Di Survei Indikator, Rizieq Shihab Kalahkan Yusril Ihza Mahendra dan Tito Karnavian

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi pemilu presiden jika dilakukan sekarang.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Imam Besar FPI Rizieq Shihab tiba untuk menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Rizieq Shihab diperiksa terkait kasus dugaan makar untuk tersangka Sri Bintang Pamungkas dan Rachmawati Soekarnoputri. 

WARTA KOTA, CIKINI - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi pemilu presiden jika dilakukan sekarang.

Hasilnya, Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjadi kandidat terkuat dengan nilai 47,3 persen dan 19 persen. Suara keduanya meninggalkan jauh kandidat lainnya yang disebutkan para responden.

Menariknya, ada nama imam besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab, yang turut dipilih responden sebagai calon presiden Indonesia 2019-2024.

Baca: Ketua PBNU: Pulang dari Arab Enggak Dapat Ilmu tapi Jenggot Dipanjangin, Pakai Gamis, Jidat Hitam

Ia memperoleh suara 0,5 persen, mengalahkan beberapa nama tenar di dunia politik seperti Khofifah Indar Parawansa (0,4 persen), Wiranto, Yusril Ihza Mahendra, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan 0,2 persen, hingga Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Sohibul Iman, serta Said Aqil Siradj yang hanya memperoleh 0,1 suara.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin MT mengatakan, survei itu dilakukan dengan memberikan daftar nama kepada responden.

"Kami menyodorkan beberapa nama yang representatif untuk dipilih responden. Karena dengan memberikan daftar nama, tinggal 13,4 persen responden yang tidak mau menjawab. Jika ditanyai tanpa diberikan daftar nama, ada 47,4 persen responden yang tidak menjawab," jelas Burhanuddin di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2017).

Baca: Wiranto: Saat Saya Jadi Panglima, Tidak Pernah Beli Senjata Dipolemikkan Seperti Ini

Burhanuddin mengatakan, semakin dekat Pilpres, akan semakin banyak responden yang memberitahukan pilihan politiknya.

"Karena semakin dekat Pilpres, akan semakin besar kepastian yang terlihat," ucapnya.

Keluhan Ekonomi 

Hasil survei lembaga kajian KedaiKOPI menyatakan mayoritas masyarakat puas atas tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi namun masih mengeluhkan masalah ekonomi.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dalam bentuk wawancara tatap muka terhadap 800 responden di delapan kota pada 8-27 September 2017 dengan margin of error +/-3,5 persen, diketahui 55,7 persen responden puas atas pemerintahan Jokowi.

Kedelapan kota itu ialah Medan, Padang, Palembang, Jakarta (kecuali Kepulauan Seribu), Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar.

Namun pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio, menyampaikan, mayoritas dari mereka mengeluhkan masalah ekonomi.

"Rakyat masih mengeluhkan tentang masalah ekonomi," ujar Hendri dalam siaran pers Minggu.

Saat ditanya tentang masalah utama yang dihadapi masyarakat saat ini, itu adalah masalah ekonomi, di antaranya keperluan pokok, BBM, dan listrik mahal dikeluhkan responden sebanyak 55,4 persen.

Sedangkan masalah keperluan lapangan pekerjaan 14,1 persen, korupsi 3,9 persen, narkoba 3,3 persen, berita hoax tentang SARA 2,5 persen.

"Responden yang menjawab tidak tahu ada 7,6 persen, sisa responden lain menyebutkan hal lain selain yang disebutkan di atas," katanya memaparkan.

Terkait pertanyaan tentang kondisi Indonesia saat ini, responden menjawab perekonomian yang sulit sebanyak 24 persen; demokrasi sedang diuji 21 persen; lebih baik dari pemerintahan sebelumnya 20,5 persen; normal 10,6 persen; pembangunan dan pelayanan meningkat 5,8 persen; ada korupsi 5,2 persen; ada masalah keamanan 4,8 persen; tidak tahu 6,6 persen; dan sisanya menjawab hal lainnya.

Sementara itu dari sisi elektabilitas (keterpilihan), ketika ditanya jika pemilu dilakukan pada hari saat pertanyaan diajukan, responden yang memilih Jokowi sebesar 44,9 persen; sementara yang memilih jawaban selain Jokowi mencapai 48,9 persen dan sisanya tidak menjawab.

Pada opsi jawaban selain Jokowi, responden menyebut nama Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono, dan beberapa nama lain.

Disebutkan, keterpilihan Jokowi juga berpengaruh terhadap pilihan partai politik yang mengusungnya pada tahun 2019.

Sebanayak 41,3 persen responden mengaku akan memilih partai politik pengusung Jokowi pada 2019 nanti. Kemudian 53,5 persen menjawab tidak akan memilih dan sisanya memilih tidak menjawab atau tidak memilih.

Menurut Satrio, figur calon wakil presiden akan cukup menentukan pada Pemilu 2019 kelak. Sebanyak 49,9 persen responden mengaku faktor ini mempengaruhi dalam memilih presiden, sementara 48,4 persen menjawab tidak mempengaruhi dan sisanya tidak menjawab.

Secara keseluruhan 55,7 persen responden puas terhadap pemerintahan Jokowi-JK, sementara yang tidak puas 43,3 persen dan sisanya tidak menjawab.

Kepuasan terhadap pemerintah ini terutama terkait dengan bidang pembangunan infrastruktur (32,7 persen) dan bantuan kesehatan serta pendidikan (16,3 persen).

Sementara harga kebutuhan pokok yang naik atau mahal (22,7 persen) dan janji yang belum ditepati (8,5 persen) merupakan alasan ketidakpuasan terhadap pemerintahan.

Rakyat menilai pembangunan infrastruktur (24,9 persen), pelaksanaan KIP, KIS, KKS (15 persen), memberantas korupsi dan narkoba (2,6 persen) dan blusukan (1,3 persen) adalah janji Jokowi-JK yang sudah terpenuhi.

(Rizal Bomantama)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved