IDI Pecat Dokter Terawan
Metode DSA Sudah Dikembangkan di RS Luar Negeri, Dokter Terawan: Pasiennya Puluhan Ribu
MURI pun memberikan penghargaan secara khusus kepada Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto Sp.Rad pada 17 Juni 2017.
Penulis: Suprapto | Editor: Suprapto
Ia lulus dokter pada 1990 dan ditugaskan di Bali. Kemudian, pindah tugas di Lombok, dan terakhir Jakarta. Selanjutnya, ia mengambil studi spesialis radiologi di Surabaya.
Penjelasan Rektor Universitas Hasanuddin Makassar
Terkait gelar doktor yang kini dipersoalkan sejumlah pihak, Rektor Unhas Makassar Prof Dr Dwie Aries Tina Pulubuhu MA memberikan penjelasan secara khusus.
Seperti diberitakan portal ceknricek.com, gelar doktor yang diberiken kepada Terawan sudah dilakukan secara benara.
"Saya karena bukan ahli kedokteran dan kapasitas sebagai rektor dan dokter terawan salah satu alumni, saya tidak dalam posisi pembelaan," ujar Dwie..
Dia melanjutkan, "Secara akademis, doktor terawan memang sudah berhak menyandang gelar itu karena sudah melakukan pengkajian secara ilmiah dan digaransi oleh promotornya."
Dia menyadari penemuan baru, apalagi di dunia medis, selalu memunculkan pro dan kontra.
Penemuan atau inovasi baru pasti akan mengubah paradigma lama dan melahirkan interpretasi yang berbeda-beda.
"Inovasi melahirkan gejolak krena bongkar paradigma lama, melahirkan inteprestasi beda-beda. Itu biasa. Kalau tidak ada gejolak, tidak ada perubahan, maka akan stagnan untuk inovasi. Apalabi untuk pengobatan masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, "Kalau ada bantah, maka dibantah dalam forum akademis juga. Dalam seminar atau publikasi internasional. Yang saya prihatinkan jangan sampai yang jadi korban masyarakat dalam konflik ini."
Lebih lengkap, simak video berikut ini.
Prof Dr Dwie Aries Tina Pulubuhu MA