Pabrik Petasan Terbakar
Korban Tewas Akibat Kebakaran Pabrik Kembang Api di Kosambi Bertambah
Atin Puspita (32) menambah daftar korban jiwa tragedi maut kebakaran pabrik kembang di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017).
Sedangkan Widodo juga berprofeai sebagai buruh pabrik di tempat yang berbeda.
"Anaknya ada dua yang pertana 20 tahun, yang kedua umur 9 tahun. Upahnya maksimal Rp 50.000 sehari," ungkap Ambeng saat mengambil jenazah anaknya di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (29/10/2017).
Tak ada firasat apapun yang muncul dari dalam dirinya sebelum anaknya meregang nyawa.
Pagi hari saat kejadian, seperti biasa Aminah diantar oleh Widodo menuju pabrik kembang api dari kediamannya di Gang Gledek, RT 06/03, Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang yang berjarak kurang lebih 100 meter saja.
"Gak ada omongan apa-apa karena rumah saya berbeda. Anak saya tinggal sama suaminya," tuturnya.
Keluar masuk karena tak tahan
Suyatim, Ketua RW 03, membenarkan terkait upah yang diterima oleh para karyawan.
Berdasarkan keterangan dari warga yang selamat dari peristiwa itu, pihak perusahaan membayar karyawannya sebesar Rp 50.000 per hari.
Baca: Satu Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Petasan Bisa Dikenali Langsung Lewat Behel
"Satu meja ada 5 orang, mereka harus bisa ngebungkus kembang api 1000 pack satu hari. Kalau tercapai, upahnya Rp 50.000 per orang. Berarti 1 orang 200 pack. Kalau gak mencapai target ada yang hanya dapat upah Rp 30.000 atau Rp 40.000," kata Suyatim.
Ia pun menduga bahwa banyak karyawan yang tidak betah bekerja di pabrik kembang api lantaran banyaknya karyawan yang sering keluar masuk kerja, padahal mereka baru bekerja selama 1 minggu.
"Ada anak-anaknya yang kerja disitu, ada yang 14 tahun,15 tahun, 17 tahun. Karyawannya sering keluar masuk setiap minggu. Pada sering keluar soalnya gak sebanding upahnya. Kan harus kejar target harian," ungkapnya.
Lebih jauh lagi, jenazah Aminah akan dimakamkan malam ini di TPU yang berada di dekat kediamannya.