Koran Warta Kota
Guru-guru Larang Masuk ke Kelas, Sandi Geleng-geleng Kepala
Hari kedua Anies-Sandi menjabat sebagai oang nomor satu dan dua di DKI Jakarta diisi dengan mengunjungi SDN 07 Cawang, Jakarta Timur, Rabu pagi.
WARTA KOTA, CAWANG - Hari kedua Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjabat sebagai oang nomor satu dan dua di DKI Jakarta diisi dengan mengunjungi SDN 07 Cawang, Jakarta Timur, Rabu (18/10/2017) pagi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan memilih mengunjungi sekolah untuk menunjukkan kepada warga DKI bahwa dia dan Sandi serius memperbaiki mutu pendidikan.
Saat tiba di sana Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Sandiaga Uno, langsung diserbu para siswa yang sekadar ingin cium tangan maupun minta tanda-tangan.
Begitu pula, saat Gubernur Anies Baswedan tiba, langsung dikerubuti puluhan siswa SD berseragam olahraga.
Baca: Ini Agenda Jakarta Hari Ini, Pameran Gaya Hidup Halal hingga Festival Mi dan Cokelat
Sandi yang datang lebih awal ketimbang Anies dilarang masuk ke ruang kelas yang rusak oleh sejumlah guru.
Mereka hanya khawatir Sandi tertimpa plafon dan kayu-kayu atap ruangan yang sudah lapuk.
Sambil menunggu kedatangan Anies, Sandi bisa berbincang-bincang lebih leluasa dengan guru dan mendengar cerita kerusakan bangunan sekolah tersebut.
Ia bahkan sempat melihat-lihat beberapa ruangan dan bagian bagunan yang sudah rusak, seperti tembok di salah satu ruangan yang sudah jadi sarang semut, sementara siswa masih belajar di sana.
Ketika hendak masuk ke dua ruangan yang atapnya sudah reyot, para guru tak membolehkannya.
Sandi memilih menuruti mereka sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Masalah yang sangat penting di SD ini adalah infrastrukturnya. Tadi atapnya ada yang sudah mau roboh dan bocor tiap kali hujan. Bahkan tadi ada dua ruangan yang tak boleh saya masuki, karena ada kemungkinan runtuh atapnya," kata Sandi kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com, kemarin.
Pencurian
Belum lagi, kata dia, aksi pencurian juga kerap terjadi di sekolah tersebut.
Penyebabnya adalah pagar yang terlalu rendah dan lampu penerangan banyak tak menyala lantaran pernah terjadi korsleting di salah satu ruang kelas dan belum diperbaiki sampai sekarang.
"Jadi kalau malam banyak lampu tak menyala. Akhirnya sering ada barang-barang yang hilang," ujar Sandi.
Diduga maling menyelinap di malam hari dan mengambil barang berharga.
Sandi mengaku akan mendesak Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk lekas merehabilitasi total bangunan sekolah tersebut.
Para guru bercerita, sekolah itu sudah masuk dalam daftar sekolah yang akan direhabilitasi total, tapi belum terealisasi sampai Oktober 2017.
Bangunan itu terakhir direnovasi tahun 2009 tapi tak maksimal. Kini beberapa bagian dinding sudah mulai hancur dan kusen-kusen jendela juga tampak rusak dimakan rayap.
Gubernur DKI, Anies Baswedan, mengatakan, sekolah itu sudah masuk daftar mesti direhabilitasi total. Kemungkinan tahun depan sekolah itu akan direhabilitasi total.
"Katanya seharusnya sudah (direnovasi). Kita akan cek nanti," kata Anies.
Apalagi dengan kondisi atap yang mau roboh, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mesti segera merehabilitasi total sekolah ini.
Anies mengatakan bahwa memperbaiki pendidikan di Jakarta memang butuh waktu tak sebentar. Apalagi terkait perbaikan sarana dan prasarana tiap-tiap sekolah. (ote)
Berita selengkapnya baca koran Warta Kota edisi Kamis, 19 Oktober 2017