Musim Kemarau
Musim Kemarau Bakal Ancam Warga Pulang Mudik, Fenomena Alamnya Sudah Terjadi di Dieng
Butiran embun pagi yang menyelimuti tanaman dan rerumputan kemudian berubah mengkristal hingga tampak memutih bak salju di negeri empat musim.
WARTA KOTA, BOGOR - Meski baru memasuki musim kemarau, embun beku atau bun upas sudah mulai turun di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Padahal fenomena bun upas biasanya terjadi pada puncak musim kemarau.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman, mengatakan embun beku itu dilaporkan turun pada Senin (11/6/2018) pagi, antara pukul 05.00-06.00 WIB.
Fenomena embun beku ditandai penurunan suhu di bawah 5 derajat Celcius.
Saat itu, suhu di Dieng sangat dingin.
Butiran embun pagi yang menyelimuti tanaman dan rerumputan kemudian berubah mengkristal hingga tampak memutih bak salju di negeri empat musim.
Namun, embun es yang turun saat itu masih tipis dan berlangsung sebentar.
Bun upas pun segera lenyap saat sinar matahari mulai terik.
Karena tipis dan tak berlangsung lama, embun beku ini tak sampai menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Tanaman hanya akan rusak atau mati jika terlapisi embun es tebal dalam durasi lama.
Sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, fenomena embun upas yang indah dipandang itu justru jadi musuh utama petani di musim kemarau.
Tak ayal, bun upas punya istilah lain sebagai embun beracun karena bisa merusak tanaman.
Para petani di Dieng kerap dilanda rugi jika bun upas turun dan menghancurkan tanaman mereka.
Menurut Arif, bun upas biasanya terjadi pada akhir puncak kemarau, antara Juli-Agustus.
"Masih tipis embun esnya kalau ini. Kejadian sekitar jam 5 pagi sampai jam 6," jelas dia kepada Tribunjateng.com.