Kampung Hidroponik Pengadegan Bakal Mendunia
Puluhan tanaman dengan teknik penanaman hidroponik bisa dijumlah di setiap titik perkampungan.
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Murtopo
Mursid menambahkan, setelah Program Kampung Hidroponik berhasil, maka Kelurahan Pengadegan akan beralih ke Kampung Warna Warni.
"Namun Kampung Warna Warni yang ada di Pengadegan, bukan Kampung Warna Warni seperti biasanya. Kampung Warna Warni ini sifatnya edukatif, ada gambar binatang, bunga, jadi buat ajang pembelajaran juga," pungkasnya.
Kunjungan dari Swiss
Mursyid mengungkapkan, sebagian dana pembuatan hidroponik diperoleh dari program Corporate Social Responbility (CSR) PT Wika dan Palang Merah Indonesia.
“Tanggal 30 Januari nanti rencananya kampung ini akan dikunjungi oleh PMI Internasional dari Swiss untuk meninjau program hidroponik yang warga Pengadegan lakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Kota Jakarta Selatan, Wahyuni memastikan pihaknya akan mendukung program kampung hidroponik yang saat ini sedang dijalankan warga Pengadegan.
“Kami nanti akan suport dari sisi teknis berupa penyuluhan maupun bibit tanaman dan ikan jika warga mengajukan. Kami tentu sangat apresiasi langkah warga ini karena sejalan dengan program gerakan inovasi perkotaan yang sedang digagas pemprov DKI Jakarta,” imbuhnya.
Ia menambahkan, urban farming yang dilakukan warga akan mampu menciptakan ketahanan pangan selain menambah ruang hijau yang kini sedang digencarkan.
“Kami juga punya program gang hijau di Jaksel. Saat ini sudah ada sekitar 45 gang hijau sebagai upaya menambah ruang hijau dan meningkatkan kualitas udara di Jakarta Selatan,” imbuhnya.
Wakil Walikota Jakarta Selatan, Arifin bilang, program kampung hidroponik di Pengadegan merupakan bagian dari mitigasi program masyarakat tangguh banjir dukungan dari PMI Pusat, Zurich Insurance yang dilaksanakan dengan penuh kekompakan oleh warga setempat.
“Ini adalah hasil dari semangat masyarakat yang antusias dengan pertanian dengan memaksimalkan ruang terbatas di permukiman. Karena banyaknya masyarakat yang terlibat dalam gerakan ini, maka tercetuslah sebutan kampung hidroponik. Sedangkan alasan memakai sistem hidroponik dikarenakan lahan yang yang tersedia sangat minim,” ungkapnya. (fha)