Anggotanya Banyak yang Terluka, GMBI Bekasi Minta Polisi Usut Bentrokan Ormas
Wakil Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Bekasi Sarifudin, menyayangkan penyerangan terhadap belasan anggotanya.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTA KOTA, BEKASI - Wakil Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Bekasi Sarifudin, menyayangkan penyerangan terhadap belasan anggotanya.
Padahal, kata dia, pihaknya ingin mengingatkan ke pemerintah bahwa ada oknum-oknum aparatur yang melakukan pelanggaran, dan meminta supaya segera diproses secara hukum.
“Kami tidak mau perang, kalau mau perang bukan di sini,” kata Sarifudin, Kamis (24/1/2018).
Baca: Tiga Ormas Bentrok di Depan Plaza Pemkot Bekasi, Satu Orang Kepalanya Bocor
Pernyataan Sarifudin menyusul insiden bentrokan ormas GMBI dengan empat ormas lainnya, yakni Pemuda Pancasila (PP), Gabungan Insiatif Barisan Anak Siliwangi (Gibas), Forum Warga Bekasi (FWB), dan Forum Betawi Rempug (FBR). Akibat bentrokan itu, sebanyak 18 anggota GMBI mengalami luka kepala dan kaki, hingga beberapa orang dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.
Sedangkan dari ormas PP ada dua orang yang mengalami luka serupa, sehingga ikut dievakuasi ke RSUD Kota Bekasi.
“Kami minta polisi mengusut kasus penyerangan ini karena banyak anggota kita yang terluka,” ujarnya.
Baca: Fadli Zon: Catat Omongan Saya, 2019 Saya Ramalkan Prabowo Jadi Presiden
Sarifudin mengaku telah mengantongi izin keramaian atau demonstrasi dari pihak kepolisian di pemerintah daerah.
Materi yang disampaikan adalah dugaan korupsi terhadap penarikan retribusi parkir oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi.
“Korupsi harus dibumihanguskan di Kota Bekasi, uang korupsi untuk foya-foya. Orang yang mengumpulkan massa untuk menghadang GMBI, namanya bodoh,” ucapnya.
Di sisi lain, FBR menilai keterlibatan massa ormas lain saat unjuk rasa GMBI di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Kamis (25/1/2018) kemarin, tindakan tak masuk akal.
Baca: Anies Baswedan Calon Terkuat Pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019
“Kami sudah nyatakan kalau mau demo jangan libatkan masyarakat dari luar daerah. Ini masalah Bekasi, kenapa harus ngundang orang lain?" cetus Sekjen FBR Bekasi Kota Ruhiyat Dipraja.
Pria yang akrab disapa Ate mengaku, kehadiran FBR bersama ormas lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi karena ingin menjaga aksi yang dilakukan masa GMBI. Karena, mereka datang membawa massa dari luar Bekasi.