Pengaruh Buat Zodiak Manusia

Petualang lautan itu juga bukan orang Eropa pertama, melainkan orang-orang Viking dari Eropa Utara sudah menginvasi Amerika Utara pada abad ke-11.

Meski begitu, Christopher Columbus pernah berdiam di Jamaika, Amerika Utara, pada awal abad ke-16.

Pada tahun 1503, kapal-kapal Christopher mendarat di Jamaika, karena terjadi epidemi cacing dan kehabisan bekal di kapalnya.

Lantas, dia dan anak buah kapal melabuhkan dua kapalnya di Jamaika.

Sekaligus, mereka membutuhkan makanan dan bekal untuk pelayaran berikutnya.

Pelayaran ke Jamaika itu merupakan pejelajahan keempat dan terakhirnya sebelum kembali ke Spanyol.

Peristiwa pendaratan di Jamaika terjadi pada 25 Juni 1503. 

Mereka disambut oleh warga lokal dan memberinya makan.

Baca: Catat dan Ingat, Gerhana Bulan Berdarah pada 27 Juli 2018 Nanti

Namun, setelah tinggal berbulan-bulan di Jamaika, warga lokal memberontak, merampok, dan membunuh anak buah Christopher Columbus.

Mereka lelah dan bosan memberi makan Chrisopher dan para krunya secara terus menerus.

Saat posisinya terdesak, Columbus memanfaatkan catatan almanak atau penaggalan yang selama dibawanya saat menjelajah.

Dalam kalender tersebut menyebutkan bahwa gerhana bulan total bakal muncul pada 29 Februari 1504.

Dia pun berencana memanfaatkan momen gerhana bulan total itu untuk mengelabui warga lokal.

Lalu, dia mendatangi dan menemui kepala suku setempat.

Lantas mengatakan kepada kepala suku itu bahwa dewa-dewa arah karena warga tidak lagi memberinya makan.

Baca: Meluapnya Air Rob karena Gerhana Bulan Dinilai Fenomena Biasa

Baca: Musim Kemarau Bakal Ancam Warga Pulang Mudik, Fenomena Alamnya Sudah Terjadi di Dieng

Columbus mengatakan, Tuhan akan menunjukkan ketidaksenangannya dan kemurkaan pada tiga hari kemudian, ketika bulan purnama muncul.

Apa yang diucapkan Columbus terbukti, Tuhan murka dan marah. Langit pun gelap, tak ada bulan. Dan, bulan pun memerah. Murka.

Saat itu, muncul super blood moon. Penduduk asli menjadi ketakutan. Mereka melolong dan meratap.

Mereka juga berlarian ke segala arah, termasuk ke kapal-kapal Columbus.

Tepat sebelum fase total gerhana bulan hampir berakhir, Columbus mengatakan, Tuhan telah mengampuni penduduk asli. Dia akan membawa bulan kembali untuk warga Jamaika.

Setelah itu, Columbus dan para kru mendapatkan kembali pasokan makanan sampai bala bantuan tiba pada November 1504. Setelah itu, Columbus dan anak buahnya berlayar kembali ke Spanyol. (Space.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved