Sebelum Bunuh Diri, Guru Honorer yang Gagal Tes CPNS Sempat Bilang Tidak Kuat Lagi Hidup
Aksi bunuh diri ini bermula saat korban mengunjungi proyek pembangunan Apartemen Parkland di Serpong, Tangsel, sejak pagi hari.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alija Berlian Fani
WARTA KOTA, SERPONG - Kapolsek Serpong Kompol Deddy Kurniawan mengungkapkan, sebelum bunuh diri, Dimas Kirana Mulya (31) pernah bilang tidak kuat lagi untuk hidup.
"Korban pernah bilang kepada orangtuanya, 'Suatu saat saya ingin bunuh diri karena tidak kuat lagi dengan kehidupan ini'," kata Deddy kepada wartakotalive.com, Jumat (13/10/2017).
Dimas Kirana Mulya sempat bekerja sebagai guru honorer di SDN 2 Muncul, dengan gaji kurang lebih Rp 1 juta per bulan.
Baca: Soal Ucapan Panglima TNI, Sekjen PDIP: Pemimpin Itu Menyatukan, Jangan Timbulkan Hal Kontroversial
Demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik, akhirnya korban mencoba tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Namun, setelah mencoba beberapa kali, ia tidak berhasil.
"Korban juga sudah beberapa kali mencoba mendaftar sebagai CPNS namun gagal. Diduga korban mengalami depresi akibat tidak lulus akibat tes CPNS," ungkap Deddy.
Setelah mengalami kegagalan berkali-kali, korban terpuruk dan mengalami gangguan kejiwaan, sehingga sempat di rawat di Puskesmas Setu, Tangerang Selatan.
Baca: Video yang Viral di Medsos Ternyata Sinabung Saat Meletus, Bukan Gunung Agung
"Korban melakukan rawat Jalan dan diberikan pengobatan terkait gangguan jiwanya. Dibuktikan dengan adanya obat dan resep dari dokter," ungkap Kapolsek.
Aksi bunuh diri ini bermula saat korban mengunjungi proyek pembangunan Apartemen Parkland di Serpong, Tangsel, sejak pagi hari.
"Terlihat dari CCTV Korban pada pukul 06.45 WIB, menggunakan sepeda motor Jialing warna biru B 6286 NMO, di parkir di depan gerbang," jelas Kapolsek.
Baca: Ketua PBNU: Pulang dari Arab Enggak Dapat Ilmu tapi Jenggot Dipanjangin, Pakai Gamis, Jidat Hitam
Kemudian korban yang melihat kondisi sekitar tak dijaga, langsung masuk ke dalam area pembangunan Apartemen Parkland, dan naik menuju ke atas gedung.
"Kondisi pintu gerbang tidak terkunci dan tidak ada satpam yang menjaga saat itu," tambah Kapolsek.
Selanjutnya sekira pukul 07.20 WIB, saat sedang terjadi serah terima di depan kantor pemasaran Apartemen Parkland, terdengar teriakan seorang pengguna jalan, 'Ada orang yang terjatuh dari Gedung Apartemen Parkland'.
Baca: Wiranto: Saat Saya Jadi Panglima, Tidak Pernah Beli Senjata Dipolemikkan Seperti Ini
"Lalu saksi mengecek dan ternyata benar ada sesosok mayat yang diduga jatuh dari lantai atas Apartemen Parkland," paparnya.
Tubuh korban mengalami patah tulang di beberapa bagian, antara lain tangan kanan dan kiri, kaki, leher. Tubuh korban masuk ke dalam lubang pot pohon buatan dari batu bata.
"Luka terbuka bagian paha kanan dan bagian ketiak kiri. Korban mengenakan kaus merah tulisan DIESEL dan celana kolor pendek warna abu-abu," tutur Kapolsek.
Jasad korban saat ini tengah berada di RSUD Tangerang. Tim satuan dari Polsek Serpong juga menemukan barang bukti berupa handphone BlackBerry milik korban. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/20171013-diduga-depresi-cpns-bunuh-diri-di-apartemen-parkland_20171013_123727.jpg)