Setahun Lebih, JPO Pasar Minggu yang Ambruk Hingga Kini Masih Mangkrak
Peristiwa ambruknya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Minggu pada Sabtu, 24 September 2016, menghebohkan warga Ibu Kota.
WARTA KOTA, TANAH ABANG - Peristiwa ambruknya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Minggu pada Sabtu, 24 September 2016, menghebohkan warga Ibu Kota.
Tak terkecuali termasuk pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno kala ditetapkan sebagai calon kandidat dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang merupakan rival keduanya kala itu pun didera beragam kritik pedas terkait pengawasan.
Namun setahun berselang, tampuk kepemimpinan yang kini telah berganti rupanya belum merubah keadaan.
JPO yang terbentang di atas underpass Pasar Minggu, tepatnya menghubungkan Stasiun Pasar Minggu dengan komplek PD Pasar Minggu itu masih dalam kondisi serupa seperti saat ditutup pihak Kepolisian setahun yang lalu.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pernyataan keduanya yang berharap agar JPO segera dirampungkan, bersamaan dengan pengawasan fasilitas umum lainnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Udah lupa kali bang, makanya nggak dibangun-bangun. Liat aja sekarang, jalanan crowded (ramai)," ungkap Dodi, juru parkir Stasiun Pasar Minggu ditemui Selasa (6/3/2018) sore.
Selain menunjuk barisan ojek pangkalan dan online yang berbaris di sepanjang muka Stasiun Pasar Minggu, rombongan pejalan kaki yang keluar dari gerbang stasiun menambah kemacetan di Simpang Robinson.
Walaupun diketahui terdapat sejumlah anggota Kepolisian maupun Dinas Perhubungan yang mengatur arus lalulintas.
"Orang yang nyeberang pasti bikin macet juga bang, ya walaupun sebenarnya yang bikin parah itu angkot sana ojek. Tapi kalo feeling (perasaan) saya sih, kalo emang jembatannya dibangun, nggak ada yang naik juga, soalnya pertama ngeri jatoh, kedua juga emang udah biasa lewat bawah (jalan)," ungkapnya.
Keterangan Dodi benar adanya, Yatno, pedagang Blok D Pasar Minggu mengaku lebih memilih menyeberang jalan ketimbang harus naik JPO.
Alasannya, karena selain membawa barang dagangan, menyeberang jalan langsung katanya lebih nyaman.
"Yah kalo saya mah mendingan langsung, kalo naik jembatan naik-turun. Ribet," jelasnya.
Sejenak mengamati lokasi sekitar JPO, suasana pada Selasa (6/3/2018) sore memang sangat semrawut.
Pangkalan ojek pangkalan dan online yang memanjang mulai dari depan Stasiun Pasar Minggu hingga Simpang Robinson berbaur dengan pengendara bermotor dari arah Jalan Raya Pasar Minggu.
Kemacetan semakin parah ketika Commuter Line melintas, pintu perlintasan kereta api yang ditutup memicu antrean kendaraan yang menuju Pejaten Timur mengular hingga ujung underpass Pasar Minggu.
Rapatnya barisan kendaraan terlihat menutup akses pejalan kaki yang melintas.