Tips Kesehatan
Anemia yang Kerap Tidak Disadari
Dari penyebab anemia, terbanyak disebabkan kurangnya zat besi. Hal ini karena kurangnya konsumsi makanan kaya sumber zat besi, dan memilih bahan makan
Penulis: |
WARTA KOTA, PALMERAH -- Banyak masyarakat yang tidak menyadari dirinya kena anemia.
Pasalnya gejala anemia yang capek, pusing, seringkali dianggap akibat kegiatan yang melelahkan.
Padahal bila anemia bisa ditanggulangi, segala gejala itu bisa hilang. Dan tentu saja produktivitas menjadi lebih meningkat.
Anemia adalah suatu kondisi tidak sehat dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal lewat pemeriksaan laboratorium.
Kadar hemoglobin yang normal mencapai 12-15.5 g/dL. Bila dibawah 12 dianggap anemia.
Lalu mengapa kadar hemoglobin begitu penting? Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.
Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh seperti otot dan otak untuk melakukan fungsinya.
Kekurangan oksigen akan berakibat fungsi tersebut menjadi terganggu.
Bintang iklan dan presenter Mona Ratuliu (32) mengaku awalnya tidak mengenal anemia.
Walaupun pernah merasakan gejala anemia seperti pucat, kelopak mata pucat, letih.
Namun ia berpikir hal itu akibat kesibukannya mengurus anak, bekerja.
“Jadi ibu bekerja dan mengurus anak kan wajar kalau kelelahan, pusing, lemah. Tapi lama-lama curiga juga lalu cek darah. Ternyata benar hemoglobinnya dibawah 12 yang berarti anemia,” ujar Mona saat menjadi bintang tamu di acara Sehat Tanpa Anemia Untuk Indonesia Lebih Produktif di Pejaten Village, belum lama ini.
Menyadari Hb nya hanya 11, Mona pun memperbaiki pola makan, cara makan, dan minum suplemen zat besi agar kembali normal.
Dan ternyata setelah Hb nya telah diatas 12, ia merasakan tubuh yang lebih ‘oke’.
Kegiatan yang dijalaninya terasa lebih ringan, bahagia, dan lebih produktif.
“Kalau ibunya bahagia, keluarga juga jadi ikutan bahagia. Kalau ibunya bete karena cepat lelah, lemah, keluarga juga bisa ikutan bete,” kata ibu tiga anak ini.
Menurutnya, ada beberapa pola makan yang ternyata bisa menghambat penyerapan zat besi.
Misalnya makan daging tapi minumnya teh manis. Padahal teh manis akan menyerap zat besi.
Sebaiknya kalau makan daging jangan dibarengi dengan minum teh.
Agar zat besi yang terkandung dalam daging bisa masuk seluruhnya ke dalam tubuh.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Yustina Anie Indriastuti mengatakan, kurangnya asupan zat besi bisa disebabkan kurangnya makanan yang mengandung zat besi yang masuk ke tubuh, perdarahan akibat cacingan, trauma atau luka, malaria (pecahnya sel darah merah), infeksi kronis (penderita TBC, HIV, kanker), serta penyakit thalasemia yakni sel darah merah cepat pecah.
Dari penyebab anemia, terbanyak disebabkan kurangnya zat besi.
Hal ini karena kurangnya konsumsi makanan kaya sumber zat besi, dan memilih bahan makanan yang berasal dari nabati.
“Sumber makanan yang kaya sumber zat besi berasal dari hewani. Walaupun zat besi pada makanan nabati ada, tapi lebih sulit diserap oleh tubuh,” ujar dokter Yusnita dikesempatan yang sama.
Contoh sumber makanan hewani yang kaya zat besi diantaranya ati, daging sapi, daging kambing, unggas, dan ikan.
Sementara bahan makanan nabati yang mengandung zat besi tapi penyerapanya rendah yakni sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, daun singkong, dan kangkung.
Sayangnya, 35 persen pekerja Indonesia mengalami anemia sehingga menurunkan kinerja 20 persen atau 6,5 jam per minggu.
“Anemia dapat menyebabkan seseorang menjadi cepat lelah dan turun konsentrasinya karena kekurangan oksigen pada jaringan tubuh termasuk otak, sehingga mengurangi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari,” kata dokter Yustina.
Dibandingkan pria, wanita dianggap memiliki risiko paling tinggi terkena anemia.
Dimulai sejak masa di dalam janin akibat ibunya juga kekurangan zat besi, anak-anak dalam masa pertumbuhan, anak usia sekolah, remaja putri.
Kodrat wanita yang harus haid setiap bulan, hamil dan menyusui turut berperan kekurangan zat besi bila asupan zat besi dari luar tidak cukup.
Salah satu ‘kesalahan’ yang paling umum di Indonesia yang membuat penyerapan zat besi berkurang adalah makan dengan mengonsumsi teh, kopi bersamaan saat makan besar.
Zat yang terdapat dalam teh dan kopi menurunakan penyerapan zat besi ke tubuh.
Sebaiknya saat makan minum air putih saja. Sekitar dua jam sesudah makan barulah bisa mengonsumsi teh atau kopi. (lis)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/20161114anemia-yang-kerap-tidak-disadari_20161114_132125.jpg)